Terkini.id, Jakarta– belum lama ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada bulan Maret 2022 jumlah penduduk miskin di Indonesia turun menjadi 26,16 juta orang. Tentunya hasil tersebut dihitung berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Dilansir dari kompas.com. Margo Yuwono selaku Kepala BPS, mengatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 menurun 0,34 juta orang dibanding September 2021 dan menurun 1,38 juta orang dibanding Maret 2021.

“Bahwa kemiskinan ini dihitung berdasarkan survei yang dilakukan secara rutin oleh BPS yang kita sebut dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas yang dilakukan setiap tahun dua kali, pada periode Maret dan September setiap tahunnya,” tuturnya, Jumat 15 Juli 2022.

Ia pun mengatakan garis kemiskinan bulan Maret tahun 2022 ini tercatat sebesar Rp505.469 per kapita per bulan.

Di perkotaan persentase jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 7,50% dibanding bulan September 2021 yang menyentuh angka 7,60%.

Sedangkan, di pedesaan persentase penduduk miskin bulan Maret 2022 menyentuh angka 12,29% dibanding bulan September 2021 yang menyentuh angka 12,53%.

Pernyataan tersebut tentunya mendapat tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya Helmi Felis selaku Pegiat Sosial Media.

“Salah satu cara memanipulasi data. Ini penipuan sekaligus pembodohan,” tulisnya dalam akun Twitter pribadinya @Helmi_Felis, Jumat 15 Juli 2022.



“Bengis sekali rezim ini. 505ribu/bulan orang makan apa? Tinggal dimana? Bisa kemana? Allahyahfadz. Dulu ada wacana masuk Borobudur 750 ribu kalo begini orang kaya gajinya 600ribu/bulan gak bisa masuk,” sambungnya.

Adapun netizen yang berpendapat melalui komentar akun Twitter Helmi Felis.





“Artinya…Indonesia itu masih menjadi negara sangat miskin. Yg kaya juragan cebong, jelas kan?,” tulis akun @Kan***.

“3jt/bulan aja g bs kemana2 makan tmp tinggal seadanya. Kalo 500rb/blm kaya jajannya anak sma,” tulis akun @hil***.

 https://makassar.terkini.id/jumlah-p...us-pembodohan/