Sumber intelijen Amerika Serikat mengatakan kepada bahwa persenjataan Amerika yang dikirim ke Ukraina sulit dilacak keberadaannya.

Pemerintah AS berusaha keras melacak sejumlah besar "bantuan mematikan" yang ditransfer ke angkatan bersenjata Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat diduga telah membocorkannya.

Badan-badan intelijen memiliki kemampuan "hampir nol" untuk mengikuti pengiriman senjata hingga sampai pada sasaran penerima yaitu militer Ukraina.

Senjata yang dikirim ke Ukraina merupakan “pasokan terbesar baru-baru ini ke negara mitra dalam konflik,” Gedung Putih khawatir bantuan itu “berakhir di tangan militer dan milisi lain yang bukan untuk dipersenjatai AS, Seorang pejabat senior pertahanan Amerika mengatakan, dikutip dari CNN pada hari Selasa (19/4/2022)


“Kami memiliki kesetiaan dengan waktu yang singkat, tetapi ketika memasuki kabut perang, kami memiliki hampir nol,” kata sumber lain yang diberi pengarahan tentang intelijen AS.

Ia menambahkan bahwa senjata itu jatuh “ke dalam lubang hitam besar, dan kita hampir tidak memiliki akal sehat. sama sekali setelah waktu yang singkat.”

Terlepas dari "titik buta" tersebut - menurut outlet itu "sebagian besar karena kurangnya pendalaman AS di lapangan" di Ukraina dan portabilitas dari banyaknya senjata yang disediakan.

Gedung Putih telah "memperhitungkan risiko" bahwa beberapa senjata Amerika akan pergi ke " tempat- tempat yang tidak terduga ," kata pejabat Pentagon lainnya.

Perkiraan Barat untuk rincian korban di pihak Ukraina dan medan perang lainnya juga tetap "berkabut," tambah dua sumber intelijen, yang berarti Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya sering bergantung pada informasi dari pemerintah Kiev, yang menurut mereka tidak selalu dapat diandalkan.

“Ini perang – semua [pejabat Ukraina] yang lakukan dan katakan di depan umum dirancang untuk membantu mereka memenangkan perang. Setiap pernyataan publik adalah operasi informasi, setiap wawancara, setiap penampilan Zelensky yang disiarkan adalah operasi informasi,” kata sumber lain yang akrab dengan intelijen Barat, merujuk pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Untuk diketahui seperti yang dilansir ngawi.pikiran-rakyat.com sejak Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada akhir Februari, Washington telah memberikan lebih dari $2,6 miliar atau sekitar Rp37, 3 triliun rupiah bantuan militer ke Kiev dan beberapa miliar lagi dalam bantuan kemanusiaan

Sementara Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirim total $3,2 miliar atau sekitar Rp45,9 triliun rupiah sejak menjabat pada tahun 2020.

Selain itu, lebih dari 100.000 tentara Amerika juga telah dikerahkan untuk mendukung "sayap timur" NATO, sementara anggota NATO secara individu dari blok militer juga memberikan bantuan miliaran ke Ukraina.

Pada hari Selasa, Gedung Putih dilaporkan sedang mempertimbangkan satu lagi paket bantuan mematikan utama untuk dikirim ke Ukraina dalam persiapan untuk melawan Rusia di wilayah republik Donbas.

Paket bantuan senjata ke Ukraina tersebut total senilai $800 juta atau sekitar Rp11,4 triliun rupiah, mulai dari artileri berat, drone, kendaraan lapis baja, helikopter militer dan lainnya, dilansir dari Russia Today.***

Waduh jangan2 di jual zelenski. Pantesan dia minta trs di kirim senjata. Trs Dia jual murah..

Coba cek di toped ada yg jual ga


Atau di begal di jalan. Begal indo merajalela di ukraine