Kaskus

Story

norailee2021239Avatar border
TS
norailee2021239
Payung Yang Kosong
Payung Yang Kosong

Datang kala badai menerpa. Pergi dengan suka cinta. Meninggalkan kenangan yang menggali luka rindu. Seperti itulah hati Galang Ariyuda Pratama sekarang. Bak payung kosong yang ditinggalkan. Membawa rasa hampa nan pedih.

Ini bermula dari Galang yang menyukai Marissa Putri. Tetangga sekaligus sahabat dari kecil.

"Galang, ayo!" ajak Marissa. Gadis itu memakai kaos putih berlapis jaket yang tak dikancing. Celana training hitam. Serta topi. Namun entah kenapa, Galang merasa berbeda. "Galang!"

"Eh?!"

"Ayo!"

Galang segera balik badan dan berlari seperti biasa. Meninggalkan Marissa yang masih kesulitan mengejar. Padahal mereka sudah sering melakukan rutinitas sejak dulu. Sejak seragam merah putih adalah kebanggaan mereka.

Marissa terus berusaha mengejar dengan kaki pendeknya. Sangat sulit baginya menyamakan langkah Galang. Walau pada akhirnya dia menyerah dan memelankan larinya.

"Lelet lu!" ucap Galang pada Marissa yang baru saja tiba di depan rumah mereka.

Marissa tak menggubrisnya. Hal ini sudah biasa untuknya. Galang memang orang yang cukup unik. Meski galak, pria itu peduli.

"Minum!" Galang melemparkan sebotol air yang mereka taruh di balik pagar.

"Thanks!" Marissa meneguk minumannya hingga habis. Gadis itu benar-benar kehausan. "Omong-omong, lu kayak kesetanan tadi. Kenapa?"

"Eh? Nggak apa."

"Aneh! Gua duluan!" Marissa segera memasuki rumahnya. Menunggu Galang adalah hal yang membuang waktu. Pria itu pasti akan menunggu tukang bubur lewat. Baru setelah itu masuk. Padahal menurut gadis itu, bubur yang lewat tidak selezat bubur bikinan mama tiri laki-laki itu.

"Lu nggak makan bubur dulu?!" teriak Galang.

"Ogah!"

#--------#

Siang harinya. Marissa memilih bersantai di ruang keluarga. Menonton Running Man dengan menghubungkan laptop ke TV. Tak lupa makanan ringan dan minuman dingin yang berada dalam kulkas keci di bawah meja kaca.

"Gua panggil-panggil di depan. Nggak taunya lu di sini." Galang langsung duduk di sisi Marissa. Mengambil segenggam kacang dalam toples di pelukan gadis itu. "Lu nggak takut jerawatan?"

"Nggak," jawab Marissa.

Galang memerhatikan wajah gadis itu. Entah kenapa Marissa sangat cantik di matanya. Ia pun segera menggeleng.

"Kenapa?"

"Nggak! Gua ngebayangin elu berubah feminin. Nggak cocok banget!"

"Iya kah? Nggak percaya gua sama omongan lu."

"Serah deh! Coba aja!"

"Oh iya! Gimana persiapan ujian lo?"

"Ya gitulah."

"Feel gua, kita bakal beda SMA kalau gini."

"Napa?! Jangan bilang lu ...!"

"Mimpi!" potong Marissa asal. "Itu malah harapan terbesar gua. Coba lu bayangin, kita tetangga. Sekelas sejak kelas satu SD sampai kelas tiga SMP. Rasanya nggak banget. Sekali-kali gua butuh udara segar."

"Maksud lo?!"

"Pikir aja diri!"

"Asem!" Galang melempar bantal ke muka Marissa.

Marissa pun menaruh toples makanannya dan membalas Galang dengan membabi buta. Perang bantal pun terjadi dengan sengit hingga mereka terjatuh.

"Gua menang!" ucap Marissa sambil bangkit dari atas tubuh Galang. "Lang! Galang!"

Galang terkejut. Ia langsung berdiri dan membuang muka. Wajahnya memerah hingga ke telinga.

"Lu marah?" tanya Marissa.

"Nggak! Ya udah! Gua pulang dulu. Mau belajar!"

"Eh?!"

Galang langsung bangkit dan beranjak pergi. Meninggalkan Marissa dengan penuh tanda tanya. Pria itu bukan orang yang suka belajar. Jika ada orang termalas dalam belajar mungkin dia adalah orang nomor satu sedunia.
Diubah oleh norailee2021239 14-05-2022 22:31
69banditosAvatar border
lalif7752779Avatar border
bachtiar.78Avatar border
bachtiar.78 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
986
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan