- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Beberapa Penyebab Bobroknya Generasi Penerus, Adakah lagi Selainnya?


TS
s3chamdani
Beberapa Penyebab Bobroknya Generasi Penerus, Adakah lagi Selainnya?
Generasi Muda Diserang Perlahan

Assalamualaykum
Masa-masa produktif dalam perjalanan hidup manusia yakni ketika berusia remaja atau ketika menjadi pemuda.
Kondisi di mana seseorang tengah memiliki fisik yang masih kuat, pikiran masih fresh, masih belum banyak hal yang dipikirkan. Tentu harusnya potensi seperti yang telah disebutkan itu dapat dimanfaatkan dan disalurkan seoptimal mungkin.
Hanya saja, hal tersebut tidak kita dapati hingga kini, justru pemuda-pemuda di era ini semakin terpuruk. Jika pun ada, mungkin hanya bisa dihitung beberapa saja.
Beberapa faktor yang melatar belakangi terpuruknya para pemuda di zaman ini:
Kondisi di mana seseorang tengah memiliki fisik yang masih kuat, pikiran masih fresh, masih belum banyak hal yang dipikirkan. Tentu harusnya potensi seperti yang telah disebutkan itu dapat dimanfaatkan dan disalurkan seoptimal mungkin.
Hanya saja, hal tersebut tidak kita dapati hingga kini, justru pemuda-pemuda di era ini semakin terpuruk. Jika pun ada, mungkin hanya bisa dihitung beberapa saja.
Beberapa faktor yang melatar belakangi terpuruknya para pemuda di zaman ini:
1. Tontonan
PH - PH yang menjamur di negeri ini hanya berorientasi kepada materi. Sehingga mereka tidak memikirkan dampak yang dapat merugikan bahkan merusak generasi penerus.
Apalagi di era digital seperti saat ini. Konten-konten bobrok dan 'tak bermutu justru begitu menjamur mengepung para generasi masa depan.
Tontonan-tontonan porno dan semacamnya semakin mudah diakses oleh semua orang, apalagi usia-usia remaja yang pada dasarnya tengah berada di kondisi keingintahuan yang tinggi, lalu disuguhi hal-hal baru bagi mereka.
Tentu saja tontonan-tontonan buruk, 'tak senonoh akan meracuni pikiran mereka secara masif.
Apalagi di era digital seperti saat ini. Konten-konten bobrok dan 'tak bermutu justru begitu menjamur mengepung para generasi masa depan.
Tontonan-tontonan porno dan semacamnya semakin mudah diakses oleh semua orang, apalagi usia-usia remaja yang pada dasarnya tengah berada di kondisi keingintahuan yang tinggi, lalu disuguhi hal-hal baru bagi mereka.
Tentu saja tontonan-tontonan buruk, 'tak senonoh akan meracuni pikiran mereka secara masif.
2. Keluarga
Ketika keluarga yang seharusnya menjadi benteng awal generasi penerus tidak lagi berfungsi optimal.
Kedua orang tua yang sibuk memikirkan materi, mengejar karir dan tidak terlalu peduli bagaimana aqidah, akhlak juga ibadah anak-anaknya.
Tak dapat dipungkiri, bahwa mereka, anak-anak itu tidak lagi memiliki panutan, maka tidak akan butuh waktu lama, anak-anak, generasi yang berada di bawah naungan orang tua yang tidak peduli pada anak-anak seperti itulah menjadi bibit-bibit hama yang mampu merusak peradaban.
Kedua orang tua yang sibuk memikirkan materi, mengejar karir dan tidak terlalu peduli bagaimana aqidah, akhlak juga ibadah anak-anaknya.
Tak dapat dipungkiri, bahwa mereka, anak-anak itu tidak lagi memiliki panutan, maka tidak akan butuh waktu lama, anak-anak, generasi yang berada di bawah naungan orang tua yang tidak peduli pada anak-anak seperti itulah menjadi bibit-bibit hama yang mampu merusak peradaban.
3. Lingkungan
Jika ada kata-kata hikmah yang berbunyi pentingnya memilih tetangga sebelum memilih tempat tinggal, itu bukan perkataan atau ungkapan main-main.
Karena ketika tetangga atau orang-orang sekitar lingkungan kita baik, tentu kita akan peroleh dampak baiknya pula. Pada hal sebaliknya, lingkungan buruk, tentu juga akan memperoleh dampak buruknya jua.
Begitulah bagaimana pentingnya mencari lingkungan baik untuk kehidupan keluarga, jangan sampai menyesal ketika ternyata berada di lingkungan yang berpotensi merusak kehidupan keluarga. Terutama pada generasi penerus.
Karena ketika tetangga atau orang-orang sekitar lingkungan kita baik, tentu kita akan peroleh dampak baiknya pula. Pada hal sebaliknya, lingkungan buruk, tentu juga akan memperoleh dampak buruknya jua.
Begitulah bagaimana pentingnya mencari lingkungan baik untuk kehidupan keluarga, jangan sampai menyesal ketika ternyata berada di lingkungan yang berpotensi merusak kehidupan keluarga. Terutama pada generasi penerus.
4. Sekolah
Lembaga pendidikan juga mengambil bagian bagaimana generasi penerus ini akankah menjadi baik ataukah justru menjadi buruk.
Ketika sebuah sekolah yang berorientasi hanya kepada capaian-capaian hasil intelektual, tanpa memikirkan bagaimana aqidah juga akhlaq peserta didik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa inilah yang menjadikan bobroknya sebuah generasi.
Ketika sebuah sekolah yang berorientasi hanya kepada capaian-capaian hasil intelektual, tanpa memikirkan bagaimana aqidah juga akhlaq peserta didik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa inilah yang menjadikan bobroknya sebuah generasi.
5. Hp dan Game

Point kelima juga tidak kalah merusaknya, gadget sumber dari segala sumber masalah, tetapi justru kini berada di genggaman setiap anak manusia.
Generasi muda yang seharusnya dapat melanjutkan tonggak peradaban, tetapi kini hanya disibukkan dengan ponsel di genggaman, entah apa yang tengah diakses. Warung-warung penuh dengan mereka yang sibuk dengan gadgetnya.
Tidak hanya itu, mereka juga memainkan game yang sering kali berisi kekerasan, permusuhan, persaingan. Hal itulah yang cepat atau lambat meracuni otak mereka yang seharusnya semakin berkembang, tetapi justru mandeg hanya karena game.
Belum lagi jika game itu berisi game porn, betapa semakin hancurnya generasi ini yang telah menyia-nyiakan waktu di masa muda mereka. Bukankah waktu itu bagai sebuah pedang? Jika manusia tidak pandai memegang pedang itu, maka bersiaplah pedang itu menghunusmu.
Semoga anak-anak muda atau siapapun yang telah sering menyia-nyiakan waktu, dapat kembali berada di jalan yang diridhai.
Generasi muda yang seharusnya dapat melanjutkan tonggak peradaban, tetapi kini hanya disibukkan dengan ponsel di genggaman, entah apa yang tengah diakses. Warung-warung penuh dengan mereka yang sibuk dengan gadgetnya.
Tidak hanya itu, mereka juga memainkan game yang sering kali berisi kekerasan, permusuhan, persaingan. Hal itulah yang cepat atau lambat meracuni otak mereka yang seharusnya semakin berkembang, tetapi justru mandeg hanya karena game.
Belum lagi jika game itu berisi game porn, betapa semakin hancurnya generasi ini yang telah menyia-nyiakan waktu di masa muda mereka. Bukankah waktu itu bagai sebuah pedang? Jika manusia tidak pandai memegang pedang itu, maka bersiaplah pedang itu menghunusmu.
Semoga anak-anak muda atau siapapun yang telah sering menyia-nyiakan waktu, dapat kembali berada di jalan yang diridhai.
Wassalam
Penulis: s3chamdani
Narasi: Oppri
Penulis: s3chamdani
Narasi: Oppri


nibrasulhaq memberi reputasi
1
614
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan