Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
7 Alasan Mengapa Bus ALS Masih Banyak Diminati Masyarakat
ALS (Antar Lintas Sumatra) merupakan bus kebanggaan warga Sumatra Utara, bus ini pertama kali mengaspal pada September 1966; alias setahun setelah tragedi G30S. Sewaktu merintis trayek tahun 1966 ALS membuka rute Muara Sipongi- Kotanopan-Medan. ALS sendiri lahir di Kotanopan, sebuah kecamatan di kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kotanopan juga merupakan tempat kelahiran Jenderal Abdul Haris Nasution.

Bicara soal ALS, saat ini sudah hampir 66 tahun usianya, tentu bukan usia yang muda untuk perusahaan otobus. Selama lebih dari setengah abad kiprahnya, nyatanya sampai saat ini bus satu ini masih jadi andalan masyarakat di Sumatra dan Jawa. Lalu, mengapa sampai saat ini ALS masih tetap mengaspal di lintas pulau Sumatra-Jawa dan masih eksis melayani rute di Pulau Sumatra ? Berikut ini TS sajikan 7 alasan mengapa masih banyak orang yang setia menggunakan jasa ALS emoticon-Cendol (S)


Quote:


Salah satu alasan mengapa ALS suskes mengaspal sampai hari ini adalah bus ini dikenal sangat amanah alias bisa dipercaya untuk urusan mengirim paket barang. FYI gan sist selain dari penumpang, pendapatan kru ALS juga berasal dari paket barang yang dibawanya dari Sumatera atau Jawa. Paket barang itu bermacam-macam, bisa sepeda motor, buah-buahan sampai pakaian.

Terkadang saat melintas di ibu kota kita melihat paket barang yang ditumpuk di atap bus ALS, itu adalah bukti bahwa mereka merupakan pengirim paket yang handal. Sampai-sampai bus ini dijuluki Raja Paket. Ane tidak tahu pasti berapa ongkos untuk kirim paket barang tersebut, tapi menurut seorang teman; ongkos pengiriman paket ALS termasuk terjangkau. Selain itu, ALS juga sering melintasi jalan yang kurang bagus di lintas Sumatra; tetapi para kru mereka masih bisa menjaga paket barangnya dengan aman sampai tempat tujuan.




Quote:


Yang menarik dari ALS gan sist, misal ada penumpang yang benar-benar ingin pulang ke kampung halaman tetapi tidak memiliki cukup ongkos; biasanya untuk tarifnya bisa dinego. Artinya bisa membayar setengah dari harga normal. Tapi kejadian tersebut jarang terjadi di rute lintas pulau, kalau rute dalam pulau semisal Medan-Pekanbaru. Biasanya sering terjadi tawar-menawar ongkos di rute tersebut.

Selain itu, sebenarnya kita bisa naik ALS dari mana saja; tidak harus dari agen atau loket resmi bus. Dengan catatan bus melintasi daerah tempat tinggal kita. Misal agan dan sista tinggal di Pekanbaru dan ingin ke Medan, bisa ikut bus ALS dari Jakarta yang lewat jalur tersebut. Sebaliknya jika ingin pergi ke Jakarta dari Pekanbaru, bisa naik ALS dari arah Medan. Di era digital ini justru semakin memudahkan kru dalam mencari penumpang atau paket barang, misalnuya bisa melalui media sosial lewat grup-grup yang ada di Facebook. Buasanya penumpang yang sudah langganan akan menyimpan nomor hand phone kru.


Quote:


Para kru bus ALS, mulai dari pengemudi sampai kernet harus bisa memperbaiki kerusakan (trouble) pada armada busnya gan sist. Bagi yang pernah naik bus ALS pasti paham akan hal ini, terutama untuk perjalanan lintas pulau yang jauh seringkali bus mengalami trouble. Biasanya untuk perbaikan bus sendiri bisa berlangsung satu sampai dua jam, tergantung kerusakan pada bus juga.

Misal ada bus ALS dari arah berlawanan atau dari arah belakangnya, biasanya mereka akan berhenti untuk membantu perbaikan. Memang banyak juga yang mengeluh di media sosial karena trouble yang dialami beberapa bus ALS selama perjalanan. Tapi itu adalah risiko dari bus lintas pulau jarak jauh.Terlepas dari trouble yang terjadi, kru ALS pasti bisa memperbaiki kerusakan tersebut; meski terkadang membutuhkan waktu yang lama. Terkadang kalau troublenya parah, baru penumpang dioper ke bus ALS yang lain. Tapi itu adalah bagian dari perjalanan, kalau kata anak-anak zaman sekarang "My Trip My Adventure" emoticon-Big Grin

FYI gan sist di kalangan masyarakat Simatra Utara, ALS punya singkatan lain yakni "Asal Lao Sega." Artinya sekali jalan rusak, meski tidak semua bus ALS akan alami kerusakan ketika dalam perjalanan. Tapi julukan itu sudah terlanjur melekat.


Quote:


Biasanya bus-bus ke arah Medan dari Pulau Jawa akan lewat lintas Timur via Pekanbaru, karena jalannya lebih baik dan tidak terlalu parah kerusakannya. Tapi sampai saat ini ALS juga masih lewat lintas tengah via danau Singkarak dan danau Toba untuk menuju Medan. Rute yang melewati Sumatra Barat ini bisa dibilang cukup ekstrim, karena selepas Bukittinggi bus mengarah ke kabupaten Agam di mana terdapat tikungan Palupuh yang berliku-liku. Di kanan tebing dan kiri jurang.

Sementara itu lepas Agam masih ada tikungan lain yang menanti yang biasa disebut Lurah Berangin, kiri tebing dan kanan jurang. Kedua tikungan ini jalannya tidak terlalu lebar, jadi pengemudi ALS harus rajin membunyikan klakson; sebagai peringatan untuk truk, bus dan kendaraan pribadi agar minggir sejenak memberi jalan. Memasuki Sumatra Utara jalan mulai menyempit, karena pemukiman warga yang dibangun mepet ke jalan.

Tikungan di Sumatra Barat belum seberapa, puncak ekstrimnya rute ALS ada di wilayah Batu Jomba, kecamatan Sipirok, kabupaten Tapanuli Selatan. Di jalur ini adalah yang paling parah kondisinya, karena meski sudah diaspal ribuan kali; jalan akan kembali rusak. Penyebabnya karena jalan ini berada di atas lempeng bumi yang terus bergerak setiap tahun. Ada dua jalur di Batu Jomba, jalur atas dan jalur bawah, untuk jalur bawah sudah tidak digunakan lagi. Jalur atas adalah jalur alternatif baru yang dibangun di atas jalur lama.

Selain itu ALS juga masih melayani rute Medan-Ujung Gading (kabupaten Pasaman Barat), rute ini jalurnya lebih sempit serta banyak tikungan tajam. Kesabaran ALS melintasi kedua jalur ekstim ini selama puluhan tahun tentu wajib diapresiasi, dan inilah kesitimewaan ALS menurut ane. Selain itu banyak juga penumpang yang rumahnya melewati jalur ekstrim tersebut, jadilah mereka lebih memilih naik ALS.


Quote:


Agan sista yang sudah pernah naik ALS pasti sudah paham akan istilah ini. Bangku tempel merupakan bangku kecil yang disisipkan di tengah-tengah dua baris bangku di sisi kiri dan kanan. Ada dua kubu yang pro dan kontra akan bangku tempel ini, bagi yang pro mereka merasa terselamatkan. Karena ketika seluruh bangku sudah dipesan habis, maka satu-satunya pilihan adalah memakai bangku tempel tersebut.

Sementara bagi yang kontra mereka tentu akan mengeluh soal kekurangnyamanan bangku tersebut. Pasalnya bangku diletakkan di tengah-tengah jalan, di mana jalan ini satu-satunya akses penumpang untuk meninggalkan bangkunya. Bagi yang tidak biasa naik bus ALS lintas pulau, ane sarankan pesan tiket jauh-jauh hari ke agen remsi dan loket ALS agar tidak duduk di bangku tempel.



Quote:


Sebelum Corona melanda, tarif bus ALS untuk kels Eksekutif toilet itu sekitar Rp 500 ribu, sementara untuk tiket bus Ekonomi non toilet sekitar Rp 400 ribu. Harga ini terjangkau dibandingkan tiket pesawat, meski perjalanan ditempuh 3 hari dua malam. Dan juga tidak ada service makan gratis seperti bus di lintas Jawa. Kira-kira akan ada biaya tambahan Rp 20 sampai Rp 25 ribu untuk setiap kali kita membeli makan di rumah makan yang disinggahi bus ALS. Tentu biaya ini ditanggung oleh masing-masing penumpang gan sist. Meski ada biaya tambahan yang dikeluarkan dari kocek pribadi, tetapi bagi yang sudah terbiasa hal itu bukan masalah berarti.



Quote:


Teman ane bilang kalau naik ALS itu seluruh penumpang serasa jadi keluarga, bagaimana tidak selama 3 hari dua malam naik bus yang sama. Tentunya hal itu akan membuat penumpang dan kru semakin akrab satu sama lain. Apalagi jika perjalanan dilakukan di saat mudik lebaran, tentu ada banyak obrolan menarik yang akan dibahas. Terkadang sisi inilah yang kurang diapresiasi oleh mereka yang jarang naik bus ALS dan justru menjelek-jelekkan bus tersebut, dan tentunya penagalaman ini akan sulit diutarakan dengan tulisan atau ucapan.



--------



Mengelola operasional bus lintas pulau memang bukan perkara mudah, jalan rusak, pungutan liar hingga lemparan batu adalah tantangan tersendiri bagi para kru serta pemilik bus. Tentu masih ada banyak kekurangan yang harus dibenahi ALS, dan tentu mereka kini terus membenahinya. Sebagai salah satu abdi rakyat yang mengaspal 6 dekade di lintas Sumatra-Jawa; ALS telah berhasil membuktikan diri bahwa mereka masih bisa diandalkan oleh para penumpang. Setidaknya kita bisa memberi acungan dua jempol untuk pengabdian ALS selama setengah abad tersebut emoticon-2 Jempol

Demikian sedikit ulasan tentang bus ALS, semoga bisa bermanafaat. Kalau ada kurangnya mohon ditambahkan, kalau ada salahnya mohon dikoreksi. Bagi yang punya pengalaman naik ALS silakan berkomentar di bawah ya emoticon-Hai



Sumber Tulisan: Opini dan pengamatan pribadi
Sumber Foto: Facebook
iskrim
davecchio
sontoloyosarap
sontoloyosarap dan 4 lainnya memberi reputasi
5
6.7K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan