Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Pantaskah Pemimpin Agama di Rusia dan Ukraina Merestui Perang?
Pantaskah Pemimpin Agama di Rusia dan Ukraina Merestui Perang?
 
- Kamis, 30 Juni 2022 | 10:06 WIB

 Pantaskah Pemimpin Agama di Rusia dan Ukraina Merestui Perang?

  SMOL.ID – Sudah empat bulan lebih peperangan di Ukraina belum juga usai. Rusia yang mengklaim mengamankan Ukraina Timur, wilayah Donbas yang dikuasai milisi pemberontak memulai serangan ke Ukraina  sejak Kamis 24 Februari 2022. Ketika itu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer secara resmi di sana.
Tentu saja peperangan yang berkelanjutan antarkedua negara tersebut memprihatinkan. Seruan damai para pemimpin negara lain tak pernah digubris. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo pun harus mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk sebuah misi perdamaian.
Namun repotnya, para pemimpin agama di Rusia dan Ukraina justru mendukung perang yang sedang berlangsung. Tentu ini merupakan tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh para pemimpin agama di kedua negara itu.

Perhatikan bagaimana sikap para pemimpin agama di Rusia dan Ukraina terhadap perang yang sedang berlangsung.
Seperti dilansir EUobserver, 7 Maret 2022 dan Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, tidak mengkritik serangan Rusia ke Ukraina. . . . ‘’Gerejanya terus menyebarkan kebohongan tentang Ukraina, dan Putin menggunakan kebohongan itu sebagai salah satu alasan untuk membenarkan perang ini.”
Sementara dalam pemberitaan AP News, 8 Maret 2022, ”Patriark Kirill . . . terang-terangan mendukung serangan Rusia ke Ukraina. Dia menyebut perang ini sebagai upaya untuk memberantas dosa.”
Di Jerusalem Post, 16 Maret 2022 dikatakan, ”Pada hari Senin, pemimpin Gereja Ortodoks Ukraina, Epiphanius I, yang menjabat sebagai Metropolitan Kyiv, mendoakan umatnya yang ’berperang melawan pasukan Rusia’. . . . [Dia] juga mengatakan bahwa membunuh tentara Rusia itu bukan dosa.”
Pantaskah Dukung Perang?
Sedangkan pernyataan Dewan Gereja dan Organisasi Keagamaan Ukraina (UCCRO), 24 Februari 2022 mengatakan, UCCRO mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina dan semua pejuangnya. ‘’Kami berdoa supaya Tuhan memberkati upaya mereka untuk membela Ukraina dari serangan musuh’’. 
Kita semua pasti bertanya-tanya, apakah pantas kalau agama di Rusia dan Ukraina yang mengaku sebagai pengikut Yesus mendorong para anggotanya untuk berperang?
Kita lihat fakta lain seperti dilansir situs jw.org. Sepanjang sejarah, pemimpin agama sering menyetujui atau membenarkan perang. Dan kadang, mereka bahkan mengatakan bahwa perang itu diperlukan.
Tetapi di saat yang sama, mereka mengatakan bahwa mereka berupaya mewujudkan perdamaian. Sejak dulu, umat Kristen Saksi-Saksi Yehuwa sudah memberi tahu orang-orang tentang kemunafikan para pemimpin agama itu.
Perhatikan beberapa contohnya. Artikel ”Perang Salib—’Ilusi yang Tragis’” menunjukkan, bahwa gereja tertentu ada di balik pembantaian besar-besaran yang dilakukan atas nama Tuhan dan Kristus.
Ada pula artikel yang menjelaskan bahwa agama tertentu di Afrika tidak mencegah perang antarsuku dan bahkan pembantaian etnis (genosida).
Di artikel lain, ”Apakah Agama Dalangnya?”, ”Peran Agama dalam Peperangan Manusia”, dan ”Agama Berpihak” menjelaskan, bahwa dalam banyak peperangan, para pemimpin agama Kristen, Katolik, Ortodoks, dan Protestan mendukung kedua pihak yang berperang.
Para pemimpin gereja di pihak yang satu mendukung negara mereka sendiri, dan para pemimpin gereja di pihak yang lain juga melakukan hal yang sama. Padahal, mereka sama-sama mengaku sebagai pengikut Yesus.
Pertanyaannya, pantaskah agama yang mengaku sebagai pengikut Kristus mendukung perang? Dalam kepercayaan Kristen dan Katolik, Yesus mengajarkan:”Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Juga ”Teruslah kasihi musuh-musuh kalian.”
Tidak Mendukung
Sekarang kita pikirkan, apakah masuk akal kalau sebuah agama mengatakan bahwa mereka menaati perintah Allah untuk saling mengasihi, tapi di saat yang sama mereka mendorong para anggotanya untuk membunuh orang lain dalam perang?
Apa yang akan terjadi dengan agama-agama yang mendukung perang? Menurut Alkitab, Allah tidak senang dengan agama-agama yang mengaku sebagai pengikut Yesus tapi tidak mengikuti ajarannya.
Buku Wahyu mengatakan, Allah akan menghukum agama-agama yang mengakibatkan banyak orang tewas dalam peperangan. Yesus juga memberi tahu semua orang bahwa semua agama yang melakukan hal buruk akan dihancurkan oleh Allah. Agama-agama itu seperti pohon busuk yang menghasilkan buah yang busuk sehingga akhirnya ”ditebang dan dilempar ke api”.
Di seluruh dunia, termasuk di Rusia dan Ukraina, Saksi-Saksi Yehuwa menaati perintah Allah untuk tetap netral dalam urusan politik dan tidak ikut berperang.
Mereka tidak mendukung atau terlibat dalam perang mana pun, baik yang di Ukraina maupun di tempat-tempat lainnya. Mereka bertekad untuk selalu mengikuti ajaran Alkitab, dan kadang itu membuat mereka menjadi korban penganiayaan.
Di Rusia misalnya, banyak Saksi Yehuwa dipenjarakan dan bahkan disiksa oleh pemerintah karena dianggap tidak mendukung pemerintah. Tempat-tempat ibadah mereka juga disita.
Sesuatu yang memprihatinkan. Agama yang mengajarkan kasih untuk saling menyayangi satu sama lain, justru digunakan oleh para pemimpinnya di Rusia dan Ukraina untuk saling membunuh. (*)

https://www.smol.id/features/pr-7137...erang?page=all

Diubah oleh dragonroar 01-07-2022 08:22
0
423
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan