Marak Diberitakan Suami Aniaya Istri dan Anak Hingga Tewas, Kenapa Bisa Terjadi?

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Marak Diberitakan Suami Aniaya Istri dan Anak Hingga Tewas, Kenapa Bisa Terjadi?

masnukho

07-05-2022 21:57

Marak Diberitakan Suami Aniaya Istri dan Anak Hingga Tewas, Kenapa Bisa Terjadi?

Heboh diberitakan di media sosial kejadian-kejadian seorang suami aniaya istri dan anaknya hingga tewas, apakah dunia serusak ini?

Penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga, dapat dikatakan sebagai kasus harian yang juga diberitakan setiap hari.

Di media sosial, televisi, dan media masa, tindak kekerasan dan penganiayaan yang terjadi di dalam sebuah rumah tangga tengah heboh dan membuat masyarakat terheran-heran dengan sikap dan sifat kejamnya manusia di era modern ini bahkan terhadap anggota keluarganya sendiri.

Bukan hanya di Indonesia aksi KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga terjadi. Di negara lain pun KDRT juga sedang marak terjadi bahkan hingga menjadi berita Internasional karena keberingasan dan ketidak manusiawian pelakunya.

Sebagaimana kejadian KDRT yang terjadi di Filipina yang menjadi pembahasan publik beberapa hari belakangan.

Dilansir dari akun Instagram @smart.gram dibagikan sebuah berita peristiwa seorang ayah tega membanting dan menghajar anaknya yang masih kecil hingga tewas, kejadian tersebut terjadi di Filipina pada 27 April 2022 lalu.

Pelaku bernama Erano Veraces Sailoman, berusia 26 tahun sedangkan korban merupakan anak kandungnya sendiri yaitu Erron Vareces berusia 7 tahun.

Menurut penjelas dari ibu korban yang merupakan istri pelaku Erano Veraces, kejadian tersebut terjadi karena pelaku dibuat emosi terhadap ulah Vareces yang sulit diatur.

Bukan hanya itu, ternyata Erano juga merasa emosi karena istrinya menolak saat hendak diajak untuk berhubungan badan dengan alasan si istri tengah hamil.

Akhirnya sebagai pelampiasan Erano Veraces menganiaya anak kandungnya sendiri dengan membanting dan menghajar anaknya di jalan hingga tewas.

Diketahui Erano Veraces juga meninggal dunia bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke dinding tahanan setelah ditangkap oleh Kepolisian Rodriguez.

Tindak KDRT semacam ini bukan hanya terjadi di Filipina GanSis. Di negara kita Indonesia juga sering diberitakan kejadian serupa dimana suami aniaya istri, ayah bunuh anak, istri gorok semua, semua pernah ada dan terjadi di negara kita.

Adapun yang menjadi pertanyaan disini, kenapa itu semua bisa terjadi?

Pastinya ada beberapa alasan dan kemungkinan yang menjadi alasan ya GanSis, tidak mungkin kejadian tidak manusiawi seperti itu terjadi tanpa alasan yang jelas dan nyata.

Berikut ini beberapa kemungkinan yang bisa menjadi alasan tindak kekerasan dalam rumah tangga.

1. Masalah Ekonomi

Permasalahan ekonomi di dalam rumah tangga sering kali menjadi alasan paling kuat untuk menjadi penyebab percekcokan GanSis. Setelah adanya percekcokan maka entah itu suami atau istri akan melakukan tindak KDRT jika memang tidak bisa menahan amarah dan emosinya.

2. Masalah Ranjang

Istri menolak berhubungan badan, meskipun terlihat sangat sepele namun beberapa kali kejadian masalah ranjang ini juga dapat menjadi alasan KDRT GanSis. Bahkan ada suami yang tega membunuh istrinya karena menolak untuk melayani karena lelah atau datang bulan dan lain sebagainya.

3. Anak Susah Diatur

Anak susah diatur juga dapat menjadi alasan dilakukannya KDRT oleh ayah atau ibu dari si anak GanSis.

Ada beberapa orang tua yang tega membunuh atau membuang anak mereka dengan pengakuan anaknya tidak bisa diatur.

4. Mabuk

Hilangnya akal karena pengaruh alkohol ini juga sangat berbahaya GanSis.
Seseorang yang mabuk biasanya akan lebih berani bahkan tidak berpikir sebelum melakukan apapun termasuk membunuh istri atau anaknya sendiri.

Itulah GanSis sekilas tentang kejadian penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga yang tengah marak diberitakan dan terjadi di banyak negara lengkap dengan alasan kenapa KDRT dapat terjadi di dalam rumah tangga.

Mudah-mudahan kedepannya banyak orang yang lebih berpikir jernih saat rumah tangganya sedang dilanda masalah tanpa harus ada tindak kekerasan ataupun penganiayaan.