Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi rumah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, Rabu (2/2). Dalam pertemuannya, Gus Baha menyebutkan Ganjar merupakan cucu dari Kiai Hisyam.
Meski belum belum pernah menjumpai Kiai Hisyam, Ganjar menyampaikan dirinya sering kali mendengar cerita tentang karisma mbah mertuanya. Termasuk saat dirinya sedang mengunjungi rumah warga yang mendapat bantuan RTLH di Banjarnegara.

Saat menemui warga tersebut, Ganjar mengaku kaget melihat ada foto Kiai Hisyam di rumahnya. Saat tahu Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, orang tersebut pun langsung memeluk dan menciumnya.


"Ternyata dulu itu beliau santrinya Kiai Hisyam. Lha saya itu kok langsung dirangkul, diambungi Gus," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Jumat (4/2/2022).

Baca juga:
Gus Baha Puji Gaya Ganjar Artikan Bismillah ala Kitab Kuning
Kunjungan Ganjar ke rumahnya pun disambut baik oleh Gus Baha. Mendengar cerita Ganjar, Gus Baha mengatakan hal tersebut merupakan momen biasa di kalangan santri. Hal ini sering kali diistilahkan dengan mengambil berkah sang kiai.

"Wah, saya kedatangan mantu kiai ini. Pak Ganjar iki putune Mbah Hisyam lho," kata Gus Baha.

"Mesti langsung dicucup bun-bune (pasti langsung dicium ubun-ubunnya), ngalap berkah," lanjutnya.

Menurut Gus Baha, Kiai Hisyam memang merupakan ulama yang sangat disegani dan dihormati di matanya. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Kiai Hisyam memiliki nama kecil Muhammad Qosim.

Baca juga:
Menilik Moge yang Dipakai Ganjar Sidak SMAN Tawangmangu
Adapun Kiai Hisyam Abdul Karim merupakan ulama karismatik, pejuang kemerdekaan, serta inspirator bangsa. Kiai Hisyam juga telah mengembara dari satu pondok ke pondok lain, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur sekitar 15 tahun guna belajar ilmu mengaji.

Dulunya, Hisyam muda pernah berguru pada sejumlah kiai besar, di antaranya Kiai Dahlan di Desa Kaliwangi Mrébét, Kiai Zuhdi di Pondok Leler Banyumas, dan Kiai Dahlan di Pondok Jampes Kediri.

Secara khusus, dalam bidang qiroatul Qur'an, Kiai Hisyam juga berguru kepada Kiai Yusuf Buntet Cirebon dan Kiai Nuh Pager Aji Cilongok. Dalam bidang thoriqoh, Hisyam berguru kepada Kiai Rifa'i Sokaraja.

Usai nyantri di berbagai pesantren, dengan restu sang guru, Syekh Dahlan Ihsan, Hisyam kemudian mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.

Baca juga:
Momen Ganjar Sambangi Veteran Perang Keturunan Tionghoa Saat Imlek
Saat itu, jemaah di kalangan nahdliyin daerah Banyumas sering memanggilnya Hisyam Kalijaran. Tak hanya itu, Hisyam pun dikenal sebagai ulama yang ampuh keilmuan sekaligus kanuragannya.

Selain karismatik, Hisyam juga sangat lekat di ingatan jemaahnya sebagai ulama yang murah senyum dan lucu, namun sangat dalam isi dakwahnya. Uniknya, selain mengaji, para santri di Kalijaran juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse, dan belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan. Berkat hal ini, pondok tersebut dikenal sebagai pesantren perjuangan dan menjadi tempat pengkaderan para pejuang.

Di samping itu, Hisyam juga aktif di NU. Dirinya pun tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode, yakni periode 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983.

Kiai Hisyam wafat pada Kamis Kliwon 4 Jumadil Akhir 1410 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Januari 1989. Saat ini, Pesantren Kalijaran dikelola secara gotong royong oleh keturunannya. Salah satunya oleh cucu Kiai Hisyam, yaitu Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo.

Lihat juga video 'PPP Mulai Dekati Anies, Ganjar hingga RK':








(fhs/ega)
https://news.detik.com/berita/d-5927...hisyam-lho/amp

Gus ganjar