Kaskus

Automotive

deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Stiker "Bali" yang Tertempel Pada Bus Eka Ini Bisa Bikin Salah Paham Para Penumpang
Kali ini TS hadir dengan pembahasan bus Eka lagi gan sist, di mana pada tulisan sebelumnyaane membahas permasalahan penumpang yang ingin membawa burung peliharaannya ke dalam bus dan bisa agan dan sista baca di sini. Nah, kali ini masih berkaitan dengan bus Eka; masalah muncul pada dua bus Eka dengan nomor polisi S7559US dan S7513US. Masalah itu terdapat pada stiker trayeknya, di mana stiker trayek itu ternyata bisa membuat salah paham bagi para penumpang.

Bus yang TS maksud (7559) adalah bus tujuan Surabaya-Magelang, sementara 7513 mengisi rute Surabaya-Semarang. Biasanya memang bus Eka memasang stiker trayek yang cukup besar di kacanya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penumpang mengenali bus yang hendak mereka naiki. Namun, terkadang para kru bus menambah stiker yang justru nisa membuat kesalahpahaman bagi penumpang.


Quote:



Gara-Gara Kata Bali

Percaya nggak gan sist sebagian penumpang langganan bus Eka dibuat gagal paham dengan stiker "Bali" yang tertempel di bus Eka jurusan Magelang dan Semarang ? Loh memang apa salahnya dengan kata Bali ? Mungkin ada agan sista yang berpikir demikian.

"Bali" memang dikenal sebagai nama lain dari "Pulau Dewata",agan dan sista kalau bertemu stiker tulisan "Bali" pasti akan teringat dengan Pulau Dewata. Tapi "Bali" sendiri bagi sebagin masyarakat Jawa yang tinggal di Jawa Timur berarti "pulang."

Dan tertempelnya stiker bali di kedua bus Eka tersebut bisa diartikan begini: "Surabaya pulang Magelang/Surabaya pulang Semarang." Memang jadi agak ambigu ya kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, selain punya arti kata "pulang"; khusus untuk bus kata bali bisa dijadikan kata ganti "pergi pulang" (PP) yang juga biasanya tertempel di stiker trayek bus juga.

Jujur gan sist, meski ane juga lahir dan rumbuh besar di Jawa Timur; ane justru jarang menggunakan kata "bali." Ane lebih terbiasa memakai kata mulih/muleh, yang artinya pulang. Kata bali biasanya digunakan di area Surabaya, Gresik, Malang, Mojokerto, Jombang dan Pasuruan. Itu menurut pengalaman ane gan sist. Mari kita simak contoh kalimat di bawah ini:

1. Bapakmu wes bali durung ? (Bapakmu sudah pulang atau belum ?)

2. Ibu guru lagi bali seko rapat neng kantor dinas pendidikan. (Ibu guru baru kembali dari rapat di kantor dinas pendidikan).


Nah, dari dua contoh kalimat di atas bali sendiri bisa diartikan "pulang" atau bisa juga diartikan "kembali." Penggunaan kata ini tergantung situasi dan kondisi juga gan sist, umumnya kata bali yang digunakan untuk menunjukkan makna dari "pulang."


Ada yang Memakai Kata Balik dan Mulih


Untuk Jawa Timur bagian barat (Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo) dan Jawa Timur bagian Selatan (Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar) untuk kata "pulang" biasanya memakai kata "mulih atau muleh", bisa pakai "I" dan pakai "E"; jika kita kita mengucapkan salah satu dari kedua kata tersebut artinya tidak berubah. Artinya tetap sama, yakni "pulang."

Di beberapa daerah di Jawa Timur ada juga yang memakai kata "balik" dengan tambahan huruf "K"; yang artinya adalah pulang juga. Namun, penulisan pada bus Eka tersebut tidak memakai huruf "K" sehingga penumpang yang terbiasa mengatakan "balik" mengira stiker bali adalah rute baru menuju Denpasar.

Antara muleh/mulih dan balik adalah kata yang lazim digunakan masyarakat Jawa Timur di bagian barat; yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Sementara kalau di Solo atau Jogja sepengetahuan ane memang lebih sering memakai kata mulih, untuk kata ganti pulang dalam bahasa Jawa. (CMIIW)


Quote:



Lalu, bagaimana respon penumpang Eka yang rata-rata sudah langganan ? Saat ane melihat komentar di grup Facebook New Eka Cepat Fans Club, beberapa orang memang dibuat bingung. Mereka pikir bus tersebut melayani rute sampai Pulau Bali, padahal bus hanya melayani rute ke Magelang dan Semarang.

Hal ini menunjukkan bahwa, bahasa daerah di Indonesia cukup rumit dan sulit untuk dipelajari. Bahkan di Jawa Timur saja, tidak semua orang mengerti kata "bali." Tentunya keanekaragaman bahasa ini juga bisa temukan di bahasa daerah yang lain, di mana orang yang berasal dari suku yang sama; punya sebutan yang berbeda untuk menuyebut barang, sebuah kegiatan dan yang lainnya.


Quote:



Harusnya Kata Bali Diganti PP


Nah, dalam kasus PO Eka ini untungnya hanya ada dua armada yang memakai kata bali gan sist; sehingga tidak bikin bingung banyak orang. FYI untuk stiker tambahan yang menempel pada bus memang tanggung jawab kru yang bersangkutan; yang dipasrahi tugas membawa bus tersebut.

Jika agan dan sista melihat stiker nyleneh atau boneka yang terpasang di dashboard bus, itu merupakan aksesoris tambahan yang dipasang oleh kru. Apakah ada sanksi ?Sejauh ini memang tidak ada sanksi terkait pemasangan stiker atau boneka tambahan pada bus oleh pemilik bus, karena trennya memang seperti itu saat ini gan sist. Pasang stiker dan boneka ditambah strobo.

Tapi, ada juga pemilik bus yang memang sengaja memberi stiker tambahan pada busnya untuk memudahkan dalam hal perawatannya. Contohnya PO Haryanto. Di ALS misalnya, untuk membedakan bus dan memudahkan penumpang mengingat bus langganannya, setiap pintu depan bus ALS dilengkapai nomor pintu (nopin) yang berbeda-beds seperti 270, 49, 271 dll. Beda nopin beda pemiliknya, karena bus ALS sendiri dimiliki oleh berbagai pihak yang bernaung di bawah payung PT.


Quote:



Kembali ke topik bahasan, kata "Bali" pada bus Eka seharusnya diganti kata ganti PP. Bisa dirubah jadi begini: Surabaya-Magelang PP/Surabaya-Semarang PP. Karena sejujurnya rata-rata penumpang bus Eka di Jatim dan Jateng rata-rata lebih paham istilah PP. Selain itu masyarakat Jawa Timur sendiri tidak semuanya paham akan istilah "Bali" tersebut. Jujur smapai saat ini ane sendiri pun juga kurang familiar dengan kata "Bali", meskipun saat tinggal di Malang dulu ane sudah terbiasa memakai kata ini emoticon-Hammer (S)

Penggunaan kata PP juga bisa membuat sebuah informasi trayek menjadi lebih jelas, karena orang-orang sudah paham akan tulisan PP pada bus. Misal ada orang yang belum pernah naik bus Eka datang ke terminal dan bertanya kepada agen, "Pak ini bus Eka sampai Pulau Bali kah ?" Kemudian si agen bus menjawab "Bukan mas, bus ini tunjuannya Surabaya dan Magelang saja." Nah, gimana kalau ada kejadian seperti ini gan sist ? Tentu kita tidak bisa menyalahkan penumpang, karena di kaca bus tertulis "Bali."


Seperti yang sudah disinggung beberapa Kaskuser di tulisan ane sebelumnya pengguanaan tanda baca dan juga kata yang baku dan mudah dimengerti banyak orang adalah hal yang penting. Terutama pada moda transporatasi, tujuannya agar tidak ada kesalahpahaman diantara penumpang. Karena sebuah kata yang bermakna sama menurut kru bus Eka, belum tentu memiliki arti yang sama bagi setiap penumpang.


Quote:



Nah, demikian sekilas uneg-uneg TS kali ini soal tata bahasa; semoga dengan membaca thread ini bisa menambah wawasan baru bagi agan dan sista. Kalau ada kurangnya mohon ditambahkan, kalau ada salahnya mohon dikoreksi :nuyepi



Referensi Tulisan: Opini dan pengalaman pribadi
Sumber Foto: Facebook
Diubah oleh deni.ka 07-04-2022 13:38
MasterSimsAvatar border
bukan.bomatAvatar border
unyilunyil.uuyAvatar border
unyilunyil.uuy dan 4 lainnya memberi reputasi
3
7.2K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan