- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menurut Saya, Penetapan Idul Adha Muhammadiyah Lebih Benar Dan Pemerintah Salah


TS
egag
Menurut Saya, Penetapan Idul Adha Muhammadiyah Lebih Benar Dan Pemerintah Salah


Menurut Saya, Penetapan Idul Adha Muhammadiyah Lebih Benar Dan Pemerintah Salah
Quote:
Menurut Saya, Penetapan Idul Adha Muhammadiyah Lebih Benar Dan Pemerintah Salah - Beberapa hari ini hastag Muhammadiyah dan juga Arab Saudi menjadi trending di Twitter Indonesia. Usut punya usut, hal itu disebabkan karena keputusan Muhammadiyah dan juga Arab Saudi dalam menentukan hari raya Qurban alias Idul Adha yang tak lama lagi akan dirayakan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia.
Ya, seperti yang diketahui Muhammadiyah dan Arab Saudi sepakat menetapkan Idul Adha pada tanggal 9 juli 2022.Sedangkan pemerintah menetapkan hari raya Qurban, pada tanggal 10 juli 2022.
Ya, perbedaan penanggalan dan penetapan hari raya Islam di Indonesia memang bukan terjadi pertama kali. Setiap tahun, para umat Muslim di Indonesia seolah harus terus di buat was was dengan ketidakpastian penetapan hari hari raya umat Islam.
Namun, tahun ini bisa dikatakan adalah pertama kali 2 organisasi Islam terbesar di Indonesia berselisih penetapan 2 hari besar Islam,yaitu penetapan awal Ramadhan dan juga penetapan hari raya Idul Adha.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/714759/original/rukyah1.jpg)
Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan standarisasi kriteria hilal oleh pemerintah Indonesia pada tahun ini yang semula hanya 2 derajat, naik menjadi 3 derajat. standar kriteria yang ditetapkan Muhammadiyah dan juga Pemerintah Arab Saudi adalah minimal 1 derajat.
Seperti yang telah saya jelaskan juga di artikel saya sebelumnya yang berjudul [#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?. Hingga detik ini, saya juga masih bingung dan belum bisa memahami sama sekali kenapa Pemerintah dan juga PBNU menetapkan standarisasi kriteria hilal harus mencapai 3 derajat. Jika cara yang dipakai adalah menggunakan metode hisab alias perhitungan derajat bulan, dan sudah pasti jika kita sudah bicara 3 derajat atau 1 derajat. metode yang dipakai pastinya adalah metode hisab. Karena, metode Rukyat tidak mengenal derajat hilal.
Yap, begitulah. Jika kita berbicara standarisasi kriteria hilal pada metode hisab. Maka menurut metode hisab, 1 derajat itu sudah dihitung sebagai bulan baru alias hilal. Tidak mesti menunggu 3 derajat dulu baru, dikatakan hilalnya sudah terlihat.
Yap, begitulah penilaian saya dalam menyikapi permasalahan ini. So, jadi perbedaan penetapan hari raya Idul Adha ini bukan juga disebabkan karena kesalahan Mentri Agama yang tidak becus ataupun latar belakangnya yang bukan berasal latar belakang agama.
So, ini murni karena perbedaan pendapat saja. Walaupun saya sendiri nggak paham, dasar apa yang dipakai oleh mereka.
Karena itulah, kesimpulan saya dalam permasalahan ini adalah Muhammadiyah dan Arab Saudi lebih benar dan memiliki dasar yang jelas dan kuat.
Ya, perbedaan penanggalan dan penetapan hari raya Islam di Indonesia memang bukan terjadi pertama kali. Setiap tahun, para umat Muslim di Indonesia seolah harus terus di buat was was dengan ketidakpastian penetapan hari hari raya umat Islam.
Namun, tahun ini bisa dikatakan adalah pertama kali 2 organisasi Islam terbesar di Indonesia berselisih penetapan 2 hari besar Islam,yaitu penetapan awal Ramadhan dan juga penetapan hari raya Idul Adha.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/714759/original/rukyah1.jpg)
Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan standarisasi kriteria hilal oleh pemerintah Indonesia pada tahun ini yang semula hanya 2 derajat, naik menjadi 3 derajat. standar kriteria yang ditetapkan Muhammadiyah dan juga Pemerintah Arab Saudi adalah minimal 1 derajat.
Seperti yang telah saya jelaskan juga di artikel saya sebelumnya yang berjudul [#JalanTengah] Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Lebarannya Muhammadiyah Berbeda?. Hingga detik ini, saya juga masih bingung dan belum bisa memahami sama sekali kenapa Pemerintah dan juga PBNU menetapkan standarisasi kriteria hilal harus mencapai 3 derajat. Jika cara yang dipakai adalah menggunakan metode hisab alias perhitungan derajat bulan, dan sudah pasti jika kita sudah bicara 3 derajat atau 1 derajat. metode yang dipakai pastinya adalah metode hisab. Karena, metode Rukyat tidak mengenal derajat hilal.
Yap, begitulah. Jika kita berbicara standarisasi kriteria hilal pada metode hisab. Maka menurut metode hisab, 1 derajat itu sudah dihitung sebagai bulan baru alias hilal. Tidak mesti menunggu 3 derajat dulu baru, dikatakan hilalnya sudah terlihat.
Yap, begitulah penilaian saya dalam menyikapi permasalahan ini. So, jadi perbedaan penetapan hari raya Idul Adha ini bukan juga disebabkan karena kesalahan Mentri Agama yang tidak becus ataupun latar belakangnya yang bukan berasal latar belakang agama.
So, ini murni karena perbedaan pendapat saja. Walaupun saya sendiri nggak paham, dasar apa yang dipakai oleh mereka.
Karena itulah, kesimpulan saya dalam permasalahan ini adalah Muhammadiyah dan Arab Saudi lebih benar dan memiliki dasar yang jelas dan kuat.
Sumur :
Quote:
Diubah oleh egag 01-07-2022 02:11


hammyhamzz memberi reputasi
20
9.2K
Kutip
225
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan