bukuharianimaAvatar border
TS
bukuharianima
Midnight Hotel BAB 1

•••

Midnight Hotel BAB 1
"Sampai jumpa minggu depan. Dah!"

Hazel mematikan kamera pocketyang dijepit dengan holder bergagang sedang di tangan kirinya sesaat setelah menyampaikan kata-kata penutup di depan layar. Lampu flash yang sebelumnya menyala dan menyinari wajah pria itu pun mendadak ikut mati. Membuat suasana dari rumah tua yang menjadi latar eksplorasinya malam ini, semakin terasa mencekam.

Ia memandangi sekeliling sebelum kemudian berlari menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.

Rumah tua ini berada di wilayah yang cukup sepi dan jarang dilewati oleh kendaraan. Namun akhir-akhir ini ramai terekspos di sosial media karena adanya dugaan penampakan sesosok hantu yang mengganggu.

Karena rasa penasaran dan desakan penonton setia yang harus dipuaskan, Hazel, sang youtuber berusia dua puluh lima tahun itu, terpaksa mendatanginya sendirian seperti ini. Sebenarnya, ia dan tim sudah memiliki rencana yang lebih matang. Namun tiba-tiba, para kru mendadak tidak bisa datang karena berbagai alasan. Sayangnya, Hazel tidak bisa membatalkan agendanya untuk datang ke rumah tua itu karena terlanjur mempromosikannya di sosial media. Dan ia memiliki sponsor untuk acara eksplorasinya tersebut.

"Shit! Apa-apaan?!" Hazel memukul setir mobilnya saat tahu kendaraan yang selama ini menemaninya bekerja mendadak mogok begitu saja. "Mobil ini rusak di tengah malam dan sekarang aku berada di depan sebuah rumah tua mengerikan yang dipenuhi hantu. Seperti, sungguh?!"

Namun kesialannya tidak berhenti sampai di sana. Saat sedang berusaha menghubungi petugas bengkel, tiba-tiba saja hujan turun dan membuat kaca depan dipenuhi tetesan hujan yang semakin deras.

"Apa? Kenapa aku sial sekali malam ini? Apa hantu-hantu itu kesal karena aku mendatangi rumah mereka?"

Satu tangan Hazel sibuk mengutak-atik ponsel, berusaha mencari nomor petugas bengkel langganannya dan kru. Namun saat hendak menekan ikon panggilan di ponselnya yang berfitur layar sentuh, Hazel justru kehilangan sinyal yang sejak awal memang tidak sedang dalam keadaan stabil.

"Damn! Menyebalkan sekali!"

Hazel meremas ponselnya sambil mencebik. Ia juga memukuli setir mobilnya yang tidak berfungsi beberapa kali sebelum akhirnya suara wanita yang melengking membuatnya terhenti seketika.

Setahunya, pria itu hanya sendirian sejak tadi. Sudah satu jam sejak Hazel melakukan rekaman video untuk tayangan youtubenya, dan ia belum melihat ada satu kendaraan pun yang melintas melewatinya, atau rumah tua di depannya itu.

Pria dengan rambut kecokelatannya itu lantas memeriksa waktu di jam tangannya. Pukul dua belas tepat, sudah tengah malam. Rumornya, hantu-hantu di rumah tua itu memang muncul setelah tengah malam. Namun Hazel tak yakin apakah dirinya harus menghadapi rumor mengerikan yang ternyata adalah sebuah kenyataan atau pria itu harus bersikap apatis seperti biasa dan berpura-pura tidak tahu.

Pasalnya di dalam sana, Hazel tidak melihat apapun. Bahkan meski ia memiliki kemampuan untuk melihat makhluk-makhluk astral itu sejak lahir, Hazel tidak menemukan apapun. Rumor hantu itu seharusnya cuma berakhir sebagai rumor biasa.

Namun setelah mendengar suara tawa wanita yang kedua kalinya, Hazel tak bisa lagi menahan ketakutan di dadanya.

"Fuck!" Hazel menarik tas berisi barang-barang berharganya serta sebuah payung kecil di atas dashboard-yang sempat disimpan Jeanna sebelum mereka berpisah tadi siang. "Kenapa hantu itu menggangguku dalam situasi begini?!"

Sebelum kemudian pergi meninggalkan mobilnya sambil berlari ketakutan. Ia menggunakan payung kecil itu untuk menembus hujan deras yang terlihat belum akan reda dalam waktu dekat dan terus menerobos jalanan yang sepi.

Sinyal yang hilang, rumah tua yang dipenuhi rumor hantu, malam yang gelap, hujan deras dan sendirian. Kurang apa lagi kesialan yang dialami Hazel malam ini?

Pria bertubuh tinggi itu tidak peduli dengan hujan deras yang membasahi sisi samping pakaiannya, karena ukuran payung yang sedang digenggamnya itu memang terlihat terlalu kecil untuk bisa menutupi seluruh tubuhnya dari hujan. Namun sebenarnya yang membuat Hazel berlari ketakutan meninggalkan mobilnya adalah karena aura yang ditimbulkan oleh suara tawa wanita itu benar-benar mengerikan. Hazel merasakan bahaya. Dan ia tahu bahwa sesudahnya, sesosok hantu dengan energi buruk yang besar bisa saja muncul di sana dan menganggunya.

Hazel hampir terbiasa dengan hal-hal mistis sejak kecil. Itulah sebabnya dirinya juga bisa merasakan berbagai jenis aura dan hantu yang mendekatinya. Kebanyakan dari hantu-hantu itu memberikan energi negatif karena kesedihan atau penyesalan, tetapi tidak sedikit dari mereka yang masih berkeliaran di dunia ini karena amarah dan dendam. Dimana kedua emosi yang berapi-api itu, jika terlalu kuat, akan sangat membahayakan manusia biasa seperti Hazel.

Langkah kaki pria itu mendadak terhenti ketika matanya tak sengaja menemukan sebuah hotel di tengah-tengah jalanan yang sepi. Matanya berkeliling dan tak ada satupun bangunan yang berdiri cukup dekat dengan hotel itu.

"Ini aneh. Kenapa tidak ada bangunan yang menempel atau dekat dengan hotel ini?"

Dan rasa penasaran itulah yang mendorong Hazel untuk memberanikan dirinya berjalan memasuki sebuah bangunan dengan tulisan Midnight Hotel di bagian depannya tersebut. Lampu-lampu berbentuk bola menghiasi tulisan yang juga menyala tersebut. Sedangkan jika dilihat dari luar, bangunan hotel didominasi oleh kaca transparan dengan lantai yang cukup tinggi dan megah. Hazel cukup sering menemukan model bangunan seperti ini di pusat kota dan secara kasat mata, Hazel melihat tidak ada yang aneh dari Midnight Hotel yang berdiri di hadapannya sekarang.

Hazel menurunkan payung kecil berwarna merah muda yang digunakannya dan meninggalkannya begitu saja di luar, sebelum kemudian mendorong sebuah pintu kaca dengan lonceng klasik di bagian atasnya.

Seperti ekspektasi Hazel, Midnight Hotel menghadirkan suasana hotel bintang lima yang mewah. Aroma bunga-bungaan yang segar lantas menyambut indera penciumannya. Ia merasa lega, karena akhirnya dirinya bisa menemukan tempat yang aman untuk bermalam.

Kira-kira begitulah isi kepala Hazel sebelum kemudian kehadiran sosok seorang wanita dengan gaun hitam panjangnya menghalangi jalan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya wanita itu dengan nada dingin.

Hazel mengernyitkan kening, sebelum kemudian terkekeh dan berkacak pinggang. "Pertanyaan yang tepat adalah apa yang dapat kau lakukan untukku. Bukan begitu, Nona?" balas Hazel dengan nada menyindir. "Aku berada di hotel dan jelas yang kulakukan di sini adalah untuk bermalam."

Wanita dengan kulit putihnya yang pucat itu lantas menyilang kedua tangannya di dada. Ia menaikkan satu alisnya menantang dan berkata, "Hotel ini istimewa, manusia yang memasukinya tidak akan pernah menemukan jalan untuk keluar. Hotel ini diperuntukkan untuk jiwa-jiwa yang tersesat."

Namun belum sempat Hazel membalas, sebuah suara lain justru muncul dan menyela pembicaraan. "Scarlett, sebaiknya kau tidak bicara seperti itu kepada tamu."

Hazel melihat sosok pria bertubuh besar dengan kemeja putih dan celana hitamnya yang kini berdiri di samping Scarlett. Melihat setelannya tersebut, Hazel berpikir bahwa pria itu pasti salah satu staff hotel. Dan ia akan menggunakan momen pertemuan ini untuk mengadukan sikap tidak sopan yang diberikan oleh Scarlett.

"Tuan, dia bersikap tidak sopan padaku. Bukankah itu akan membuat nama hotel ini jelek jika aku membicarakannya di youtube?"

Niat mengancam yang diciptakan Hazel justru ditanggapi dingin oleh Scarlett. "Apa itu youtube? Sejenis makanan? Atau nama band? Apa kau tahu apa itu youtube, Damian?"

"..."

"Scarlett, berhentilah bersikap tidak baik. Kita akan membutuhkan manusia juga pada akhirnya," saran Damian.

"Aku membenci manusia," timpal Scarlett.

"Kau tidak bisa membenci mereka, kau seharus-"

"Permisi, Tuan, Nona," potong Hazel. Dan ketika Scarlett juga Damian mengalihkan pandangan mereka kepadanya, Hazel buru-buru menjelaskan. "Aku tidak bermaksud menyela obrolan kalian tentang 'manusia' ini, tapi aku baru saja berlari sejauh dua kilometer, uhm ya sepertinya, dan aku kehujanan, pakaianku basah dan kupikir aku butuh tempat untuk tidur sekarang."

Karena mengatakannya dengan cepat, Scarlett dan Damian sempat terdiam setelahnya.

Sehingga Hazel perlu berdeham untuk membuat keduanya bereaksi. "Kalian mengerti ucapanku, bukan?"

Scarlett mengangkat wajahnya dengan angkuh. "Damian akan mengantarmu ke kamar dan pastikan kau keluar sebelum matahari terbit," lalu tubuhnya yang tinggi dan kurus segera berbalik untuk kemudian pergi meninggalkan kedua pria itu di sana.

"Ah, Tuan," sergah Hazel sebelum Damian berbalik dan ikut pergi. "Kenapa aku harus meninggalkan hotel ini sebelum matahari terbit omong-omong?"

"Karena itulah waktu yang kau miliki," jawab Damian singkat.

"Aku memiliki banyak uang. Aku akan membayar lebih untuk waktu yang lebih lama."

Damian menatap Hazel lurus-lurus, sebelum akhirnya menimpali, "Gunakan waktumu dengan baik karena uangmu tidak berlaku di hotel ini."

•••
Diubah oleh bukuharianima 15-01-2022 19:12
surya.slkAvatar border
surya.slk memberi reputasi
1
1.2K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan