Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

violaa348Avatar border
TS
violaa348
Penyebab Rusia Belum Kuasai Ibu Kota Kyiv Ukraina
Penyebab Rusia Belum Kuasai Ibu Kota Kyiv Ukraina
Lebih dari sepekan Rusia melancarkan invasi di Ukraina. Namun, pasukan Rusia belum juga menguasai Kyiv sepenuhnya.

Tim analis militer dari Atlantic Council mencoba mengurai penyebabnya.

Seperti dikutip dari situs [url=http://S E N S O R.rf.gd]S E N S O R[/url] tersebut, Rusia disebut gagal melancarkan rencana awal karena koordinasi buruk dan dinilai membingungkan.

Koordinasi buruk itu disebut terjadi di udara maupun di darat. Rusia dianggap gagal menciptakan superioritas di langit Ukraina dengan pesawat-pesawat tempur mereka.

Manuver dan koordinasi tembakan yang buruk juga terjadi antara serangan udara dan pergerakan di darat. Di darat, konvoi tampak mandek.

Sementara jumlah pasukan yang dikerahkan untuk menyerang tiga kota secara serentak yakni Kyiv, Kharkiv, dan kota di utara Krimea dinilai tidak cukup banyak.

Belum lagi, pasukan Ukraina juga memberikan perlawanan sengit di sejumlah kota yang dimasuki pasukan Rusia.

Perang kota lebih menguntungkan pihak Ukraina karena mereka sangat menguasai medan tempur. Mereka tahu persis waktu harus berlindung ketika serangan udara menggempur kota seperti Kyiv.

Kemudian para gerilyawan Ukraina ini muncul dan melakukan serangan sengit terhadap tentara Rusia yang mencoba merangsek. Tak sedikit jumlah tentara Rusia yang tewas dan tentu kerugian di pihak agresor.

Alhasil, Rusia disebut mulai mengubah taktik perangnya setelah rencana awal gagal.

Operasi Militer Kacau

Mantan direktur jenderal Royal United Services Institute (RUSI) dan seorang analis keamanan, Michael Clarke, mengatakan proses invasi Rusia tampak tidak berjalan lancar sehingga mereka harus mengubah strateginya.

"Rusia memulai ini dengan apa yang saya sebut Rencana B yaitu melakukannya dengan cara yang akan dilakukan pasukan Barat," katanya saat diwawancara Sky News.

"Dengan pasukan yang relatif ringan bergerak cukup cepat dari perbatasan untuk mengepung daerah-daerah utama dan bergerak cepat di Kyiv, singkirkan pemerintah, nyatakan diri mereka sebagai pemerintah baru dan itu semua seharusnya dilakukan dalam waktu 72 jam," tambahnya.

Clarke menilai cara tersebut tidak berhasil dilakukan Rusia dan mereka mengacaukan invasi tersebut. Di sisi lain, Ukraina melakukan perlawanan yang cukup keras.

"Jadi sekarang mereka menggunakan Rencana A, yang mereka tahu bagaimana melakukannya, yaitu bergerak lebih lambat dengan armada yang lebih berat - armada pengepungan, seperti yang mereka katakan, menuruni lembah Dnieper, untuk mengelilingi kota-kota besar," ujar Clarke.

"Ini telah menjadi perang kota. Ini adalah perang utara/selatan saat ini, tetapi akan berputar di sekitar kota," imbuhnya.

Pasukan Rusia kini melakukan taktik pengepungan dengan mengisolasi Kyiv. Salah satu yang dilakukan adalah mematikan pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina selatan.

Tujuannya adalah agar pasukan Ukraina di Kyiv tak lagi mendapat pasokan listrik, penghangat, hingga air bersih. Sementara Rusia terus menambah logistik mereka dari akses yang sudah dikuasai di Ukraina sembari melakukan pengepungan.





Sumber - CNNIndonesia
khususfilm
nomorelies
jerryreality220
jerryreality220 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.3K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan