

TS
sitikhotijah01
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN SUBSTANTIF PIUTANG PADA LAPORAN KEUANGAN
Siti Khotijah
DIII4B
Sri Dewi Wahyundaru
D3 Akuntansi Fakultas Ekonom Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya pasti berorientasi pada laba ataupun keuntungan. Dalam memperoleh keuntungan tersebut, perusahaan tentunya berupaya maksimal untuk meningkat keuntungan dengan meningkatkan promosi agar penjualan naik, menerbitkan saham, dan melakukan upaya-upaya lainnya. Ketika suatu perusahaan mengalami kenaikan saat penjualan, maka kemungkinan akun piutang akan mengalami kenaikan juga. Piutang sendiri timbul karena adanya penjualan barang dan atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk membayarnya. Perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit tersebut akan menerima sebagian besar kasnya dari penagihan piutang usaha. Karena piutang ini masuk pada bagian aset lancar, maka bisa saja terjadi suatu kecurangan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok. Misalnya seperti kasus yang terjadi karena adanya oknum yang melakukan pemalsuan laporan keuangan dengan meningkatkan piutang pada perusahaan lain. Kasus fraud atau kecurangan ini, dapat terjadi karena adanya kelemahan pengendalian internal pada bagian otorisasi. Kasus ini tentunya merugikan pihak yang memiliki hutang kepada perusahaan yang bersangkutan. Agar suatu fraud dalam laporan keuangan pada akun piutang tidak terjadi, maka auditor perlu untuk melakukan pengendalian internal ataupun pengujian substantif.
Auditing merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis guna memperoleh dan mengevaluasi bukti secara subjektif yang berhubungan dengan asersi mengenai tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menginformasikan atau mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Thian, 2021).
Pengendalian internal terhadap piutang yang disebabkan oleh penjualan kredit merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena sebagian besar dari piutang tersebut akan diterima kasnya oleh perusahaan. Hal yang paling penting yang harus diperhatikan di dalam pengendalian internal yaitu adanya pemisahan fungsi, misalnya pemisahan fungsi antara staff pembukuan dengan staff penerimaan kas. Jika tidak ada pemisahan fungsi yang baik, maka hal ini akan menimbulkan adanya fraud atau kecurangan. Untuk melihat apakah adanya pengendalian atau kontrol yang baik, maka diperlukan adanya pengujian pengendalian. Menurut Mahsun. Moh, et all, (2020) pengujian pengendalian adalah penyelidikan, inspeksi, serta observasi dari prosedur-prosedur pengendalian untuk menilai atau mengevaluasi apakah sistem telah memiliki suatu kontrol yang baik. Prosedur pengujian pengendalian yang dilakukan antara lain, yaitu:
Pengendalian internal yang ada dalam perusahaan seharusnya diawasi oleh pihak manajemen dan anggota atau personil yang ada di dalam perusahaan. Kerangka kerja ini diasosiakan dengan fungsi internal audit di dalam suatu perusahaan dan dipandang juga sebagai pengawasan terhadap aktivitas umum manajemen dan supervise.
Jika jumlahnya material, maka piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha. (Fatimah, 2016)
Auditor dalam pengujian penyajian dan pengungkapan juga menentukan apakah terdapat saldo kredit yang berjumlah material secara keseluruhan dan yang harus dikelompokkan kembali sebagai kewajiban serta menentukan ketepatan pengungkapan dan akuntansi untuk pihak yang memiliki hubungan istimewa, untuk piutang yang dijaminkank, disepakati, atau sebagai factoring (anjak piutang) (Boyton C. William).
Dalam mengelola suatu perusahaan, pengendalian internal yang baik sangatlah penting, karena suatu pengendalian yang memiliki kelemahan tentunya akan sangat mudah terjadinya suatu fraud atau kecurangan. Untuk itu, sebagia seorang yang melakukan kegiatan ekonomi perencanaan serta pengujian prosedur audit amat sangat penting untuk dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Daftar Pustaka:
Ardianingsih, A. (2018). Audit Laporan Keuangan. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.
Modern Auditing. Dalam R. N. Boyton C. William. Jakarta: Erlangga.
Fatimah, A. (2016, April 6). Audit Terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Sunstantif Terhadap Saldo Piutang Usaha. Dipetik June Monday, 6, 2022, dari Kompasiana.com: https://kompasiana.com/andine/570536...-piutang-usaha
Mahsun. Moh, N. K. (2020). Panduan Praktikum Audit Kontemporer. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
Thian, A. (2021). Dasar-dasar Auditing, Integrated and Comprahnensive Edition. Yogyakarta: ANDI.
DIII4B
Sri Dewi Wahyundaru
D3 Akuntansi Fakultas Ekonom Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya pasti berorientasi pada laba ataupun keuntungan. Dalam memperoleh keuntungan tersebut, perusahaan tentunya berupaya maksimal untuk meningkat keuntungan dengan meningkatkan promosi agar penjualan naik, menerbitkan saham, dan melakukan upaya-upaya lainnya. Ketika suatu perusahaan mengalami kenaikan saat penjualan, maka kemungkinan akun piutang akan mengalami kenaikan juga. Piutang sendiri timbul karena adanya penjualan barang dan atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk membayarnya. Perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit tersebut akan menerima sebagian besar kasnya dari penagihan piutang usaha. Karena piutang ini masuk pada bagian aset lancar, maka bisa saja terjadi suatu kecurangan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi maupun kelompok. Misalnya seperti kasus yang terjadi karena adanya oknum yang melakukan pemalsuan laporan keuangan dengan meningkatkan piutang pada perusahaan lain. Kasus fraud atau kecurangan ini, dapat terjadi karena adanya kelemahan pengendalian internal pada bagian otorisasi. Kasus ini tentunya merugikan pihak yang memiliki hutang kepada perusahaan yang bersangkutan. Agar suatu fraud dalam laporan keuangan pada akun piutang tidak terjadi, maka auditor perlu untuk melakukan pengendalian internal ataupun pengujian substantif.
Auditing merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis guna memperoleh dan mengevaluasi bukti secara subjektif yang berhubungan dengan asersi mengenai tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menginformasikan atau mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Thian, 2021).
Auditing menurut Sukrisno (dalam Ardianingsih, 2018:2) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara rinci dan sistematis oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen perusahaan beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengen bertujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari dua pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen serta mengevaluasi catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukung dan memiliki tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kawajaran yang ada dalam laporan keuangan. Untuk defini auditor sendiri yaitu seorang ahli yang melakukan kegiatan auditing/pengauditan.
Pengujian Pengendalian Piutang
Pengendalian internal terhadap piutang yang disebabkan oleh penjualan kredit merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena sebagian besar dari piutang tersebut akan diterima kasnya oleh perusahaan. Hal yang paling penting yang harus diperhatikan di dalam pengendalian internal yaitu adanya pemisahan fungsi, misalnya pemisahan fungsi antara staff pembukuan dengan staff penerimaan kas. Jika tidak ada pemisahan fungsi yang baik, maka hal ini akan menimbulkan adanya fraud atau kecurangan. Untuk melihat apakah adanya pengendalian atau kontrol yang baik, maka diperlukan adanya pengujian pengendalian. Menurut Mahsun. Moh, et all, (2020) pengujian pengendalian adalah penyelidikan, inspeksi, serta observasi dari prosedur-prosedur pengendalian untuk menilai atau mengevaluasi apakah sistem telah memiliki suatu kontrol yang baik. Prosedur pengujian pengendalian yang dilakukan antara lain, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan sebuah dasar dari komponen pengendalian lainnya yang secara umum dapat memberikan acuan displin. Acuan disiplin tersebut seperti integritas, nilai etika, kompetensi anggota perusahaan, gaya operasional, dan lain-lain. Dalam hal ini artinya bahwa auditor melakukan evaluasi terhadap bagaimana kontrol di dalam lingkungan klien/ perusahaan.
2. Penilaian Risiko
Pada penilaian risiko ini auditor mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang berkaitan terhadap tujuan baik secara internal maupun eksternal lalu kemudian dinilai oleh auditor. Langkah-langkah dalam menaksir risiko:
· Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada risiko
· Menaksir risiko yang berpengaruh secara signifikan
· Menentukan hal atau tindakan yang harus dilakukan untuk mengelola risiko
3. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen sebaiknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian meliputi:
· Pemisahan fungsi atau tugas
· Otorisasi dari suatu transaksi atau aktivitas
· Dokumentasi dan pencatatan
· Evaluasi kinerja
· Pembatasan akses masuk/keluar terhadap sumber daya dan catatan.
4. Informasi dan Komunikasi
Auditor mengumpulkan, mengidentifikasi, dan mengomunikasikan informasi yang dibutuhkan perusahaan kepada pihak yang sesuai atau tepat sehingga mereka dapat bertanggung jawab. Di dalam perusahaan mengomunikasikan kejadian atau aktifitas maupun kondisi, sangat penting dalam pengendalian intern karena informasi yang ada sebaiknya dikomunikasikan kepada pihak manajemen terkait keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil.
5. Pemantauan
Pengendalian internal yang ada dalam perusahaan seharusnya diawasi oleh pihak manajemen dan anggota atau personil yang ada di dalam perusahaan. Kerangka kerja ini diasosiakan dengan fungsi internal audit di dalam suatu perusahaan dan dipandang juga sebagai pengawasan terhadap aktivitas umum manajemen dan supervise.
Pengujian Substantif Piutang
1. Prosedur Audit Awal
Auditor memperoleh pemahaman terkait perusahaan seperti produk dan jasa klien, faktor-faktor pasar, persaingan, pelanggan maupun peraturan. Auditor kemudian melakukan pengujian lebih lanjut dengan melakukan penelusuran terkait saldo awal piutang dan cadangan kerugian piutang pada kertas kerja tahun lalu. Setelah auditor melakukan penelusuran saldo awal, selanjutnya auidtor melakukan review pada buku besar pada akun piutang dan buku besar pembantu piutang serta melakukan penyisihan pada akun piutang serta menginvetigasi ayat jurnal yang tidak wajar baik dalam jummlah ataupun sumber. Auditor menentukan apakah catatan akuntansi telah disajikan secara cermat dengan melakukan footing atau penjumlahan kebawah untuk menyesuaikan antara penjumlahan buku pembantu dengan buku besar dan auditor melakukan pengujian kesesuaian saldo antar pelanggan yang tercatat dalam buku besar dengan yang tercatat di neraca saldo.
2. Prosedur Analitis
Auditor melakukan analisis hasil relatif terhadap harapan berdasarkan tahun-tahun sebelumnya terkait data indutri, jumlah yang dianggarkan dan data lainnya dari tahun lalu. Analisi hasil relatif juga dilakukan terhadap harapan berdasarkan pada persediaan yang dihasilkan dan dibeli. Auditor selanjutnya menghitung rasio-rasio seperti: rasio pada perputaran piutang usaha dalam sehari, piutang usaha terhadap total aktiva lancar, beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih, beban piutang tak tertagih terhadap penghapusan piutang usaha.
3. Pengujian Transaksi rinci
Auditor memeriksa bukti pendukung salah satu sampel transaksi piutang seperti bukti pendukung debit yang berasal dari faktur penjualan dan bukti pendukung kredit yang berasal dari perintah pengiriman kas dari transaksi penjualan kredit. Auditor melakukan pengujian pisah batas (cut off) untuk penjualan dan retur penjualan serta pengujian cut off penerimaan kas yaitu dengan memeriksa dokumentasi pendukung apakah telah dicatat dalam periode yang tepat.
4. Pengujian Saldo Akun Rinci
Auditor melakukan konfirmasi piutang usaha dengan menentukan bentuk, waktu dan luasnya permintaan konfirmasi. Auditor memilih dan melaksanakan sampel dan melakukan pengecualian investigasi. Auditor juga melakukan vouching pada pembayaran setelah tanggal neraca dan melakukan vouching pada item-item yang terdiri dari saldo pada tanggal konfirmasi. Vouching dilakukan untuk mendukung sampling dokumentasi pada prosedur pengujian transaksi rinci.
5. Verifikasai Penyajian dan pengungkapan
Auditor membandingkan penyajian laporan dengan GAAP atau PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). PABU dalam penyajian piutang di neraca:
- Piutang usaha yang disajikan harus sebesar jumlah yang dapat diperkirakan tertagih dari debitur pada tanggal neraca.
- Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang, maka harus dicantumkan di pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih.
- Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, maka harsu disajikan rinciannya di neraca.
- Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus dicatat dalam kelompok utang lancar.
Jika jumlahnya material, maka piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha. (Fatimah, 2016)
Auditor dalam pengujian penyajian dan pengungkapan juga menentukan apakah terdapat saldo kredit yang berjumlah material secara keseluruhan dan yang harus dikelompokkan kembali sebagai kewajiban serta menentukan ketepatan pengungkapan dan akuntansi untuk pihak yang memiliki hubungan istimewa, untuk piutang yang dijaminkank, disepakati, atau sebagai factoring (anjak piutang) (Boyton C. William).
Dalam mengelola suatu perusahaan, pengendalian internal yang baik sangatlah penting, karena suatu pengendalian yang memiliki kelemahan tentunya akan sangat mudah terjadinya suatu fraud atau kecurangan. Untuk itu, sebagia seorang yang melakukan kegiatan ekonomi perencanaan serta pengujian prosedur audit amat sangat penting untuk dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Daftar Pustaka:
Ardianingsih, A. (2018). Audit Laporan Keuangan. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.
Modern Auditing. Dalam R. N. Boyton C. William. Jakarta: Erlangga.
Fatimah, A. (2016, April 6). Audit Terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Sunstantif Terhadap Saldo Piutang Usaha. Dipetik June Monday, 6, 2022, dari Kompasiana.com: https://kompasiana.com/andine/570536...-piutang-usaha
Mahsun. Moh, N. K. (2020). Panduan Praktikum Audit Kontemporer. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
Thian, A. (2021). Dasar-dasar Auditing, Integrated and Comprahnensive Edition. Yogyakarta: ANDI.
Diubah oleh sitikhotijah01 06-06-2022 09:16


alexalbs memberi reputasi
1
502
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan