Netflix Mau Ganti Model Bisnis, Ini 5 Perubahan Yang Mungkin Terjadi
TS
rickyandriandra
Netflix Mau Ganti Model Bisnis, Ini 5 Perubahan Yang Mungkin Terjadi
Waduh di pertengahan bulan April 2022 kemarin, si Netflix ucuk-ucuk dateng bawa kabar yang bikin kita kaget aja nih.
Yang kita tau mah Netflix jadi salah satu streaming platform raksasa yang mendominasi pasarnya kan.
Ya gimana enggak, berdasarkan data dari Value Champion, Netflix mendominasi Top Revenue Apps Rank di banyak negara, Indonesia salah satunya, Gan.
Tapi usut punya usut bikin pikiran kusut, di tanggal 19
April kemarin, Netflix ngumumin bahwa mereka kehilangan lebih dari 200 ribu pelanggannya yang sekaligus bikin sahamnya lompat indah sampe 35%,
Gan.
Katanya sih, ghostingnya pelanggan-pelanggannya ini karena kebijakan Netflix tentang sharing password, kebijakan yang justru jadi titik balik kesuksesan netflix.
Hiii n666eriiii gak tuh!
Padahal ya, Gan, sebelumnya nih si Netflix pede banget nentui target pertumbuhan jumlah pelanggannya di angka 2,5 juta pelanggan baru.
Hmm... Jumawa memang tidak baik ya, Gan.
Akhirnya, Ted Sarandos a.k.a si bos Netflix yang sekarang, punya pikiran mau ubah sedikit bisnis modelnya nih. Tapi belum ada kepastian mau digimanain nih si aplikasi nonton khas staycation ama ayang.
Sebagai orang yang suka memantau role bisnis perusahaan-perusahaan tekno, ts mau kasih 5 perkiraan perubahan model bisnis yang mungkin bakalan diterapin sama Netflix buat genjot revenuenya.
Spoiler for 1. Memperketat Sharing Password:
Kebijakan yang ini sempet jadi rumor yang udah disinggung langsung sama om Sarandos, mungkin karena doi lagi panik kali ya makanya mikir gini.
Terlebih lagi, kebijakan ini juga jadi salah satu penyebab hilangnya ratusan ribu pelanggan mereka.
Katanya, Netflix akan memberlakukan biaya tambahan buat kamu-kamu-kamu yang mau sharing password ke pengguna lain.
Solusi yang menarik sih, tapi kayaknya Netflix harus hati-hati nih dengan langkah ini, bisa berpotensi makin banyak yang hilang kayak bocil-bocil yang pada ikut mudik.
Spoiler for 2. Konten Mengandung Iklan:
Satu lagi kebijakan yang juga sempet kedengeran dari mulut om Sarandos, katanya pemberlakuan konten mengandung iklan bisa jadi solusi untuk masalah revenue Netflix.
Tapi maap ya, punten om Sarandos, orang-orang pilih Netflix kan biar gak ada iklannya kayak di tipi sama yusup.
Emang sih konsep Adsensenya Youtube jadi salah satu sumber revenue yang gede, tapi berpotensi bikin pelanggannya makin kecil.
Antum kira orang-orang di Youtube betah nonton iklan? Enggak, kita semua pake AdBlock di Chrome kita hahaha!
Spoiler for 3. Perubahan Metode Pembayaran:
Nah, kalo yang ini menurut ane, GanSis. Biasanya tiap negara punya payment services yang beraneka ragam ya, kayak di Indonesia aja udah banyak banget kan tuh.
Ada Gopay, Dana, Ovo, ShopeePay, dan masih banyak lagi.
Menurut ane, dengan dipermudahnya sistem atau metode pembayaran Netflix pakai sistem pembayaran sesuai negaranya bisa jadi langkah awal untuk gaet pelanggan-pelanggan baru.
Emang sih, sekarang Netflix udah menerapkan Gopay sama Dana untuk pembayarannya, tapi kita gak bisa menutup mata sama pengguna payment service yang lain.
Bahkan, kalo emang memungkinkan, bayar lewat Indongaret atau Alfangaret boleh diterapin.
Spoiler for 4. Merger dengan Kompetitor:
Konsep satu ini sih sebenernya udah cukup sering jadi senjata andalan perusahaan-perusahaan besar yang mulai terancam sama kerikil-kerikil kompetitornya.
Alibinya sih berkoalisi biar lebih kuat, padahal nyatanya banyak yang menerapkan "Cara termudah menghancurkan musuh adalah menjadikannya teman".
Ya terserah lah, itu urusan dapur mereka. Tapi langkah ini juga bisa dijadikan senjata andalan Netflix nih.
Beberapa kompetitornya bisa dibilang memang masih ada di jajaran di bawah Netflix, sangat gampang bagi raksasa sekelas Netflix untuk melahap mereka.
Tapi jangan serakah ya, bisnis gak akan maju kalau gak ada kompetisinya, om Sarandos.
Spoiler for 5. Website Penuh Iklan:
Sebenernya yang ini bisa dibilang hampir gak mungkin dilakuin Netflix ya, melihat positioning brand mereka emang lebih ke elegant dan sedikit luxury.
Kalau di Indonesia sih ini hal yang lumayan sering kita lihat, mungkin sebagai contohnya kamu bisa liat lah gimana tampilan websitenya forum Semprot wkwk!
Bener, penuh iklan di semua sisi websitenya, mulai dari iklan judy, pembesar tenis, pengencang payung udara, sampe iklan jasa santen ada di sana.
Walaupun rada gak mungkin, tapi ini tetep ada peluangnya karena dibandingkan gangguin pengguna pake iklan di tengah-tengah film, mending buka slot iklan di website atau appsnya aja.
Ya apapun kebijakan baru di model bisnis Netflix nantinya, semoga tetep bisa memanjakan penggunanya dan jumlah penggunanya makin banyak ya, GanSis.
Buat oknum-oknum yang melakukan komersialisasi Netflix secara ilegal, udah yuk tobat, Gan.
Mending jualan petasan aja, asalkan jangan jual 5 petasan paling gak seru, Gan. Hmm... petasan apa aja tuh?