Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Menyoal Bucinnya Rahwana Kepada Shinta: Sebuah Pledoi Untuk Rahwana
Menyoal Bucinnya Rahwana Kepada Shinta: Sebuah Pledoi Untuk Rahwana

Cangkeman.net - Beberapa hari yang lalu, Cangkeman menayangkan sebuah tulisan dari salah satu kontributor yang membahas tentang Rahwana dan kesalahan orang-orang yang mengidolakannya. Kalian bisa melihat tulisan yang bersangkutan pada tulisan yang berjudul Menyoal Bucinnya Rahwana Kepada Shinta

Dari tulisan seorang yang di atribusinya adalah seorang guru mapel Bahasa Jawa, saya dapat menyimpulkan bahwa yang bersangkutan ingin menyampaikan bahwa Rahwana tidaklah pantas dijadikan idola para pencinta dan pecinta. Meski dalam urusan rasa, prabu Dasamuka tersebut tidaklah salah, tapi cara Rahwana memanifestasikan cintanya itu yang salah, yakni dengan menculik istri orang, Dewi Shinta, istri dari Raden Rama.

Tapi apakah pernyataan itu benar? Mari kita telaah satu persatu.

Pertama, kita harus mengerti dulu, mengapa Rahwana sebegitu getolnya ingin mendapatkan Shinta, padahal banyak wanita lain yang lebih semlohay yang tentu mungkin satu atau dua dari mereka mau dijadikan pendamping Rahwana. Toh Rahwana juga sudah memiliki istri, Mandodari dan konon punya istri lagi dari kalangan bidadari bernama Hema. Lalu kenapa Rahwana ngebet banget sama Shinta?

Seperti yang kita ketahui, Shinta adalah titisan Dewi Widowati, titisan Dewi Sri, dewi kesuburan yang sejak awal memang sudah menjadi incaran Rahwana. Selain karena parasnya yang membuat hati Rahwana meleleh, namun ada alasan yang lebih luas mengapa Rahwana ingin mempersunting Dewi Widowati. Karena Dewi Widowati adalah dewi kesuburan. Bayangkan saja, jika seorang raja menikahi seorang dewi kesuburan, pasti wilayah kekuasaanya akan menjadi wilayah yang sejahtera. Tongkat dan kayu bisa jadi tanaman. Apalagi para birokrat Alengka di mana Rahwana berkuasa bukanlah birokrat yang korup. Bagaimana mau korup, melenceng sedikit sudah ditrabas sama Rahwana.

Karena alasan itulah, Rahwana mengejar-ngejar Dewi Widowati. Demi bangsa dan negara, brew.

Tapi sayang, para Dewa tidak menghendaki Rahwana dengan Dewi Widowati. Alasannya, setiap titisan Dewi Sri harus berpasangan dengan setiap titisan Wisnu. Sungguh dunia yang sangat tidak adil, yang good looking selalu ditakdirkan mendapatkan yang good looking pula. Padahal namanya hidup itu mengandung banyak variabel, apalagi tentang cinta. Tidak serta merta keturunan ini dengan ini, itu dengan itu.

Karena suatu hal, akhirnya para Dewa setuju kalau Dewi Widowati menjadi pasangan Rahwana. Tapi karena Dewi Widowati meninggal terlebih dahulu, maka para Dewa menjanjikan titisan Dewi Widowati untuk menjadi istri Rahwana.

Ada banyak versi mengapa para dewa menyetujui titisan Dewi Widowati diserahkan kepada Rahwana. Beberapa dalang menyebutkan kalau Rahwana akan bunuh diri karena memiliki wajah 10 yang sepuluh-sepuluhnya adalah buruk lupa. Namun Dewa melarang karena Rahwana sebagai lambang sisi jahat harus tetap ada demi keseimbangan dunia. Maka diiming-imingilah Rahwana dengan Dewi Widowati. Ada juga versi dalang yang menyebutkan kalau Rahwana mengamuk dan mengacak-ngacak Khayangan setelah mengetahui bahwa setiap titisan Dewi Sri akan berpasangan dengan titisan Dewa Wisnu.

Apapun versinya, yang jelas penculikan Rahwana kepada Shinta bukanlah penculikan yang didasari nafsu serakah merebut istri orang. Ini tentang mengambil hak yang sudah seharusnya didapatkan. Jauh sebelum Shinta, Rahwana juga pernah memperjuangkan Dewi Citrawati yang juga titisan Dewi Widowati. Miris, saat bertemu Dewi Citrawati juga kasusnya sama, Dewi Citrawati ternyata sudah menjadi istri orang, yaitu istri dari Arjuna Sasrabahu yang juga titisan Wisnu.

Jadi wajar saja Rahwana menculik Shinta. Sejatinya ia tidak menculik Shinta, ia hanya membawa pulang apa yang memang sudah dijanjikan oleh para Dewa. Apa kalian enggak muak juga kalau dijanjiin para pengurus negeri waktu kampanye tapi selalu diberi harapan palsu berulang kali? Muak juga kan? Enggak bisa didiemin hal-hal kaya begini, kalau semesta tidak dapat menghukum yang bersalah, tangan kita lah yang bergerak membangunkan semesta. Itu...

Jadi, jika pun Rahwana tidak dapat dijadikan idola para pencinta dan pecinta. Maka tidaklah salah jika Rahwana dijadikan idola oleh para penentang status quo, para pejuang keadilan, dan para penagih janji penguasa. 

Semangat Rahwana haruslah tetap ada, agar kita tetap sadar bahwa hak kita adalah perjuangan kita. Kalau bukan kita yang bergerak atas hak kita sendiri, siapa lagi?

Tulisan ini ditulis oleh Fatio Nurul Efendi di Cangkeman pada tanggal 29 Mei 2022
indrastrid
indrastrid memberi reputasi
3
1.1K
14
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan