Kaskus

News

valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Tebet 'Chaos' Park
Tebet 'Chaos' Park

Niat Shafira Afifah untuk mengajak suami dan buah hatinya refreshing di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, hancur lebur. Wajah sumringah anak perempuannya yang masih berusia tiga tahun berubah menjadi suram dan lesu. Ceritanya berawal dari ketertarikan Shafira setelah melihat seorang influencer di Instagram mengunjungi taman yang baru saja selesai direnovasi itu.

Katanya, di lahan seluas tujuh hektar ini, pengunjung bisa menikmati berbagai macam fasilitas, termasuk zona bermain anak. Shafira tentu tak ingin melewatkan kesempatan ini, apalagi pengunjungnya tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.

“Kids playground di mall yang mainnya perosotan aja harus bayar minimal Rp 100 ribu. Lha, ini gratis, tempatnya bagus lagi. Siapa juga yang nggak tertarik?" Shafira mengungkapkan alasan mengajak keluarganya pergi di akhir pekan, pada pertengahan Mei yang lalu.

Apalagi Tebet Eco Park yang dulunya bernama Taman Honda ini begitu mudah dijangkau transportasi umum. Dari Bogor, Shafira hanya perlu naik kereta jurusan Jakarta Kota dan berhenti di Stasiun Tebet. Dari stasiun, Shafira memesan taksi online dengan lama perjalanan tak sampai 10 menit.

Namun, begitu tiba di sana, situasinya sangat ramai dan kacau. Saking padatnya, Shafira sampai mengenggam tangan anaknya erat-erat agar tidak terpisah. Dari kacamata Shafira saat itu, ketimbang disebut sebagai taman, Tebet Eco Park malah lebih mirip pasar malam dengan tingkah laku pengunjungnya yang amat bar-bar. Jembatan oranye bernama Infinity Link Bridge yang menghubungkan taman sisi utara dan selatan turut menjadi korbannya.

“Lintasan kayunya udah ada yang patah. Boro-boro foto di jembatannya, mau gerak aja susah. Pengunjungnya juga keterlaluan banget sih. Sampah di mana-mana, ngerokok sama buang ludah sembarangan. Sampai di area pepohonan aja kecium bau pesing. Kalau kayak gini paling sebulan, dua bulan, udah hancur,” ucap Shafira dengan geram. “Pokoknya saya kapok, nggak mau ke sana lagi. Tahu begitu mending di Bogor aja.”

Pada 23 April 2022 lalu, Tebet Eco Park diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bersama Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati. Taman hasil revitalisasi dengan anggaran Rp 40 miliar ini dijadikan contoh model taman ideal yang memadukan keselarasan Kawasan Hijau dan Kawasan Biru dalam satu ekosistem alami.

Taman ini memiliki dua sisi, yaitu utara dan selatan, dan dipisahkan oleh Jalan Tebet Barat IX. Jembatan oranye yang bentuknya menyerupai angka delapan berfungsi untuk menghubungkan kedua sisi taman tersebut. Di setiap sisi taman dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti Thematic Garden, Community Lawn, Forest Buffer dan sebagainya.

Meski ditunjang dengan fasilitas sekeren apapun, Ardy Prasetya tak pernah tertarik dengan Tebet Eco Park. Padahal jarak dari rumahnya ke taman itu hanya sejengkal saja. Malahan, Ardy menyesali keberadaan taman yang diapit oleh pemukiman warga itu. Sejak dipadati pengunjung seantero Jakarta dan sekitarnya, parkir liar dan aneka pedagang kaki lima dadakan menyebabkan kemacetan luar biasa.

Tebet 'Chaos' Park

“Yang tinggalnya di dalam gang aja kena imbas macet gara-gara jalanan dibikin one way. Orang-orang pada lewat ke pemukiman warga. Udah berisik, akses keluar masuk ke rumah sendiri susah. Sampai harus muter-muter padahal situasinya lagi macet. Jalanan pada ditutup buat tempat jualan,” ungkap Ardy. Sebelum ada Tebet Eco Park, pedagang kaki lima memang sudah ada, tapi tidak seramai seperti sekarang ini.

Setelah 20 tahun lebih menjadi warga Tebet, baru kali ini rasanya Ardy ingin pindah ke lingkungan lain yang lebih tenang. “Tebet sekarang jadi macet dan jadi kumuh. Orang-orang parkir di depan rumah saya. Terus sampah di mana-mana. Tempat sampah di depan rumah saya masa dijadiin tempat sampah umum,” tandas Ardy yang bermukim di Tebet Barat. Bak mengambil kesempatan dalam kesempitan, security kompleks perumahannya malah jadi tukang parkir dadakan.

Ardy justru merindukan Tebet Eco Park sebelum direnovasi. Meski fasilitasnya tidak se-‘wah’ Tebet Eco Park, taman itu dulunya lebih rindang dan kerap kali menjadi spot lari pagi. Berbagai event komunitas juga sering diadakan di sana. Taman Honda dulunya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tanggal 28 Juli 2010. Taman ini sempat mendapat hibahan dana CSR , PT Honda Prospect Motor (HPM), melalui program penghijauan Hijau Jakartaku 5. Honda menanam 1.180 pohon. Jenis tanaman yang ditanam antara lain liang liu, kayu putih, ketapang kencana, bunga kupu kupu, trembesi, flamboyan, mindi, dan pucuk merah.


Salah satu warga Tebet, Gilang Afra juga dulunya menjadi langganan olahraga di taman itu. Namun, sejak renovasi mulai dilakukan di tahun 2018, di sekitar taman itu dipasangi lempengan seng sehingga ia tidak bisa lagi lari pagi. Taman yang sempat menjadi favorit warga sekitar Tebet nampaknya akan berubah selamanya. Tidak seperti dulu.

Setelah Tebet Eco Park direnovasi, ia hanya sempat sekali menengok ke dalam. “Saya heran, taman sudah diperbaiki, kok, kali di tengah taman itu airnya masih bau. Dari zaman saya olahraga di sana emang udah nggak enak baunya. Harusnya kalau sudah diperbaiki nggak bau lagi,” ujarnya.


Arus lalu lintas yang ramai di sekitar taman juga menjadi keluhan Gilang. Ia pernah hampir celaka saat sedang berjalan di pinggir jalan raya. Gilang tidak bisa berjalan kaki di trotoar karena area trotoar sudah dialih fungsikan oleh petugas parkir liar menjadi parkiran motor. “Kalau meleng dikit hampir aja saya keserempet motor,” katanya.

Akibat kekacauan yang membuat pengunjung tidak nyaman sekaligus juga membuat warga sekitar Tebet kesal, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota memutuskan menutup Tebet Eco Park kurang lebih selama dua pekan, hingga akhir Juni 2022. Di akun media sosial resmi milik Distamhut DKI Jakarta mengunggah foto pengumuman penutupan sementara Tebet Eco Park untuk perbaikan fasilitas. "Penutupan sementara Tebet Eco Park, dalam rangka pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas sampai dengan akhir Juni 2022," dikutip dari @tamanhutandki.

Gubernur Anies Baswedan mengatakan, antusiasme pengunjung Tebet Eco Park demikian tinggi hingga wilayah sekitar taman pun menjadi sangat padat. Pernah, dalam satu hari di akhir pekan, taman itu menerima 60 ribu pengunjung. Kesempatan untuk bisa menikmati taman pun berkurang lantaran kepadatan yang ekstrem. Tebet Eco Park lebih menyerupai festival dibandingkan taman. Karena itu, pihaknya menutup sementara taman tersebut untuk dilakukan perbaikan.

"Kami mengajak juga kepada seluruh warga untuk menikmati lebih dari 100 taman lain di Jakarta yang telah diperbarui dan dibuka, serta tidak kalah menyenangkan dibanding Tebet Eco Park. Ruang-ruang publik lain, seperti lapangan Monumen Nasional, juga akan dibuka seiring PPKM level 1 di Jakarta," kata Anies dalam unggahannya di media sosial.

https://news.detik.com/x/detail/inte...et-Chaos-Park/

Makanya.. Kan udah d bilangin.. Apa yg kalian lihat dan dengar via media (sosial) tentang jakarta d era pak anies itu jauh berbeda dg kenyataan d lapangan.. emoticon-Malu (S)

Tebet 'Chaos' Park



emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
stevadi84Avatar border
asurizalAvatar border
candidat.masterAvatar border
candidat.master dan 14 lainnya memberi reputasi
15
2K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan