Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Hati-hati, Akan Ada Rekor Demi Rekor Inflasi!
Hati-hati, Akan Ada Rekor Demi Rekor Inflasi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi melejit ke level 0,66% pada Maret 2022 dibandingkan bulan sebelumnya (month on month/MoM). Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Mei 2019 (0,68%) atau hampir tiga tahun. Secara tahunan, (year on year/YoY), inflasi Maret tahun ini adalah yang tertinggi sejak April 2020 (2,67%).
Inflasi tinggi di Maret memang sudah diproyeksi. Konsensus pasar memperkirakan inflasi Maret di kisaran 0,65% sementara proyeksi Bank Indonesia ada di 0,68%.
Jelang Ramadan yang jatuh pada April, perang Rusia-Ukraina, kenaikan harga pangan dan energi di tingkat global, kebijakan pemerintah terkait minyak goreng membuat inflasi Maret melonjak. 


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pengungkit inflasi di bulan Maret adalah kenaikan harga cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas, dan minyak goreng. Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bensin non-subsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada awal Maret. Sementara itu, pada 15 Maret lalu, pemerintah memutuskan untuk melepas harga minyak goreng sesuai mekanisme pasar dan menghapus ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sebelumnya, pemerintah menetapkan HET minyak goreng kemasan sebesar Rp 14.000 per liter. Dengan melepas harga ke pasar, harga minyak goreng kembali melonjak ke kisaran Rp 25.000 per liter.

"Hargai cabai merah andil 0,10%. Andil tinggi karena terpengaruh suplai. Ada pergeseran musim harusnya kemarin tapi masih ada hujan sehingga suplai terbatas," sebut Margo. 



Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga cabai merah telah merangkak 7,58% sepanjang tahun ini dari Rp 47.500/kg pada awal tahun menjadi Rp 51.100/kg pada akhir Maret. Sementara itu pada periode yang sama, harga minyak goreng kemasan bermerk 1 naik dari Rp 20.700/kg menjadi Rp 25.600.

Inflasi tinggi di Maret tahun ini seperti anomali. Secara historis, inflasi di Maret biasanya rendah karena ada panen raya. Pada lima tahun sebelumnya (2017-2021), rata-rata inflasi Maret hanya mencapai 0,09%.

Dalam 10 tahun sebelumnya, inflasi tinggi di Maret hanya terjadi pada 2013. Saat itu, inflasi Maret mencapai 0,63% karena lonjakan harga bawang putih menyusul kisruh kebijakan impor bawang putih antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.



Tekanan Makin BeratApril, Siap-Siap April Inflasi Tinggi Lagi

Sejumlah ekonom mengatakan inflasi tinggi pada Maret hanya awal dari periode inflasi tinggi bulan-bulan berikutnya. Inflasi April diperkirakan masih akan tetap tinggi karena sejumlah faktor. Di antaranya adalah momen Ramadan dan Lebaran, kenaikan harga bensin Pertamax, kenaikan tarif Pajak pertambahan Nilai (PPN), serta masih adanya dampak perang Rusia-Ukraina.

Secara historis, inflasi Indonesia akan mencapai puncaknya pada momen Lebaran karena ada lonjakan permintaan barang dan jasa. Lebaran tahun ini akan jatuh pada 2/3 Mei mendatang sehingga konsumsi dipastikan sudah merangkak di April. 

Tidak hanya harga sembako yang naik, tarif angkutan udara hingga angkutan antar kota juga biasanya naik menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lonjakan inflasi Ramadan dan Hari Raya yang sangat tinggi terjadi pada 2013.
Pada 2013, awal Ramadhan jatuh pada 10 Juli dan Hari Raya Idul Fitri pada 8 Agustus. Inflasi bulanan pada Juli 2013 menembus 3,29% dan Agustus sebesar 1,12%. Selain karena kenaikan harga sembako, lonjakan inflasi dipicu oleh kenaikan harga BBM pada Juni.
"Ke depan, memang masih banyak tekanan inflasi. Ada faktor internal seperti kenaikan PPN serta faktor eksternal yang cukup tinggi. Faktornya bertubi-tubi," tutur kepala ekonom BCA David Sumual, kepada CNBC Indonesia.
David menjelaskan kenaikan harga Pertamax memang kecil dan tarif PPN memang kecil tetapi jika kedua faktor tersebut dengan sejumlah faktor lain seperti momen Lebaran maka tekanan inflasi menjadi sangat besar. 


Sebagai catatan, pemerintah resmi menaikkan harga Pertamax per 1 April 2022 menjadi di kisaran Rp 12.500 sampai Rp 13.500 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 sampai Rp 9.400 per liter. Sementara per 1 April, PPN juga naik menjadi 11% dari 10%. Berdasarkan hitungan BCA, kenaikan harga Pertamax akan mendongkel inflasi hingga 0,15% sementara Pertamax sebesar 0,01-0,02%.
"Memang PPN untuk beberapa barang seperti sembako tidak naik tetapi banyak yang akan memanfaatkan momen kenaikan PPN sebagai momentum untuk menaikkan harga sehingga kenaikan barang lebih tinggi," imbuhnya.
David menambahkan yang harus diwaspadai dari kenaikan PPN dan Pertamax adalah second round effect. Berdasarkan catatan BPS, kenaikan BBM memberi dampak sangat besar ke inflasi bulan berikutnya karena faktor second round effect dari kenaikan harga produksi dan transportasi.
Dalam catatan BPS, inflasi pasca kenaikan BBM biasanya menjulang sebulan setelah pengumuman. Pada 2014, misalnya, pemerintah menaikkan harga BBM per 18 November. Inflasi pada November sebesar 1,5% tetapi di Desember melonjak menjadi 2,46%.
Pada 2013, kenaikan harga BBM efektif mulai berlaku 22 Juni. Inflasi Juni tercatat 1,02% tetapi pada Juli menjadi 3,29%.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memperkirakan kenaikan Pertamax akan mengungkit inflasi hingga 0,49 poin persentase kepada inflasi umum. "Kami memperkirakan inflasi secara bertahap akan menuju ke level atas dari target Bank indonesia," tutur Wisnu.
Seperti diketahui, Bank Indonesia menetapkan target inflasi dalam kisaran 2-4%. 


Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengingatkan tren inflasi tinggi masih akan terjadi ke depan. Tekanan inflasi tidak hanya datang dari cost push inflation tetapi juga karena adanya demand pull inflation. Indikasi cost push inflation sendiri sudah tercermin dari kenaikan Indeks Harga Produsen dan Indeks Harga Perdagangan Besar.
Pada Maret, Indeks Harga Perdagangan Besar naik 0,75% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut akan diteruskan kepada konsumen.
"Demand-pull inflation akan terus terjadi menyusul pelonggaran mobilitas. Pelonggaran akan meningkatkan peredaran uang," tutur Faisal kepada CNBC Indonesia. Bank Mandiri memperkirakan inflasi pada tahun ini akan berada di kisaran 3,3%, jauh lebih tinggi dibandingkan 1,87% tahun lalu. 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ekor-inflasi/1
Diubah oleh Lockdown666 01-04-2022 08:18
nomorelies
falin182
falin182 dan nomorelies memberi reputasi
2
861
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan