TS
serbaserbi.com
Inilah Kumpulan Tanaman Pemakan Serangga: Gimana Cara Makannya Ya?
Hai semua!
Tumbuhan memerlukan unsur hara yang diserap oleh akar dari dalam tanah demi kelangsungan hidupnya. Namun, ada beberapa tumbuhan yang tumbuh di wilayah tak subur atau tak cukup nutrisi seperti di gunung berbatu, rawa-rawa, lahan berair, dan berpasir, sehingga tumbuhan tersebut harus beradaptasi dengan lingkungan agar dapat bertahan hidup. Salah satu caranya adalah dengan menyerap protein dan nitrogen dari serangga. Yup, beberapa tumbuhan tergolong insektivora karena ‘memakan’ serangga. Wah, tumbuhan apa aja tuh yang makan serangga? Gimana cara mereka memakannya? Cari tahu dengan menyimak thread ini sampai habis!
VENUS FLYTRAP
Tumbuhan yang satu ini sudah tidak asing di telinga orang-orang. Apalagi bagi kamu yang merhatiin guru biologi waktu sekolah dulu. Venus adalah tanaman insektivora yang dominan mengonsumsi laba-laba, semut, lalat, dan nyamuk. Venus tumbuh di tanah asam dan berair sehingga unsur haranya sangat minim. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, venus pun menyerap protein dan nutrisi lain dari serangga.
Corak merah dan aroma Venus yang khas mampu memikat serangga untuk datang dan hinggap di rambut-rambutnya. Jangan salah, rambut-rambut tersebut bukan hanya aksesoris, melainkan senjata pembunuh yang memusnahkan para serangga. Rambut-rambut halus itu mampu menghasilkan sinyal elektrik ketika ada serangga yang hinggap di sana. Sinyal tersebut menjadi pertanda bagi kelopak Venus untuk menutup dan memerangkap serangga di dalamnya.
Perangkap Venus juga di lengkapi dengan tentakel-tentakel berbentuk jeruji di pinggir kelopak Venus, sehingga sulit bagi serangga untuk melarikan diri. Oh iya, kemampuan mengatup kelopak Venus lebih cepat dari kecepatan kedipan mata manusia. Walau begitu, Venus membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam untuk benar-benar menutup rapat. Setelah itu, serangga-serangga tadi langsung dilahap dengan cara mengeluarkan zat lengket yang mengandung enzim-enzim yang dapat melarutkan serangga.
NEPENTHES
Masyarakat yang tinggal di wilayah pegununggan dan perbukitan pasti gak asing lagi sama Nepenthes, atau yang dikenal dengan nama Kantung Semar. Nepenthes memiliki struktur tubuh yang unik. Ia memiliki daun yang dimodifikasi menjadi kantung berbentuk piala, yang digunakan sebagai perangkap serangga. Kantung tersebut juga memiliki penutup.
Dinding piala dapat mengeluarkan nektar yang tertampung di dasar kantung. Setelah nektar dalam kantung tertampung cukup banyak, Nepenthes akan membuka tutupnya agar serangga terpikat dengan aromanya. Serangga-serangga yang terpikat akan mendekati Nepenthes dan hinggap di tepian kantung, lalu kemudian tergelincir dan masuk ke dalam genangan nektar. Nah, nektar inilah yang memiliki senyawa-senyawa pelarut untuk menyerap nitrogen yang terkandung dalam serangga, di mana nitrogen ini dibutuhkan oleh Nepenthes untuk bertahan hidup.
Oh iya, kalian udah pernah nyoba nektar Nepenthes belum? Kalau aku udah. Dulu waktu kecil, waktu masih tinggal di desa, sepulang bermain atau dari ladang, aku suka memetik Nepenthes yang tumbuh liar di tebing bukit. Nepenthes yang dipetik tentunya yang kantongnya masih tertutup, soalnya yang terbuka udah diisi bangkai serangga. Nektarnya sangat jernih dan segar di tenggorokan. Cobain deh!
DROSERA
Drosera tumbuh di tanah asam berawa dan di tanah berpasir. Oleh karena itulah Drosera membutuhkan serangga agar nitrogen dan nutrisi lainnya terpenuhi. Drosera tampak seperti tumbuhan bertentakel. Tentakel-tentakel tersebut memiliki rambut-rambut halus dan bintilan kecil di tiap-tiap ujung rambutnya. Bintil-bintil tersebut tampak seperti embun yang menempel, sehingga Drosera juga dipanggil Sundew atau Embun Matahari. Rambut-rambut Drosera dapat menghasilkan enzim perekat yang membuat para serangga tertarik untuk mendekat. Ketika ada serangga yang hinggap, maka tentakel itu akan mengatup dan serangga itu pun dicerna. Setelah proses pencernaan serangga selesai, Drosera kembali membentangkan tentakelnya dan membuat perangkap baru. Oh iya, tentakel yang mengatup itu bukan seluruh tentakelnya, ya. Melainkan hanya tentakel yang dihinggapi serangga. Supaya lebih jelas, Kaskuser bisa perhatikan video berikut.
PINGUICULA
Siapa sangka bunga cantik seperti spesies Pinguiculaatau Butterwort juga merupakan tumbuhan insektivora. Sama seperti tanaman insektivora lain, Pinguicula juga tumbuh di wilayah asam yang basah dan miskin nitrogen. Oleh karenanya, Pinguicula harus memakan serangga-serangga kecil agar bisa hidup dan tumbuh sehat. Daun Pinguicula dilengkapi rambut halus yang menghasilkan enzim lengket yang digunakan untuk memikat dan ‘memakan’ serangga. Zat lengket tersebut akan tampak seperti air oleh para serangga, sehingga mereka pun mendekat dan hinggap di daun berperangkap tersebut. Sesuai namanya, zat lengket tersebut sangat lengket seperti lem, sehingga serangga yang hinggap di sana tidak bisa melepaskan diri. Saat itulah, serangga meronta-ronta, sedangkan Pinguicula dengan girang membunuh si serangga pelan-pelan lalu mencernanya kemudian, tanpa perlu mengatupkan daun.
CEPHALOTUS
Berbeda dengan Pinguicula yang terlihat sangat cantik, Cephalotus tampak seperti tanaman monster yang mengerikan. Corak merah pada tubuhnya, bulu-bulu, dan kepala dengan gigi panjang yang melengkung membuat Cephalotus cocok sebagai tanaman karnivora. Tanaman asal Australia ini juga memiliki kantong seperti Nepenthes. Caranya dalam memerangkap serangga juga mirip dengan Nepenthes, yaitu dinding kantong menghasilkan nektar, tutup kantong yang seperti mulut monster terbuka, lalu serangga-serangga pun terpikat. Ketika serangga hinggap di tepian kantong, Cephalotus akan mengeluarkan enzim yang membuat para serangga kehilangan daya genggamnya, sehingga mereka pun terjun ke dalam nektar untuk kemudian dicerna. Oh iya, tutup kantong Cephalotus, selain digunakan untuk mengumpulkan nektar, juga berguna untuk melindungi nektar dari proses penguapan matahari. Kan capek, ya, udah ngumpulin nektar berkantong-kantong, tapi malah menguap dan turun sebagai hujan.
***
Gimana, Kaskuser? Menarik banget, kan, tumbuhan-tumbuhan di atas. Selain kita sadar akan keberagaman ekologi, mempelajari keunikan tumbuhan membuat kita semakin yakin bahwa Tuhan Maha Besar. Dengan kebesaran-Nya, Ia ciptakan tumbuhan-tumbuhan unik ini sebagai bahan pembelajaran.
Sekian thread kali ini. Semoga dapat dipahami.
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5.
Sumber Foto: Pixabay
Twitter: diavanillakim
Instagram: diavanillakim
Tumbuhan memerlukan unsur hara yang diserap oleh akar dari dalam tanah demi kelangsungan hidupnya. Namun, ada beberapa tumbuhan yang tumbuh di wilayah tak subur atau tak cukup nutrisi seperti di gunung berbatu, rawa-rawa, lahan berair, dan berpasir, sehingga tumbuhan tersebut harus beradaptasi dengan lingkungan agar dapat bertahan hidup. Salah satu caranya adalah dengan menyerap protein dan nitrogen dari serangga. Yup, beberapa tumbuhan tergolong insektivora karena ‘memakan’ serangga. Wah, tumbuhan apa aja tuh yang makan serangga? Gimana cara mereka memakannya? Cari tahu dengan menyimak thread ini sampai habis!
VENUS FLYTRAP
Tumbuhan yang satu ini sudah tidak asing di telinga orang-orang. Apalagi bagi kamu yang merhatiin guru biologi waktu sekolah dulu. Venus adalah tanaman insektivora yang dominan mengonsumsi laba-laba, semut, lalat, dan nyamuk. Venus tumbuh di tanah asam dan berair sehingga unsur haranya sangat minim. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, venus pun menyerap protein dan nutrisi lain dari serangga.
Corak merah dan aroma Venus yang khas mampu memikat serangga untuk datang dan hinggap di rambut-rambutnya. Jangan salah, rambut-rambut tersebut bukan hanya aksesoris, melainkan senjata pembunuh yang memusnahkan para serangga. Rambut-rambut halus itu mampu menghasilkan sinyal elektrik ketika ada serangga yang hinggap di sana. Sinyal tersebut menjadi pertanda bagi kelopak Venus untuk menutup dan memerangkap serangga di dalamnya.
Perangkap Venus juga di lengkapi dengan tentakel-tentakel berbentuk jeruji di pinggir kelopak Venus, sehingga sulit bagi serangga untuk melarikan diri. Oh iya, kemampuan mengatup kelopak Venus lebih cepat dari kecepatan kedipan mata manusia. Walau begitu, Venus membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam untuk benar-benar menutup rapat. Setelah itu, serangga-serangga tadi langsung dilahap dengan cara mengeluarkan zat lengket yang mengandung enzim-enzim yang dapat melarutkan serangga.
NEPENTHES
Masyarakat yang tinggal di wilayah pegununggan dan perbukitan pasti gak asing lagi sama Nepenthes, atau yang dikenal dengan nama Kantung Semar. Nepenthes memiliki struktur tubuh yang unik. Ia memiliki daun yang dimodifikasi menjadi kantung berbentuk piala, yang digunakan sebagai perangkap serangga. Kantung tersebut juga memiliki penutup.
Dinding piala dapat mengeluarkan nektar yang tertampung di dasar kantung. Setelah nektar dalam kantung tertampung cukup banyak, Nepenthes akan membuka tutupnya agar serangga terpikat dengan aromanya. Serangga-serangga yang terpikat akan mendekati Nepenthes dan hinggap di tepian kantung, lalu kemudian tergelincir dan masuk ke dalam genangan nektar. Nah, nektar inilah yang memiliki senyawa-senyawa pelarut untuk menyerap nitrogen yang terkandung dalam serangga, di mana nitrogen ini dibutuhkan oleh Nepenthes untuk bertahan hidup.
Oh iya, kalian udah pernah nyoba nektar Nepenthes belum? Kalau aku udah. Dulu waktu kecil, waktu masih tinggal di desa, sepulang bermain atau dari ladang, aku suka memetik Nepenthes yang tumbuh liar di tebing bukit. Nepenthes yang dipetik tentunya yang kantongnya masih tertutup, soalnya yang terbuka udah diisi bangkai serangga. Nektarnya sangat jernih dan segar di tenggorokan. Cobain deh!
DROSERA
Drosera tumbuh di tanah asam berawa dan di tanah berpasir. Oleh karena itulah Drosera membutuhkan serangga agar nitrogen dan nutrisi lainnya terpenuhi. Drosera tampak seperti tumbuhan bertentakel. Tentakel-tentakel tersebut memiliki rambut-rambut halus dan bintilan kecil di tiap-tiap ujung rambutnya. Bintil-bintil tersebut tampak seperti embun yang menempel, sehingga Drosera juga dipanggil Sundew atau Embun Matahari. Rambut-rambut Drosera dapat menghasilkan enzim perekat yang membuat para serangga tertarik untuk mendekat. Ketika ada serangga yang hinggap, maka tentakel itu akan mengatup dan serangga itu pun dicerna. Setelah proses pencernaan serangga selesai, Drosera kembali membentangkan tentakelnya dan membuat perangkap baru. Oh iya, tentakel yang mengatup itu bukan seluruh tentakelnya, ya. Melainkan hanya tentakel yang dihinggapi serangga. Supaya lebih jelas, Kaskuser bisa perhatikan video berikut.
PINGUICULA
Siapa sangka bunga cantik seperti spesies Pinguiculaatau Butterwort juga merupakan tumbuhan insektivora. Sama seperti tanaman insektivora lain, Pinguicula juga tumbuh di wilayah asam yang basah dan miskin nitrogen. Oleh karenanya, Pinguicula harus memakan serangga-serangga kecil agar bisa hidup dan tumbuh sehat. Daun Pinguicula dilengkapi rambut halus yang menghasilkan enzim lengket yang digunakan untuk memikat dan ‘memakan’ serangga. Zat lengket tersebut akan tampak seperti air oleh para serangga, sehingga mereka pun mendekat dan hinggap di daun berperangkap tersebut. Sesuai namanya, zat lengket tersebut sangat lengket seperti lem, sehingga serangga yang hinggap di sana tidak bisa melepaskan diri. Saat itulah, serangga meronta-ronta, sedangkan Pinguicula dengan girang membunuh si serangga pelan-pelan lalu mencernanya kemudian, tanpa perlu mengatupkan daun.
CEPHALOTUS
Berbeda dengan Pinguicula yang terlihat sangat cantik, Cephalotus tampak seperti tanaman monster yang mengerikan. Corak merah pada tubuhnya, bulu-bulu, dan kepala dengan gigi panjang yang melengkung membuat Cephalotus cocok sebagai tanaman karnivora. Tanaman asal Australia ini juga memiliki kantong seperti Nepenthes. Caranya dalam memerangkap serangga juga mirip dengan Nepenthes, yaitu dinding kantong menghasilkan nektar, tutup kantong yang seperti mulut monster terbuka, lalu serangga-serangga pun terpikat. Ketika serangga hinggap di tepian kantong, Cephalotus akan mengeluarkan enzim yang membuat para serangga kehilangan daya genggamnya, sehingga mereka pun terjun ke dalam nektar untuk kemudian dicerna. Oh iya, tutup kantong Cephalotus, selain digunakan untuk mengumpulkan nektar, juga berguna untuk melindungi nektar dari proses penguapan matahari. Kan capek, ya, udah ngumpulin nektar berkantong-kantong, tapi malah menguap dan turun sebagai hujan.
***
Gimana, Kaskuser? Menarik banget, kan, tumbuhan-tumbuhan di atas. Selain kita sadar akan keberagaman ekologi, mempelajari keunikan tumbuhan membuat kita semakin yakin bahwa Tuhan Maha Besar. Dengan kebesaran-Nya, Ia ciptakan tumbuhan-tumbuhan unik ini sebagai bahan pembelajaran.
Sekian thread kali ini. Semoga dapat dipahami.
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5.
Sumber Foto: Pixabay
Twitter: diavanillakim
Instagram: diavanillakim
evywahyuni dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.4K
44
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan