Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Pemimpin China Diam-diam Ingin Memerdekakan Pulau Natuna dari Tangan Indonesia
Pemimpin China Diam-diam Ingin Memerdekakan Pulau Natuna dari Tangan Indonesia

28 Mei 2022, 13:34 WIB

Pemimpin China Diam-diam Ingin Memerdekakan Pulau Natuna dari Tangan Indonesia
Coast guard Indonesia saat berpatroli di Natuna Utara /BAKAMLA

ZONAJAKARTA.com - Indonesia nampaknya memang harus waspada dengan manuver China di Natuna Utara.

Sebab China pernah menduduki pulau Natuna sebelum Indonesia merdeka.

Faktor historis inilah yang membuat China saat ini menuntut haknya di Natuna Utara dari tangan Indonesia.

Aneksasi China di Natuna dimulai pada Dinasti Song.

Dinasti Song menjadikan Natuna kala itu sebagai wilayah koloni utara jauh.

Mereka kemudian mewariskan kepemilikan Natuna kepada Dinasti Ming.

Dinasti Ming inilah yang nantinya menjadikan Natuna sebagai garis batas China dengan bangsa lain.

Menurut pengakuan China, Laksamana Cheng Ho sengaja menjadikan Natuna sebagai pangkalan angkatan laut dimana bila hendak melewati pulau tersebut maka akan masuk ke wilayah kekaisaran.

Natuna lantas dikenal sebagai pulau gerbang masuk ke teritori laut China bagian selatan.

Kemampuan Cheng Ho mengelola Natuna menjadikan pulau tersebut punya nilai strategis.

Setelah masa keemasan Ming berakhir dan Dinasti Qing ada, Zhang Jiexu yang merupakan simpatisan Ming ingin mendirikan kekaisaran kecil di Natuna.

Zhang bersama 300 pengikutnya migrasi ke Natuna dan membangun kerajaan di sana.

"Zhang Jiexu, penduduk asli Chaozhou, Provinsi Guangdong, mendirikan kerajaan di Pulau Natuna sebelum Belanda menyerbu Indonesia.

Kepulauan Natuna berjarak sekitar 400 kilometer dari Zengmu Shoal, yang garis lintangnya hampir sama dengan Zengmu Shoal.

Jaraknya sekitar 1900 kilometer dari daratan China, yang setara dengan jarak antara Guangzhou dan Beijing. Jaraknya 225 kilometer dari titik terdekat ke Pulau Kalimantan," jelas media China sohu.com pada 27 Agustus 2020.

Zhang berhasil memyulap Natuna jadi pulau strategis bernilai tinggi.

Keberadaan Natuna paling Utara di Nusantara ini membuatnya menjadi tempat singgah paling nyaman bagi para pelaut.

Zhang lantas menyewakan tempat pengeringan ikan, resort hingga jasa keamanan lalu lintas laut di sana.

Gegara bisnisnya ini kerajaannya jadi tercium pihak barat.

Belanda yang tengah mencari koloni baru kemudian menyasar Natuna sebagai jajahannya.

Usaha Belanda berhasil dan riwayat Dinasti Ming usai di Natuna.

Setelah kemerdekaan Indonesia, barulah Natuna jadi wilayah NKRI.

Dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Kuomintang China kemudian mulai lagi mengungkit masa lalu Natuna.

Adalah Chiang Kai Sek yang membuat peta Eleven Nine Dash Line yang mengklaim Natuna Utara menjadi milik China.

Dasarnya cuma peta kuno zaman Ming yang sudah tamat riwayatnya itu.

Ketika Revolusi Komunis terjadi pada 1949, Chiang kabur dan mendirikan negara Taiwan.

Peta Eleven Dash Line lantas ditemu Mao Zedong dan ia mengubah peta menjadi Nine Dash Line.

Peta tersebut baru dipublikasikan luas pada tahun 1993.

Indonesia yang tahu langsung menyatakan protes keras.

"Pada tahun 1993, peta yang diterbitkan oleh China memasukkan Natuna di wilayah tersebut, yang menyebabkan reaksi keras dari Indonesia, yang pernah menuntut klarifikasi dari Beijing. (Atau pada tahun 1992, Tiongkok memasukkan Kepulauan Natuna ke dalam zona ekonomi eksklusif Tiongkok)," jelasnya.

Untuk menegaskan kepemilikan pulau Natuna, pada 2008 militer Indonesia mengerahkan kekuatan ke sana.

"Pada Maret 2008, TNI mengerahkan 30.000 tentara. Pekan lalu, mereka mulai di dekat Pulau Batam dan Pulau Natuna di Provinsi Riau, Singkawang di Provinsi Kalimantan Barat dan Sankata di Provinsi Kalimantan Timur.

Di wilayah laut, angkatan laut gabungan pertama , latihan angkatan darat dan udara dalam hampir 12 tahun diadakan," jelasnya.

China sendiri rupanya pernah ingin memerdekakan Natuna dan dimasukkan ke dalam wilayah resmi mereka.

Hal itu terjadi pada 1990 an dimana pemimpin generasi kedua China, Deng Xiaoping, mulai merencanakan kemerdekaan Natuna dari Indonesia.

"Pada awal 1990-an, ada desas-desus yang belum dikonfirmasi di Asia Tenggara: perwakilan Cina di Kepulauan Natuna memiliki kontak rahasia dengan Deng Xiaoping, seorang tokoh terkemuka di Cina daratan," jelas media China sohu.com pada 2020 lalu.

Deng mengiyakan kemerdekaan Natuna karena di sana masih ada sebagian kelompok yang ingin pulau itu gabung ke China.

Namun ia mau mengurus masalah Hong Kong terlebih dahulu sebelum memerdekakan Natuna.

"Deng mengatakan bahwa Cina akan mempertimbangkan Natuna setelah kembalinya Hong Kong pada tahun 1997," jelasnya.

Indonesia rupanya mencium rencana ini.

"Gosip yang belum dikonfirmasi oleh pihak China ini memang menarik perhatian pihak berwenang Indonesia.

Tak lama kemudian, sebuah penerbit China melakukan kesalahan kecil pada tahun 1993.

Peta China yang diterbitkan saat itu secara tidak sengaja mencantumkan Kepulauan Natuna sebagai wilayahnya," jelas sohu.com.

Maka pada 1997 pemerintah Indonesia melakukan migrasi besar-besaran pribumi ke Natuna untuk mendongkel kelompok separatis di sana untuk mempertahankan Natuna.

"Pada akhir 1980-an, populasinya sekitar 15.000, dan pada saat itu orang Cina menyumbang lebih dari 80%.

Untuk mengurangi keuntungan populasi orang Cina di pulau itu, pemerintah Indonesia telah berimigrasi dalam jumlah besar dalam beberapa tahun terakhir, dan populasinya telah meningkat menjadi 85.000 jiwa, orang China yang ingin Natuna merdeka tak lagi ada," katanya.

Media China tersebut lantas menyebut jika orang-orang China di Natuna menginginkan kemerdekaan.

Namun malah ditindas oleh Indonesia.

"Menurut laporan masa lalu oleh media Singapura, orang Cina di kepulauan ini selalu ingin mendirikan negara merdeka, tetapi mereka ditindas oleh Indonesia.
Sejarah mengatakan bahwa perwakilan orang Cina di pulau itu telah meminta Taiwan untuk campur tangan di masa lalu.

Setelah media Singapura melaporkan bahwa Chiang Ching-kuo meninggal dan Lee Teng-hui berkuasa, orang Cina di pulau itu mengubah harapan mereka, daratan Tiongkok, dan diterima oleh Deng Xiaoping, yang diam-diam berbicara tentang kemerdekaan dan integrasi pulau itu ke Tiongkok. ,

Deng mengatakan bahwa Tiongkok akan mempertimbangkan masalah Kepulauan Natuna setelah kembalinya Hong Kong pada tahun 1997," kata sohu.com.

Tapi gerakan separatis tak tahu diri itu langsung diberangus Indonesia.

Pastinya Indonesia berhak menggunakan segala sumber daya yang mereka punya untuk mempertahankan kedaulatannya di Natuna dari ancaman China.*

https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...ngan-indonesia

Singapore jilid 2 nieh emoticon-Belgia
.bindexee.
mustafakemal19
magelys
magelys dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.2K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan