Mengutip artikel breakingdefense.compada 1 April 2022 lalu anggota Senat Australua telah membatalkan pengadaan drone tempur MQ-9B SkyGuardian buatan perusahaan General Atomics asal AS. Melalui program Project Art 7003, rencananya Australia akan memiliki 12 unit MQ-9B yang akan ditempatkan di Edinburgh; wilayah Selatan Australia.

"Pembatalan ini mengecewakan karena sejumlah alasan. Project Air 7003 menawarkan kemampuan multi-domain hemat biaya yang sangat relevan dengan lingkungan strategis masa depan Australia. Sama mengecewakannya, banyak perusahaan mitra Tim SkyGuardian Australia kami telah berinvestasi dalam dukungan awal dan masa depan untuk kemampuan ini di Australia dan akan kehilangan peluang kemampuan berdaulat yang cukup besar setelah keputusan ini." Ujar David Alexander, Presiden General Atomics Aeronautical Systems.

Tidak diketahui secara pasti mengapa Australia membatalkan kesepakatan tersebut, namun salah seorang pejabat pertahanan mengatakan dana yang ada dialihkan untuk keamanan siber. Dengan batalnya kesepakatan ini maka Australia telah kehilangan dana US$ 7,4 juta, di mana proses menuju pengadaam drone telah berlangsung selama 10 tahun. Sementara itu Kym Bergman dari Asia-Pacific Defense Reporter memperkirakan bahwa General Atomics telah menghabiskan sekitar US$ 30 juta dari uangnya sendiri untuk meningkatkan penawarannya di Australia.





Masih lekat di ingatan kita pada September 2021 lalu Australia telah membatalkan pesanan 12 kapal selam konvensional buatan Prancis senilai US$ 66 miliar, hal itu tentu membuat Prancis kecewa berat. Sementara itu Australia malah membentuk Pakta AUKUS bersama Inggris dan AS untuk membuat kapal selam nuklir bersama. Ada spekulasi bahwa, batalnya pembelian MQ-9B bertujuan agar Prancis tidak terlalu sakit hati. Dengan pembatalan ini Australia igin memperlihatkan bajwa, program pertabanan yang tidak relevan dengan perkembangan eskalasi konflik yangg terjadi di dunia harus dibatalkan dan diganti dengan program yang lebih tepat.

Kisah pengadaan MQ-9B Australia memang cukup panjang, pada November 2018, Menteri Pertahanan Australia waktu itu Christoper Pyne mengumumkan jika Australia akan membeli 12-16 MQ-9. Setahun berselang, pada November 2019; Australia mengatakan jika MQ-9B memenuhi persyaratan untuk program RPAS Medium-Altitude Long-Endurance (MALE)di bawah Project Air 7003. San setengah tahun kemudian, pada bulan April 2021; Departemen Pertahanan AS menyetujui penjualan 12 MQ-9B dan peralatan pendukungnya lewat program Foreign Military Sales (FMS) senilai US$1,651 miliar.





MQ-9B SkyGuardian sendiri dikembangkan dari basis drone MQ-9A Reaper (Predator B), drone ini memakai Certifiable Ground Control Station (CGCS) untuk kebutuhan sistem kendalinya. SkyGuardian ditugaskan untuk misi intip-mengintip dan intelijen atau bahasa kerennya ISR yang mampu beroperasi di darat dan laut.

MQ-9B mendapat berbagai peningkatan perangkat lunak dan keras serta pada bagian struktur rangkanya. Drone juga dirancang khusus untuk bertahan dari serangan burung dan kilat. Platform drone ini bersifat modular dan mudah dikonfigurasi dengan berbagai muatan untuk memenuhi persyaratan berbagai misi. Drone ini mampu membawa beberapa muatan misi dan termasuk sistem Detect and Avoid (DAA) dan Due Regard Radar (DRR). Untuk misi khusus di kawasan Maritim pihak General Atomics juga mulai membuat varian MQ-9B SeaGuardian. Angkatan Udara Inggris adalah pelanggan pertama SkyGuardian dan dibeli melalui program akuisisi bernama Protector.

SkyGuardian adalah drone yang punya endurance terbang yang lama, yakni mencapai 40 jam. Untuk urusan mesin memgandalkan mesin turboprop Honeywell TPE331-10 dengan tenaga maksimal 950 hp dan kecepatan maksimalnya 463 km per jam. Drone ini punya panjang 11,7 meter dan bentang sayap 24 meter. FYI Drone bisa beroperasi pada ketinggian maksimal 12.000 meter dan bisa menjelajah hingga jarak 9.260 km.







Referensi Tulisan: indomiliter.com, breakingdefense.com, ga-asi.com
Sumber Foto: sudah tertera