Sebuah Refleksi : Teknologi dan Perubahan Kebiasaan

Perkembangan teknologi digital yang kian pesat menyebabkan perubahan yang sangat signifikan pula pada kehidupan masyarakat dunia. Saat ini, jarak, ruang dan waktu menjadi tidak lagi relevan untuk dipersoalkan. Persebaran informasi yang super cepat menyebabkan range sosial antara kota dan desa, modern dan tradisional serta muda dan tua menjadi semakin menyempit. Kita sudah tidak relevan lagi menyematkan kata"orang kampung" atau "udik" pada mereka yang bermukim di pinggiran kota atau di desa-desa sebab kehidupan dunia maya bagi mereka adalah keniscayaan dan menjadi santapan sehari-hari. Istilah-istilah seperti DM, COD, Digital Wallet, VC, Japri, Webinar dan masih banyak lagi istilah sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat desa. Bahkan, saking meleknya dengan teknologi, budaya masyarakat juga berubah menjadi lebih doyan yang instan daripada harus bersusah payah membuat segala sesuatu dengan tangan sendiri.

Bicara soal teknologi, segmen yang paling merasakan dampaknya adalah dunia entertainment dan industri kreatif. Banyak orang-orang biasa yang dulunya bukan siapa-siapa kini auto digelari artis hanya karena sebuah video yang viral dan menjadi trending saat diunggah di sebuah platform sosial media. Dia menjadi populer dan digemari di mana-mana bahkan hanya dalam hitungan detik saja. Sungguh luar biasa, bahkan tidak pernah terbayang sebelumnya.

Belum lagi era dompet digital yang kini mulai menunjukan signifikansi yang mempengaruhi transaksi dalam kegiatan jual/beli masyarakat. Para pembuat startup ini sangat peka dan jeli melihat potensi kedepan yang mana masyarakat kelihatannya lebih cenderung fix up dengan cashless payment daripada ribet-ribet membawa cash money dalam jumlah banyak. Hanya dengan sebuah smarthphone, semua masalah hidup bakal dengan mudah di selesaikan.

Beberapa fenomena lain yang kini mulai muncul adalah menjamurnya currency baru yang bisa "serbaguna" dan "lintas negara" bernama crypto. Cryptocurrency ini seakan menjadi hantu yang selalu membayangi lembaga-lembaga keuangan konvensional yang cenderung statis dan mempertahankan adat transaksi tempo dulu yang walaupun sudah lebih baik dari masa ke masa dari segi pelayanan dan keterlibatan publik dalam transaksi namun unsur eksklusifitasnya masih cukup terasa.

Kini, masyarakat modern yang menjadikan teknologi sebagai tolok ukur akan berbaur dengan zaman. Budaya dan perilaku etis dalam hidup mungkin akan bergeser dari standar baku. Entah ini kemajuan atau kemunduran, mari kita ikuti saja alurnya.