Menyikapi Perselisihan dalam Rumah Tangga

Masalah ekonomi merupakan salah satu dari sekian banyak perselisihan dalam rumah tangga. Baik itu ketika ekonomi sedang berada di titik puncak atau tengah berada di kondisi terpuruk sekalipun.

Ketika diuji ekonomi yang buruk, beberapa keluarga yang tidak memiliki kesabaran tinggi dan keyakinan kepada sang pencipta, hal ini acap kali menjadi bahan perselisihan antara suami dan istri.

Bukan hanya ketika ekonomi buruk, saat perekonomian melebihi kebutuhan, tidak jarang sebuah keluarga yang tidak dapat mensyukuri apa yang dimiliki, akhirnya menyalah gunakannya pada hal-hal yang dilarang agama.

Tentu saja ujung-ujungnya juga perselisihan antara suami dan istri.

2. PiL / WiL

Point kedua juga tidak kalah banyaknya sebagai pemicu perselisihan. Orang ketiga yang muncul di dalam keluarga, lalu merusak sebuah keluarga bukan hal yang asing. Karena jika sebuah pasangan suami istri tidak berusaha menjaga diri dan menjaga pandangan, tentu PIL atau WIL adalah momok tersendiri bagi sebuah keluarga.

3. Keluarga Besar

Ketika keluarga besar baik dari pihak istri maupun pihak suami turut mengatur kehidupan rumah tangga pasangan suami istri, maka cepat ataupun lambat masalah akan silih berganti menghampiri.

Tentu saja perselisihan demi perselisihan harus sabar menghadapi dan menyelesaikannya.


Perbedaan kebiasaan antara suami dan istri pastilah ada, karena pada dasarnya keduanya berasal dari orang tua yang berbeda dan tentu saja pola asuh yang berbeda.

Hal itu lah yang pada akhirnya sering kali mewarnai kehidupan rumah tangga. Memang melelahkan, hanya saja mau bagaimana lagi? Karena selain sudah menjadi sebuah pilihan hidup, hal tersebut juga merupakan keniscayaan. Meski berganti, dengan siapa pun tentu akan didapati perbedaan kebiasaan.

5. Visi dan Misi tidak Sama

Poin kelima hampir sama dengan keempat, hanya saja bagian kelima ini lebih mendasar bagi kehidupan berumah tangga. Intinya pada perbedaan apa tujuan berumah tangga baik dari pihak suami maupun dari pihak istri.

Ketika suami hanya bervisi keduniaan, sementara istri berpikir visi akhirat, tentu misi yang akan dijalani tidak akan berjalan beriringan. Karena hakikat kehidupan dunia dan akhirat yang kekal itu tidaklah searah.


Di saat pasangan suami istri tidak memiliki orientasi yang sama, jangan harap rumah tangga bebas dari perselisihan.


Perbedaan penyelesaian masalah juga demikian. Sering kali seorang suami akan menyelesaikan masalah dengan modal akalnya. Berbeda dengan seorang istri, ia akan menyelesaikan masalah dengan modal perasaan mereka.

Tentu saja perselisihan akan menjadi santapan mereka, jika saja antara suami maupun istri tidak mau mengalah dalam menyampaikan cara penyelesaian atau pendapatnya.

Itulah beberapa hal yang dapat memicu perselisihan dalam rumah tangga. Agar rumah tangga tetap bertahan dan langgeng, maka baik suami maupun istri harus saling memahami, sering memberikan pemakluman atau mengalah yang bukan berarti kalah.