- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Agresor, Penjajah, Kata-kata Pedas yang Bikin Menlu Rusia Walk Out dari G20 Bali


TS
dragonroar
Agresor, Penjajah, Kata-kata Pedas yang Bikin Menlu Rusia Walk Out dari G20 Bali
Agresor, Penjajah, Kata-kata Pedas yang Bikin Menlu Rusia Walk Out dari G20 Bali
Sabtu, 09 Jul 2022 12:31 WIB
Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dikabarkan walk out dari acara pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali pada Jumat (8/7/2022). Mengutip Reuters, Rusia menilai pihak Barat hanya melontarkan 'kritik gila-gilaan', namun menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatasi masalah ekonomi global.
Dalam pertemuan tersebut, Para Menteri Luar Negeri G20 menyerukan diakhirinya perang dan blokade gandum Ukraina. Forum ini menjadi pertemuan tatap muka pertama antara Rusia dan para kritikus perang yang paling sengit.
Invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya terhadap ketahanan pangan dan energi mendominasi pertemuan para Menlu G20 Bali. Namun pertemuan itu berakhir tanpa pernyataan bersama tanpa ada kesepakatan yang dicapai.
Sorotan tertuju pada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang kedatangannya pada pertemuan Jumat (8/72022) disambut dengan teriakan 'Kapan Anda akan menghentikan perang'. Saat Lavrov disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, terdengar juga teriakan 'Mengapa Anda tidak menghentikan perang'.
Di sesi pertama kehadirannya, Lavrov menyinggung perwakilan barat telah menyimpang dari topik diskusi utama. "Agresor, penjajah, kami mendengar banyak hal hari ini," kata Lavrov kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/7/2022).
Pada sesi berikutnya Lavrov membacakan sebuah pernyataan lalu pergi, tanpa memedulikan peserta lain. menurut kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, apa yang dilakukan Lavrov adalah tindakan yang sangat tidak terhormat.
Rusia menyebut perang itu sebagai "operasi militer khusus" untuk mengatasi militer Ukraina dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya. Ukraina dan negara barat yang mendukungnya menyebut Rusia terlibat dalam perampasan tanah bergaya kekaisaran tanpa pembenaran atas invasinya.
Menurut Menlu Retno Marsudi, Lavrov dan Menlu AS Antony Blinken berbicara langsung di ruang pertemuan. Namun Retno tidak mengatakan apa yang mereka diskusikan.
https://finance.detik.com/berita-eko...-dari-g20-bali
leftist: lha barat ndiri penjajah, agresor, bla bla bla, menyayangkan uni soviet malah bubar
rightist: sukur dah negara penjajah baltik cem uni soviet bubar, beda ama barat yg bawa kemakmuran & kemajuan
Sabtu, 09 Jul 2022 12:31 WIB
Konten Sensitif

Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dikabarkan walk out dari acara pertemuan G20 di Nusa Dua, Bali pada Jumat (8/7/2022). Mengutip Reuters, Rusia menilai pihak Barat hanya melontarkan 'kritik gila-gilaan', namun menyia-nyiakan kesempatan untuk mengatasi masalah ekonomi global.
Dalam pertemuan tersebut, Para Menteri Luar Negeri G20 menyerukan diakhirinya perang dan blokade gandum Ukraina. Forum ini menjadi pertemuan tatap muka pertama antara Rusia dan para kritikus perang yang paling sengit.
Invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya terhadap ketahanan pangan dan energi mendominasi pertemuan para Menlu G20 Bali. Namun pertemuan itu berakhir tanpa pernyataan bersama tanpa ada kesepakatan yang dicapai.
Sorotan tertuju pada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang kedatangannya pada pertemuan Jumat (8/72022) disambut dengan teriakan 'Kapan Anda akan menghentikan perang'. Saat Lavrov disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, terdengar juga teriakan 'Mengapa Anda tidak menghentikan perang'.
Di sesi pertama kehadirannya, Lavrov menyinggung perwakilan barat telah menyimpang dari topik diskusi utama. "Agresor, penjajah, kami mendengar banyak hal hari ini," kata Lavrov kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/7/2022).
Pada sesi berikutnya Lavrov membacakan sebuah pernyataan lalu pergi, tanpa memedulikan peserta lain. menurut kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, apa yang dilakukan Lavrov adalah tindakan yang sangat tidak terhormat.
Rusia menyebut perang itu sebagai "operasi militer khusus" untuk mengatasi militer Ukraina dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya. Ukraina dan negara barat yang mendukungnya menyebut Rusia terlibat dalam perampasan tanah bergaya kekaisaran tanpa pembenaran atas invasinya.
Menurut Menlu Retno Marsudi, Lavrov dan Menlu AS Antony Blinken berbicara langsung di ruang pertemuan. Namun Retno tidak mengatakan apa yang mereka diskusikan.
https://finance.detik.com/berita-eko...-dari-g20-bali
leftist: lha barat ndiri penjajah, agresor, bla bla bla, menyayangkan uni soviet malah bubar
rightist: sukur dah negara penjajah baltik cem uni soviet bubar, beda ama barat yg bawa kemakmuran & kemajuan
Polling
0 suara
Tanggapan ente ?
Diubah oleh dragonroar 10-07-2022 14:05


muhamad.hanif.2 memberi reputasi
2
853
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan