Jakarta: Rusia siap membantu Indonesia jika ingin mengadopsi energi nuklir. Tawaran tersebut disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva dalam wawancara dengan Sputnik, Rabu, 18 Mei 2022.

"Pemerintah Indonesia harus memutuskan untuk mengadopsi energi nuklir," kata Lyudmila.

"Sejauh ini belum diambil (keputusannya), tetapi kami tahu Indonesia sedang mempertimbangkan opsi ini dengan hati-hati, dan kami siap membantu mitra Indonesia kami, dan telah ada komunikasi tentang masalah ini antara kedua belah pihak," tuturnya kepada Sputnik.

Ia mengatakan, Indonesia belum ikut dalam perang ekonomi melawan Rusia, tapi RI mengalami banyak tekanan dari negara-negara Barat.

Namun, tutur Lyudmila, sejauh ini Indonesia menentang dan melakukan politik luar negeri bebas aktif. Indonesia, sambung dia, telah memperhitungkan hubungan persahabatan tradisional yang ada antara kedua negara.

Bahkan, terdapat tren positif dalam kerja sama bilateral Indonesia-Rusia yang terus berlanjut. "Misalnya, tahun lalu kami melihat lompatan 40 persen dalam perdagangan antara Rusia dan Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, pada Januari tahun ini, pertumbuhan perdagangan melesat hingga 60 persen "Dan sejauh ini kami tidak melihat ada niat dari pihak Indonesia untuk menghentikan atau memotong kerja sama semacam ini," seru dia.

Selain itu, kata Lyudmila, negaranya merasa Indonesia sebagai jendela peluang bagi Rusia untuk lebih memperkuat bisnis ke pasar Indonesia.

"Kami memiliki beberapa proyek investasi bersama yang telah berkembang sangat positif. Yang utama adalah membangun kilang minyak di Pulau Jawa di kota Tuban dan sudah berjalan dengan baik," ucapnya.

Namun, kedua negara mendiskusikan banyak bidang kerja sama yang bisa dijajaki dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Indonesia dan Rusia juga bekerja sama dalam infrastruktur. "Kami memiliki beberapa perusahaan Rusia yang melihat, misalnya, kontrol lalu lintas di jalan tol. Bahkan ada pilot project di salah satu tol dekat Jakarta untuk menimbang truk yang berhasil diluncurkan beberapa waktu lalu," ucapnya.

"Jadi ada banyak peluang dan kami berharap kerja sama kami akan berjalan dengan sangat positif," pungkas Lyudmila.

(FJR)
https://m.medcom.id/internasional/er...-energi-nuklir