- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Majalengka Kekurangan Guru Agama Kristen, Hanya Ada 2 PNS, 10 Lainnya Relawan


TS
Novena.Lizi
Majalengka Kekurangan Guru Agama Kristen, Hanya Ada 2 PNS, 10 Lainnya Relawan
Majalengka Kekurangan Guru Agama Kristen, Hanya Ada 2 PNS, 10 Lainnya Relawan
- 5 Juli 2022, 16:05 WIB

Pelajaran agama diberikan sesuai porsinya dan diajar oleh guru masing-masing sesuai kurikulum pendidikan dasar. /pexels-yan-krukov
PIKIRAN RAKYAT - Hampir semua sekolah di Kabupaten Majalengka tidak memiliki guru agama kristen berstatus PNS, empat guru Sekolah Dasar yang semula mengajar di sejumlah sekolah dua orang diantaranya telah menjalani masa pensiun.
Kini yang mengajar agama Kristen di tiap sekolah baik SD, SMP, SMU dan SMK adalah guru sukarelawan yang tidak mendapatkan honor atau imbalan apapun dan dari siapapun.
Hal tersebut mengemuka saat 30 pendeta dan pengurus gereja bertemu Bupati Majalengka untuk bersilaturahmi di Pendopo Gedung Negara Majalengka, Selasa 5 Juli 2022.
Saat ini jumlah guru agama kristen ada 12 orang, mereka mengajar di Sekolah Dasar sebanyak 6 orang yang tersebar di 6 SD, pengajar di SMP sebanyak 3 orang dan SMU/SMK sebayak 3 orang. Para guru ini sebagia mengajar siswanya di gereja ada juga yang bertempat Seapin.
Humas gereja Sabungan Simatupang dan Kepala Sekolah SD Gandasari, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Rina Suprihatin mengungkapkan, idealnya di setiap sekolah yang terdapat siswa atau murid beragama kristen tersedia guru agama untuk mengajar murid dan siswa, terlebih sekolah-sekolah yang jumlah siswanya banyak.
“Di SD Gandasari jumlah murid hampir sebesar 50 persen beragama Islam dan 50 persennya lagi beragama kristen, demikian juga di SD Zending,” ungkap Rina.
Ketika pelajaran agama murid dibagi ruangan kelas, untuk murid beragama Islam belajar agara oleh guru Agama Islam dan murid beragama Kristen belajar oleh guru agama Kristen. Setelah jam pelajaran agama selesai, semua murud kembali dalam satu ruangan kelas untuk melanjutkan materi pelajaran lainnya.
Pelajaran agama diberikan sesuai porsinya dan diajar oleh guru masing-masing sesuai kurikulum pendidikan dasar. Hanya untuk siswa disejumlah sekolah lain pelajaran agama diberikan gereja seperti halnya di Jatiwangi dan Kadipaten kecuali Majalengka di Seapin.
Menurut Rina, guru agama kristen berstatus PNS semakin habis dan tidak ada pengangkatan lagi. Sehingga sekarang guru di beberapa sekolah mengandalkan sukwan.
Menurut Sabungan, pelajaran agama kristen untuk SMP dan SMA dilakukan diluar jam pelajaran sekolah. Para siswa biasa belajar usai pulang sekolah, ada juga yang belajar di hari-hari tertentu dengan tetap mengacu pada kurikulum nasional.
“Tapi semua guru ini benar-benar relawan, tidak mendapat imbalan apapaun, mereka mengabdikan diri untuk para murid dan siswa,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan pihaknya akan berupaya mempasilitasi keluhan tersebut, agar semua murid dan siswa bisa belajar agama sesuai agama yang dianut masing-masing.***
https://www.pikiran-rakyat.com/pendi...lawan?page=all
- 5 Juli 2022, 16:05 WIB

Pelajaran agama diberikan sesuai porsinya dan diajar oleh guru masing-masing sesuai kurikulum pendidikan dasar. /pexels-yan-krukov
PIKIRAN RAKYAT - Hampir semua sekolah di Kabupaten Majalengka tidak memiliki guru agama kristen berstatus PNS, empat guru Sekolah Dasar yang semula mengajar di sejumlah sekolah dua orang diantaranya telah menjalani masa pensiun.
Kini yang mengajar agama Kristen di tiap sekolah baik SD, SMP, SMU dan SMK adalah guru sukarelawan yang tidak mendapatkan honor atau imbalan apapun dan dari siapapun.
Hal tersebut mengemuka saat 30 pendeta dan pengurus gereja bertemu Bupati Majalengka untuk bersilaturahmi di Pendopo Gedung Negara Majalengka, Selasa 5 Juli 2022.
Saat ini jumlah guru agama kristen ada 12 orang, mereka mengajar di Sekolah Dasar sebanyak 6 orang yang tersebar di 6 SD, pengajar di SMP sebanyak 3 orang dan SMU/SMK sebayak 3 orang. Para guru ini sebagia mengajar siswanya di gereja ada juga yang bertempat Seapin.
Humas gereja Sabungan Simatupang dan Kepala Sekolah SD Gandasari, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Rina Suprihatin mengungkapkan, idealnya di setiap sekolah yang terdapat siswa atau murid beragama kristen tersedia guru agama untuk mengajar murid dan siswa, terlebih sekolah-sekolah yang jumlah siswanya banyak.
“Di SD Gandasari jumlah murid hampir sebesar 50 persen beragama Islam dan 50 persennya lagi beragama kristen, demikian juga di SD Zending,” ungkap Rina.
Ketika pelajaran agama murid dibagi ruangan kelas, untuk murid beragama Islam belajar agara oleh guru Agama Islam dan murid beragama Kristen belajar oleh guru agama Kristen. Setelah jam pelajaran agama selesai, semua murud kembali dalam satu ruangan kelas untuk melanjutkan materi pelajaran lainnya.
Pelajaran agama diberikan sesuai porsinya dan diajar oleh guru masing-masing sesuai kurikulum pendidikan dasar. Hanya untuk siswa disejumlah sekolah lain pelajaran agama diberikan gereja seperti halnya di Jatiwangi dan Kadipaten kecuali Majalengka di Seapin.
Menurut Rina, guru agama kristen berstatus PNS semakin habis dan tidak ada pengangkatan lagi. Sehingga sekarang guru di beberapa sekolah mengandalkan sukwan.
Menurut Sabungan, pelajaran agama kristen untuk SMP dan SMA dilakukan diluar jam pelajaran sekolah. Para siswa biasa belajar usai pulang sekolah, ada juga yang belajar di hari-hari tertentu dengan tetap mengacu pada kurikulum nasional.
“Tapi semua guru ini benar-benar relawan, tidak mendapat imbalan apapaun, mereka mengabdikan diri untuk para murid dan siswa,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan pihaknya akan berupaya mempasilitasi keluhan tersebut, agar semua murid dan siswa bisa belajar agama sesuai agama yang dianut masing-masing.***
https://www.pikiran-rakyat.com/pendi...lawan?page=all
Diubah oleh Novena.Lizi 07-07-2022 09:02
0
620
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan