- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
WHO Akan Ganti Nama Cacar Monyet demi Cegah Stigma


TS
dragonroar
WHO Akan Ganti Nama Cacar Monyet demi Cegah Stigma
WHO Akan Ganti Nama Cacar Monyet demi Cegah Stigma
Rabu, 15 Jun 2022 12:44 WIB

WHO bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi. WHO bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi. (AFP/Fabrice Coffrini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa badan tersebut bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi.
"WHO bekerja sama dengan sejumlah mitra dan ahli di seluruh dunia untuk mengganti nama virus cacar monyet dan penyakit yang disebabkan oleh itu," ujar Ghebreyesus pada Selasa (14/6), seperti dikutip AFP.
Ia kemudian berkata, "Kami akan mengumumkan nama baru [penyakit cacar monyet] secepatnya."
Ghebreyesus mengumumkan rencana ini setelah lebih dari 30 ilmuwan menyatakan bahwa "diperlukan nomenklatur non-diskriminasi dan non-stigmatisasi untuk cacar monyet."
Tak hanya itu, Ghebreyesus menuturkan bahwa WHO bakal menggelar rapat darurat pada pekan depan untuk menentukan klasifikasi wabah cacar monyet ini.
"Penyebaran cacar monyet aneh dan mengkhawatirkan," katanya mengawali pernyataannya.
"Untuk alasan tersebut, saya memutuskan mengadakan rapat Komite Darurat di bawah regulasi kesehatan internasional pada pekan depan, untuk menentukan apakah penyebaran [cacar] ini termasuk dalam darurat kesehatan masyarakat yang menjadi kekhawatiran internasional."
Ghebreyesus mengumumkan bahwa komite darurat tersebut bakal bertemu pada 23 Juni mendatang untuk membahas klasifikasi wabah cacar monyet saat ini.
Ia khawatir karena wabah cacar monyet kian meluas di dunia. Sebelum, penyebaran cacar monyet terbatas di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Namun kini, tercatat 39 negara melaporkan kasus cacar monyet.
Untuk menekan penyebaran cacar monyet, WHO merekomendasikan pengetesan alat kesehatan, termasuk untuk pengawasan, pelacakan kontak, dan isolasi pasien terinfeksi.
Walaupun begitu, WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal untuk menangkal wabah ini.
"Meski vaksin cacar air diprediksi akan memberikan perlindungan tertentu akan cacar monyet, ketersediaan data klinis dan suplai masih terbatas," tutur Ghebreyesus.
"Keputusan apa pun terkait penggunaan vaksin harus ditentukan bersama antara individu yang memiliki risiko dan pemberi layanan kesehatan mereka, berdasarkan penilaian risiko dan keuntungan secara kasus per kasus."
https://www.cnnindonesia.com/interna...i-cegah-stigma
Rabu, 15 Jun 2022 12:44 WIB

WHO bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi. WHO bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi. (AFP/Fabrice Coffrini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa badan tersebut bakal mengganti nama penyakit cacar monyet di tengah kekhawatiran stigmatisasi.
"WHO bekerja sama dengan sejumlah mitra dan ahli di seluruh dunia untuk mengganti nama virus cacar monyet dan penyakit yang disebabkan oleh itu," ujar Ghebreyesus pada Selasa (14/6), seperti dikutip AFP.
Ia kemudian berkata, "Kami akan mengumumkan nama baru [penyakit cacar monyet] secepatnya."
Ghebreyesus mengumumkan rencana ini setelah lebih dari 30 ilmuwan menyatakan bahwa "diperlukan nomenklatur non-diskriminasi dan non-stigmatisasi untuk cacar monyet."
Tak hanya itu, Ghebreyesus menuturkan bahwa WHO bakal menggelar rapat darurat pada pekan depan untuk menentukan klasifikasi wabah cacar monyet ini.
"Penyebaran cacar monyet aneh dan mengkhawatirkan," katanya mengawali pernyataannya.
"Untuk alasan tersebut, saya memutuskan mengadakan rapat Komite Darurat di bawah regulasi kesehatan internasional pada pekan depan, untuk menentukan apakah penyebaran [cacar] ini termasuk dalam darurat kesehatan masyarakat yang menjadi kekhawatiran internasional."
Ghebreyesus mengumumkan bahwa komite darurat tersebut bakal bertemu pada 23 Juni mendatang untuk membahas klasifikasi wabah cacar monyet saat ini.
Ia khawatir karena wabah cacar monyet kian meluas di dunia. Sebelum, penyebaran cacar monyet terbatas di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Namun kini, tercatat 39 negara melaporkan kasus cacar monyet.
Untuk menekan penyebaran cacar monyet, WHO merekomendasikan pengetesan alat kesehatan, termasuk untuk pengawasan, pelacakan kontak, dan isolasi pasien terinfeksi.
Walaupun begitu, WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal untuk menangkal wabah ini.
"Meski vaksin cacar air diprediksi akan memberikan perlindungan tertentu akan cacar monyet, ketersediaan data klinis dan suplai masih terbatas," tutur Ghebreyesus.
"Keputusan apa pun terkait penggunaan vaksin harus ditentukan bersama antara individu yang memiliki risiko dan pemberi layanan kesehatan mereka, berdasarkan penilaian risiko dan keuntungan secara kasus per kasus."
https://www.cnnindonesia.com/interna...i-cegah-stigma




emineminna dan pard0 memberi reputasi
2
735
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan