Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Mahasiswa Uncen Diduga Tertembak Peluru Karet Saat Demo Tolak DOB Papua
Seorang Mahasiswa Uncen Diduga Tertembak Peluru Karet Saat Demo Tolak Daerah Otonomi Baru Papua
Mahasiswa Uncen Diduga Tertembak Peluru Karet Saat Demo Tolak DOB Papua

Tangkapan layar dari video amatir, polisi membubarkan paksa aksi tolak DOB-Otsus di kawasan Mega, Waena, Selasa, 10 Mei 2022.[Jubi/Ist]
Suara.com - Seorang mahasiswa Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih (Uncen) Fred Nawipa diduga terkena tembakan peluru karet oleh aparat gabungan TNI-Polri saat aksi demonstrasi tolak otonomi khusus atau daerah otonomi baru di Jayapura, Papua hari ini dibubarkan paksa.

Aktivis Papua Ambrosius Mulait mengatakan, saat itu korban tengah mengikuti demonstrasi bersama massa aksi lainnya di depan Mega Waena, Jayapura.

"Massa aksi ini ditembaki dengan water cannon dan dipukul massa di situ, Ketua DPM Uncen ini dia ditembak peluru karet aparat posisinya di situ, lalu kawan-kawan bantu pikul dan mengamankan dia," kata Ambrosius saat dihubungi Suara.com, Selasa (10/5/2022).

Meski begitu, dia belum mengetahui kronologi lengkap dan siapa pelaku penembakan tersebut karena komunikasi dengan massa aksi lain masih terhambat.

"Informasi ke teman-teman itu masih belum bisa, karena tadi ada penangkapan pada juru bicara Petisi Rakyat Papua Jeffry Wenda dan enam orang lainnya, kita mau komunikasi dengan teman-teman di sana tapi hapenya tidak aktif, karena ada penangkapan, sedang tidak nyaman," ucapnya.

Direktur LBH Papua Emanuel Gobay menambahkan kondisi Fred saat ini masih dirawat oleh teman-temannya di Asrama Mimika.

"Itu dibawa ke asrama mimika kemudian diobati oleh beberapa mahasiswi yang ada di Asrama Mimika itu," ucapnya.

Selain Fred, Ambrosius juga mengabarkan Ketua BEM Hukum Uncen Yuniel Pahabol juga dikabarkan ditangkap, namun belum ada kabar terkait keberadaannya sampai saat ini.

Terpisah, dalam laporan Jubi.id, Kepala Kepolisian Resor Kota atau Kapolresta Jayapura, Kombes Gustav Urbinas mengklaim tidak ada satupun massa aksi yang tertembak peluru karet.

“Postingan yang beredar itu tidak benar. Saya [yang] terakhir ada di lokasi tersebut. Jadi itu sama sekali tidak benar,” kata Urbinas dalam keterangan pers di Kota Jayapura, sore ini.


Menurutnya, kemungkinan orang itu digotong teman-temannya setelah terjatuh saat polisi membubarkan massa demonstran, bukan ditembak aparat.

“Hal itu sudah kami konfirmasi juga ke yang dituakan dari [pihak] mahasiswa, dan kondisi yang bersangkutan baik-baik saja. Juga ada kabar yang mengatakan ada pendemo yang tertembak di kaki, itu tidak betul,” tegas Urbinas.

Dia menyebut SOP pembubaran massa tidak menggunakan peluru karet, tetapi memakai gas air mata dan water canon. Bahkan petugas yang memegang senjata laras panjang sudah ditunjuk, dan bukan dalam jumlah besar.
https://www.suara.com/news/2022/05/1...u-papua?page=2
demo tolak pemekaran berlangsung di berbagai tempat di Papua dan Indonesia

sempat ricuh di Jayapura ... Demonya emang ditunggai organisasi-organisasi yang ingin Papua merdeka 

mungkin tujuannya untuk cari perhatian dunia internasional secara ada ASEAN-US Special Summit beberapa hari nanti secara kabarnya ada kemungkinan hari ini, 11 Mei, demo masih lanjut.

Demo Besar Tolak DOB Papua, 5 Polres Berstatus Siaga

Mahasiswa Uncen Diduga Tertembak Peluru Karet Saat Demo Tolak DOB Papua
lustrasi. Polisi berstatus siaga antisipasi demo tolak DOB Papua (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak lima Polres di wilayah Papua berstatus siaga mengantisipasi unjuk rasa besar-besaran yang digelar untuk menolak Daerah Otonomi Baru (DOB) pada Selasa (10/5) dan Rabu (11/5).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan instruksi itu dikeluarkan langsung oleh Kapolda Papua melalui surat telegram kepada jajarannya.

"Jadi siap siaga. Karena jangan sampai, kami sudah arahkan masing-masing jajaran untuk tetap siaga mengantisipasi adanya unjuk rasa," kata Kamal saat dikonfirmasi, Selasa (10/5).

"Dari hasil laporan tadi, hanya empat atau lima Polres yang dilakukan (siaga)," tambah dia.

Adapun lima Poles tersebut yang turut mengamankan unjuk rasa berada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Deiyai.

Kamal menyebutkan bahwa kepolisian melakukan upaya tersebut untuk mencegah kericuhan seperti pada 2019 lalu.

"Kejadian 2019 jangan sampai terjadi lagi," jelasnya.

Menurut Kamal, dari hasil penyelidikan awal diduga terdapat sejumlah pihak yang berencana untuk menyusupi demonstrasi tersebut.

Ia pun menyebutkan bahwa polisi turut mengamankan beberapa orang di wilayah Jayapura. Namun, ia belum dapat merincikan lebih lanjut jumlah orang yang ditangkap itu.

"(Diamankan) Ke Polersta, Polda hanya membackup saja. Itu terkait unjuk rasa atau UU ITE kami masih dalami lebih lanjut," ucap Kamal.


Unjuk rasa ini dilakukan oleh sejumlah elemen mahasiswa dan kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai Petisi Rakyat Papua (PRP). Mereka menolak otonomi khusus jilid 2 dan pemekaran Dearah Otonomi Baru (DOB).

Unjuk rasa sempat berlangsung, namun dibubarkan paksa oleh polisi. Direktur LBH Papua Emanuel Gobay mengatakan pembubaran paksa itu dilakukan hingga menggunakan mobil water cannon.

Selain itu, kata dia, aparat kepolisian juga mengejar massa aksi sambil memukul. Hal ini membuat sejumlah peserta mengalami luka-luka.
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...rstatus-siaga.
Kalau kejadian 2019 terjadi lagi
bisa-bisa berdampak pada KTT G20 
0
1.2K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan