- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seru! Rebutan Kupat baik Saat Tradisi Syawalan di Semarang


TS
surinami
Seru! Rebutan Kupat baik Saat Tradisi Syawalan di Semarang
Quote:

Jakarta - Setelah ramadan, banyak orang memperingati bulan syawal dengan berpuasa. Ada juga tradisi syawalan dengan berbagi uang dan kuliner khas, kupat baik. Begini keseruannya!
Di Semarang, bulan syawal disambut dengan istimewa. Masyarakat daerah Pedurungan, misalnya, menggelar tradisi syawalan yang meriah.
Terdapat kuliner khas dalam perayaan ini. Bernama kupat baik, olahan ketupat ini diberi isian tauge, kubis, atau kol serta beberapa sayuran lain. Isian ini dibuat menyembul sehingga terlihat seperti rambut kelamin saat ketupat dibelah.
Tradisi berbagi kupat baik itu digelar pada Senin pagi (9/5/2022). Acara diselenggarakan pada pagi hari usai jemaah Subuh, diawali suara ketukan listrik bertalu-talu untuk memanggil warga di Kampung Jaten Cilik.
Para warga, kebanyakan anak-anak, segera keluar rumah dan mencari sumber suara. Di tempat itu sejumlah warga siap membagikan kupat baik yang di dalamnya juga berisi uang yang diikatkan.

Bocah-bocah itu langsung berebut makanan itu dengan wajah sumringah. "Seru, tadi sempat keinjak-injak juga kakinya. Ini dapat ketupat isi sayur sama ada juga ketupat isi uang," ujar salah satu anak, Zahira (15) yang kelelahan berlarian, Senin (9/5/2022).
Sedangkan di Kampung Pedurungan Tengah, tradisi ini digelar lebih tertib. Tidak terlihat adanya anak-anak yang berebut.
Warga membagikannya dari rumah ke rumah. Tidak hanya anak-anak, sejumlah ibu-ibu juga kebagian kupat baik dengan bonus uang di dalamnya.

Imam Masjid Rhoudotul Muttaqiin, Munawir mengatakan tradisi itu sudah hidup puluhan tahun. Mereka menjaga tradisi itu untuk memperkuat semangat berbagi saat perayaan Idul Fitri.
Dia menyebut tradisi itu muncul sekitar tahun 1950, pada masa-masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pada saat itu banyak warga yang mengungsi namun tetap ingin merayakan Lebaran.
"Warga sini yang mengungsi di daerah Mranggen pulang sekitar tahun '52 jelang Lebaran. Terus karena keterbatasan dana, warga berinisiatif membuat kupat dengan menu sederhana. Yaitu kupat dibelah tengah dan diisi tauge, kol dan kelapa terus dibagikan ke tetangga yang tidak punya," ujar Munawir.
Bagaimana rasa kupat baik? Sebenarnya tidak ada yang istimewa karena sama seperti memakan ketupat dengan gudangan atau urap. Namun yang istimewa yaitu kebersamaan saat tradisi ini berlangsung setahun sekali.
https://food.detik.com/berita-boga/d...an-di-semarang
Unik sekali..



bukan.bomat memberi reputasi
1
826
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan