Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno selalu menjadi sorotan publik dengan kerja cerdas dan kerja kerasnya dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.

Belakangan ini Sandiaga Uno gencar melakukan kunjungan kerja untuk sosialisasi kepada pelaku UMKM agar ekonomi Indonesia kembali bangkit setelah terpuruk sejak adanya pandemi Covid-19.

Dalam salah satu kunjungan kerja dilansir dari akun Instagram @sandiuno, Sandiaga Uno diketahui menjelaskan tentang kebijakan pemerintah yang memperbolehkan aktivitas Bukber (Buka Bersama) tanpa ngobrol.

Pemerintah memperbolehkan kegiatan dan aktivitas buka bersama dengan syarat tidak boleh ngobrol atau dilarang ngobrol. Kebijakan inilah yang kemudian menjadi pro kontra dan memancing banyak komentar masyarakat bahkan muncul meme-meme baru terkait kebijakan tersebut.

Adapun alasan kenapa buka puasa bersama dilarang sambil ngobrol ternyata menurut Menteri Sandiaga Uno yaitu karena takut keselek.

Makan dan minum sambil ngobrol tentu itu tidak dianjurkan karena bisa mengakibatkan tersedak atau "keselek".

Sandiaga Uno pun menjelaskan bahwasanya harus dibedakan waktu makan dan waktu ngobrol saat bukber, agar lebih nyaman dan tidak tersedak karena makan sambil ngobrol.

Pada kesempatan tersebut Sandiaga Uno juga menganjurkan masyarakat untuk semangat terus beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan dan mengingatkan untuk tidak lupa mengeluarkan zakat fitrah.

Harapan Sandiaga Uno di Ramadhan tahun depan mudah-mudahan ekonomi kembali pulih dan bangkit agar lebih banyak tercipta lapangan kerja untuk masyarakat.

Pro kontra terkait kebijakan bukber tanpa ngobrol yang menghebohkan media sosial beberapa waktu lalu tersebut tentu karena satu dan berbagai alasan GanSis.

Selain karena rendahnya masyarakat kita untuk memahami sebuah kebijakan dan juga pemahaman literasi, pastinya tidak menyimak secara utuh dan lengkap isi kebijakan lah yang menimbulkan salah paham.

Beberapa kali terjadi kesalahpahaman masyarakat terhadap kebijakan pemerintah juga karena beberapa alasan di atas ditambah dengan adanya pihak-pihak yang sengaja memelintir agar muncul ketegangan atau keributan.

Mari kita semua kembali pada fitrahnya manusia, yaitu mencari tahu terlebih dahulu tentang sebuah konteks apapun itu baik aturan, anjuran, atau kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah agar tidak timbul salah persepsi atau salah paham.