Ketika Jokowi bertemu dengan para pemimpin negara sahabat yang sedang berseteru, bagi sebagian orang ada rasa bangga ketika 2 tahun lagi kepemimpinannya usai namun meninggalkan jejak langkah yang manis.

Terlebih Bu Iriana kini mantap menggunakan jilbab, tentu memberikan pesonanya tersendiri ketika mendampingi Jokowi berkunjung ke negara yang sedang konflik.



Perjalanan dari Jerman, Polandia hingga akhirnya ke Ukraina dan Rusia lalu singgah ke Abu Dhabi Persatuan Emirat Arab (PEA), sebuah perjalanan panjang Presiden sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.

Disini Jokowi banyak sowan ke beberapa pemimpin negara terutama ketika di Jerman pada kTT G7, sosok Jokowi terlihat bersahabat kepada para pemimpin negara di dunia.



Nama Indonesia juga menjadi positif dimata dunia dengan kehadiran Jokowi, yang bisa dibilang sedang mencoba mendamaikan keadaan dunia walau kita tahu hasilnya tergantung dari ego para pemimpin itu tadi. Sulitnya mendamaikan kedua negara yang sedang berkonflik, tapi jangan sampai merusak persahabatan dari kedua sahabat yang sedang memanas dengan program yang menguntungkan untuk Indonesia.

Kerjasama dengan kedua negara itu tetap berjalan, tanpa harus mendukung salah satunya. Dan inilah yang dilakukan Jokowi berusaha menjalin keakraban kembali agar posisi Indonesia tidak seperti eropa yang sedang krisis.



Bahkan bisa saja kedepannya Indonesia berusaha mandiri dan tidak ketergantungan dengan pihak luar, karena negara dengan SDA yang kaya harusnya bisa tegak di kaki sendiri.

Sebuah prestasi yang gila, kalau kita lihat masalah perdamaian tentu hasilnya tidak ada yang berdamai. Masih ingat dengan Shimon Peres, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin Palestina Yasser Arafat yang mendapatkan nobel perdamaian. Karena adanya perjanjian Oslo di tahun1993, pada dasarnya, perjanjian itu menyerukan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan menegaskan hak Palestina atas pemerintahan sendiri. Juga, pembentukan Otoritas Pemerintahan Sendiri Sementara Palestina dengan Arafat sebagai kepala pemerintah.



Apakah kedua negara Palestina-Israel berdamai? Tidak, karena kaum ultra nasionalis dari kedua negara tidak menginginkan perdamaian. Itu ditandai dengan dibunuhnya Yitzhak Rabin oleh Yigal Amir bangsanya semdiri, yang dengan mudah membunuh Perdana Menteri Israel yang cinta perdamaian itu.

Jadi Jokowi sudah pasti tidak akan bisa mendamaikan kedua negara, tapi bisa melakukan negoisasi perdagangan dan kecukupan pangan untuk Indonesia seperti gandum atau investasi oleh Rusia di IKN.



Sungguh cerdas bapak bangsa yang satu ini, memainkan caturnya dengan bijak. Baik itu skala nasional maupun internasional. Inilah Jokowi, sang burung Merpati yang cinta perdamaian.

Melihat hal ini apakah langkah sang anak yang menjadi Walikota Solo akan mengikuti jejak sang Bapak dikemudian hari? Bisa saja terjadi, karena sang Merpati tetap berusaha mendampingi keluarga, setia dan berusaha untuk pulang walau jauh mengembara kelililing dunia, terlebih Merpati tak pernah ingkar janji.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3
Pic : google