- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Alasan MA Wajibkan Pemerintah Sediakan Vaksin COVID-19 Halal


TS
User telah dihapus
Ini Alasan MA Wajibkan Pemerintah Sediakan Vaksin COVID-19 Halal

Jakarta - Presiden Joko Widodo kalah di Mahkamah Agung (MA) melawan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI). Dengan putusan ini, pemerintah harus menyediakan vaksin COVID-19 yang khalal, khususnya bagi muslim.
Judicial review yang dimaksud adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
"Menyatakan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai 'Pemerintah (Menteri Kesehatan, Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan), wajib memberikan perlindungan dan jaminan tentang kehalalan jenis Vaksin COVID-19 yang ditetapkan untuk pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di wilayah Indonesia'," demikian bunyi putusan MA yang dilansir di website-nya, Kamis (20/4/2022).
Putusan itu diketok ketua majelis Prof Supandi dengan anggota Is Sudaryono dan Yodi Martono. Adapun panitera pengganti adalah Teguh Satya Bhakti.
MA beralasan, pemerintah tidak boleh melakukan tindakan, membuat kebijakan ataupun mengeluarkan aturan yang tanpa batasan/tak terbatas, dalam kaitannya dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di wilayah Indonesia--dengan alasan darurat wabah pandemi COVID-19 maupun dengan alasan prinsip/doktrin Salus Populi Suprema Lex Esto (Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi). Kecuali adanya jaminan penghormatan dan perlindungan dari pemerintah terhadap umat beragama untuk menjalankan agama dan keyakinannya.
"Bahwa pemerintah dalam melakukan program vaksinasi COVID-19 di wilayah Negara Republik Indonesia, tidak serta-merta dapat memaksakan kehendaknya kepada warga negara untuk divaksinasi dengan alasan apa pun dan tanpa syarat, kecuali adanya perlindungan dan jaminan atas kehalalan jenis Vaksin COVID-19 yang ditetapkan, khususnya terhadap umat Islam," ucap majelis.
MA menilai tindakan pemerintah yang menetapkan jenis vaksin belum halal ke masyarakat, khususnya umat Islam, adalah nyata-nyata bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Bahwa kondisi yang demikian, menunjukkan ketidak-konsistenan pemerintah dalam menetapkan jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat, khususnya terhadap umat Islam.
"Jaminan terhadap hak atas kebebasan beragama dan beribadah dalam negara hukum Indonesia, selain dijamin dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD NRI 1945, juga diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Jaminan atas kebebasan beragama dan beribadah selanjutnya diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang didasari oleh Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Pandangan Hidup Bangsa Indonesia tentang HAM dan Piagam HAM," bebernya.
MA menyatakan hak kebebasan beragama dan beribadah merupakan salah satu hak yang bersifat non-derogable, artinya tidak dapat dikurang- kurangi pemenuhannya oleh negara dalam kondisi apa pun. Norma-norma tersebut jelas dan tegas membebankan kewajiban kepada Negara agar menjamin penghormatan dan perlindungan terhadap hak atas kebebasan beragama dan beribadah tersebut. Yang paling utama yang harus dijamin dan dilindungi oleh Negara adalah kebebasan internal (internal freedom) dari agama, yaitu menyangkut keyakinan terhadap doktrin atau akidah suatu agama.
"Kebebasan inilah yang tidak dapat diintervensi oleh Negara dengan tanpa syarat," pungkas MA.
Baca artikel detiknews, "Ini Alasan MA Wajibkan Pemerintah Sediakan Vaksin COVID-19 Halal" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6042265/ini-alasan-ma-wajibkan-pemerintah-sediakan-vaksin-covid-19-halal.
Pengesahan UU JPH pada zaman SBY ini yang membuat ane dulu sangat membenci SBY dan Koalisinya.
UU JPH ini ibarat bom waktu yang dipersiapkan oleh Islamist Idiot dan nasionalis Pragmatis di DPR untuk terlalu mengatur hal yang seharusnya sudah bisa self regulated di Masyarakat secara Bottom Up.

Saking frustasinya dulu Sampai beranggapan kalau satu satunya Partai yang punya komitmen kebangsaan yang kuat hanyalah PDI-P (Tahun 2015 belum ada PSI) terlepas dari inkompentensi dan korupsi mereka. sisanya hanyalah kumpulan partai pragmatis bahkan yang nasionalis sekalipun.

Sory gan, ane malah jadi curhat


Diubah oleh User telah dihapus 20-04-2022 19:22






samsol... dan 2 lainnya memberi reputasi
3
923
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan