c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Bulan Ramadhan Di Indonesia, Adalah Proses Menyambut Hari Kekalahan!




Dari judulnya saja sudah membuat kita berfikir, kok menyambut lebaran di Indonesia dibilang hari kekalahan, bukan kemenangan? Memang apa yang ada di fikiran TS? Bukankah bulan Ramadhan penuh dengan keberkahan?

Oke, kita jelaskan terlebih dahulu Bulan Ramadhan itu adalah ketika umat muslim atau siapapun yang beriman berusaha mengendalikan dirinya agar ia dekat dengan Tuhan. Dan agar dia bisa merasakan sensasi apa yang dirasakan oleh orang miskin.



Bagaimana mereka yang miskin dipaksa bekerja terus menerus setiap harinya, tetapi hidupnya menderita dalam kelaparan. Sensasi menjadi orang miskin lewat ibadah puasa itu, agar kita senantiasa bersyukur dan prihatin serta lebih peduli kepada mereka yang miskin.

Namun apa yang terjadi dengan fenomena Ramadhan di Indonesia setiap tahunnya? Yaitu, Inflasi sering melonjak tinggi, harga sembako semakin mahal, bahkan minyak goreng saja saat ini jauh dari jangkauan masyarakat menengah ke bawah.

Konten Sensitif


Apa yang menyebabkan Inflasi?

Saya rangkum saja agar tidak terlalu panjang, diantaranya adalah tingginya permintaan terhadap barang atau jasa, jumlah uang beredar terlalu banyak. Kondisi yang tidak aman, karena situasi ekonomi dan politik yang kacau. Masih banyak yang menyebabkan terjadi inflasi, tapi inflasi terjadi di bulan Ramadhan erat kaitannya dengan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap barang-barang yang semakin tinggi.

Padahal jelas di bulan Ramadhan kita beribadah agar kita merasakan apa yang dialami oleh orang miskin, menghayati rasa sakitnya bukan melihat orang kaya dan iri melihatnya.



Semakin dekat ke Lebaran, konsumsinya semakin tinggi maka inflasi yang terjadi juga semakin naik. Bayangkan kita harus mempersiapkan membeli baju baru, pergi kepasar berdesakan untuk membeli bahan makanan yang enak, bahkan menyiapkan segala sesuatu dengan serba ada. Walau kondisi sulitpun diada-adakan, hingga akhirnya konteks ibadah dengan sensasi merasakan apa yang dirasakan orang miskin di bulan Ramadhannya hilang.

Inilah masalahnya dimana kita merayakan hari Lebaran itu dengan berpesta pora, lalu ada masalah kedua dimana THR lebaran menjadi pemicu inflasi, ketika uang THR yang kita terima begitu cepat berpindah tangan di banyak orang ketika Lebaran datang, karena kerabat, tetangga, bocil, tukang sampah dan lainnya pada minta THR juga hasilnya uang yang beredar di masyarakat jumlahnya cukup banyak. Kalau seperti itu justru ini membebani negara, bahkan beberapa orang tertentu hidupnya juga semakin miskin diakibatkan inflasi yang terjadi.



Permasalahan lain di bulan Ramadhan, adalah banyak manusia yang berubah ingin menjadi Tuhan dengan menerbitkan hukum-hukum buatan manusia, baik itu perda lalu disejajarkan dengan hukum Tuhan dan wajib di taati.

Contoh simple, penutupan warung makan di bulan Ramadhan. Ini adalah contoh kecil, yang sering kita lihat di bulan Ramadhan.



Padahal puasa adalah ibadah yang paling gaib, batal atau tidaknya seseorang dalam melakukan ibadah puasa yang tahu hanyalah dirinya dan Tuhan jadi sangat gaib, tidak ada orang yang bisa mengatur dan menghakimi hal itu.

Quote:




Jelas, tidak ada hukuman cambuk, pidana, atau digerebek satpol PP. Bila ada yang mencampuri hukum perkara yang gaib dalam ibadah, maka jatuhnya adalah bid'ah.

Pada dasarnya ibadah dalam Islam adalah untuk manusianya itu sendiri, kecuali berpuasa karena itu adalah ibadah yang erat dengan hubungannya kepada Tuhan.

Padahal di Indonesia banyak orang yang tidak berpuasa, karena non muslim, ada orang yang dibawah umur atau diatas umur dimana ibadah puasa menjadi tidak wajib bagi dirinya, lalu ada perempuan yang menstruasi dan menyusui. Coba kalau dihitung secara persentase, banyak juga orang yang tidak menjalankan ibadah puasa karena hal-hal tersebut.



Lalu apa esensinya menutup warung makan? Tidak ada, malah menutup rezeki orang lain yang sedang mencari nafkah, kalau mereka tidak membuka warung makan apakah ada kompensasi yang dilakukan oleh mereka yang gerebek warung makan? Jadi ini bisa menjadi tindakan zalim di bulan Ramadhan hingga esensi ibadahnya hilang.

Masalah selanjutnya banyak ulama berdakwah tentang zakat, tapi lupa untuk memberi info secara detil siapa saja yang boleh berzakat dan yang tidak wajib?



Di Indonesia, Baznas memiliki pertimbangan tersendiri. Penerima zakat fitrah adalah berpedoman pada nisab atau batasan kekayaan.

Yang dibantu adalah mereka yang di bawah nisab yaitu berpenghasilan sebesar di bawah Rp 6 juta (per bulan) menurut nisab emas.

Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Mohamad Arifin Purwakananta, siapa saja yang wajib membayar zakat fitrah adalah mereka yang tak masuk dalam golongan penerima zakat atau mustahiq.



"Semua yang tak masuk kriteria mustahiq adalah yang mereka yang wajib bayar zakat, karena hidupnya berkecukupan"

Jadi, kalau ada orang yang terlilit hutang, buat makan esok hari saja susah, kontrakan belum dibayar, intinya tidak berkecukupan, mereka ini bisa dianggap tidak wajib zakat.

Di Indonesia orang-orang seperti ini bingung karena belum bayar zakat, karena kurangnya ilmu. Ini juga menjadi masalah di Indonesia, harusnya menerima zakat malah dipaksakan untuk bayar zakat padahal buat makan esok hari saja bingung, karena pekerja serabutan.



Selanjutnya bulan puasa di Indonesia, malah digunakan untuk bermalas-malasan, seperti karena puasa maka jam kerja buruh dipotong, hingga sekolah kalau bukan pandemi jam waktunya juga dipotong, belum lagi dirumah kerjanya rebahan sambil molor. Ya, ga ada ceritanya seperti itu juragan.

Bulan puasa, saat menahan lapar, haus dan nafsu syahwat kita harusnya bekerja seperti bulan normal. Lucunya lagi sesudah jam kerja dipotong, kita minta THR? Padahal produktivitas buruh turun setengahnya ketika bulan puasa.



Lalu tradisi Lebaran pasti di awali dengan bermaafan, tapi minta maafnya kepada orang yang tak punya masalah dengan kita. Kalau orang yang punya masalah dengan kita, bahkan rasa dendam kita pada orang itu sudah di ubun-ubun, boro-boro dimaafkan dan silaturahim, bahkan melihat saja pun enggan. Jadi memaafkannya ini hanya formalitas, tetap saja orang yang harusnya dimaafkan tetap bermusuhan. Tak heran cebong dan kadrun tidak bisa bersatu karena tidak ada kata maaf diantara mereka, walau sudah berapa kali Lebaran. Inikan nilai ibadahnya jadi rusak.

Jadi itu saja cerita kita saat ini, intinya kalau nilai ibadah kita rusak lantas apa yang kita sambut disaat Lebaran tiba, kemenangan atau kekalahan?



Untuk itu saya sebagai TS minta maaf sebesar-besarnya kalau ada salah, baik disengaja maupun tidak kepada juragan dan sista.

Selamat menunaikan ibadah puasa!

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star







Diubah oleh c4punk1950... 28-03-2022 13:30
djare88
davidsson
awanpro
awanpro dan 60 lainnya memberi reputasi
57
8.8K
210
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan