Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
5 Penyebab Kehancuran Kerajaan Ottoman, Apa Saja?
5 Penyebab Kehancuran Kerajaan Ottoman, Apa Saja?

5 Penyebab Kehancuran Kerajaan Ottoman, Apa Saja?
Masjid Hagia Sophia, Turki, peninggalan Kerajaan Ottoman. Foto: Getty Images/Chris McGrath

Jakarta - Kerajaan Ottoman sempat menjadi salah satu pemerintahan dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar pada tahun 1500-an. Saat itu, wilayah kekuasaan Ottoman mencakup hingga tenggara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Apakah detikers tahu, kenapa Kerajaan Ottoman runtuh dari kejayaannya?

Kejayaan Kerajaan Ottoman tidak hanya soal perdagangan, militer, dan perekonomian. Dikutip dari History, Kerajaan Ottoman juga unggul di bidang arsitektur hingga astronomi. Tetapi, selama 600 tahun berdiri, kerajaan ini rupanya mengalami kemunduran perlahan hingga resmi berakhir pada 1922.



1. Perpecahan Politik

Kendati membawa Kerajaan Ottoman ke puncak kejayaan, sultan Suleyman I the Magnificent pelan-pelan menarik diri dari tugas-tugas administratif dan lebih banyak bersenang-senang.

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, Wazir Agung atau menteri tertinggi di kerajaan sukses mengambil alih dan mengerjakan tugas-tugas sultan. Tetapi, sejumlah dukungan jadi terbelah antara keduanya.

2. Tidak Ikut Revolusi Industri

Kerajaan Ottoman tidak mengikuti langkah di Eropa untuk menjalankan revolusi industri pada tahun 1700-1800-an. Keputusan ini membuat pertumbuhan ekonomi Kerajaan Ottoman lebih lemah dari Britania Raya, Prancis, dan Rusia.

Saat Perang Dunia I, kerajaan ini tidak punya kemampuan industrial untuk memproduksi senjata berat, amunisi, besi, dan baja yang dibutuhkan dalam pembangunan jalur kereta agar dapat mendukung jalannya perang.

3. Beragam Namun Kurang Persatuan

Di masa kejayaan, kekuasaan Kerajaan Ottoman mencapai wilayah Bulgaria, Mesir, Yunani, Hungaria, Yordania, Libanon, Israel, Palestina, Makedonia, Roma, Siria, sebagian Arab Saudi, dan wilayah teluk utara Afrika.

Menurut Michael A. Reynolds, Associate Professor di Near Eastern Studies, Princeton University, keberagaman ini tidak cukup membuat Kerajaan Ottoman bersatu untuk menjadi sebuah bangsa demokratis yang modern. Setelah beberapa pemberontakan, kemerdekaan Bulgarian dan beberapa negara lain, Ottoman kalah pada Perang Balkan (1912-1913). Kekalahan ini memaksa Kerajaan Ottoman melepaskan sisa wilayahnya di Eropa.

4. Penduduk Kurang Pendidikan

Kerajaan Ottoman tercatat sempat mengupayakan meningkatnya pendidikan warganya pada 1800-an. tetapi, pada 1914, hanya 5-10 persen penduduknya yang bisa membaca. Hal ini menyebabkan Kerajaan Ottoman kekurangan pelatih militer, insinyur, administrator, dokter, dan tenaga ahli mumpuni lainnya.

5. Memihak Jerman di Perang Dunia I

Berada di kubu Jerman pada Perang Dunia I, hampir 500.000 tentara Kerajaan Ottoman wafat di peperangan karena penyakit. Sementara itu, sekitar 2,8 juta warga terluka dan sakit.

Pada Oktober 1918, Kerajaan Ottoman menyerah pada Britania Raya dan mundur dari peperangan. Pihak yang menang di Perang Dunia II kelak membagi-bagi wilayah Kerajaan Ottoman yang tersisa.

https://www.detik.com/edu/detikpedia...toman-apa-saja

fachri15
fachri15 memberi reputasi
1
575
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan