- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ikuti Jejak India & China, Pertamina Mau Beli Minyak Rusia!


TS
5tar5.
Ikuti Jejak India & China, Pertamina Mau Beli Minyak Rusia!
PT Pertamina (Persero) bakal memanfaatkan peluang pembelian minyak mentah murah asal Rusia, mengikuti jejak sejumlah perusahaan kilang minyak India dan China yang sudah memutuskan membeli minyak asal Rusia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pembelian minyak mentah asal Rusia tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Terutama, setelah perusahaan rampung melakukan perbaikan (revamping) pada kilang tersebut di bulan Mei mendatang.
Nicke menyebut, dengan rampungnya revamping Kilang Balongan pada Mei tahun ini, setidaknya Pertamina akan lebih fleksibel untuk menerima beragam jenis minyak mentah untuk diolah. termasuk minyak mentah yang tengah dijajaki dari Negeri Beruang Putih itu.
"Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah approach," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2021).
Pertamina sendiri, menurut Nicke, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait rencana pembelian minyak tersebut, mengingat hal ini juga menyangkut terkait isu politis.
"Gak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal gak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kemenlu. Secara politis gak ada, ini secara B to B," kata Nicke.
Pilihan Redaksi
Ke DPR, Bos Pertamina Minta Dukungan Harga Pertamax Naik!
Rusia-Ukraina Siap Damai, Harga Minyak Ambrol Nyaris 7%!
Cerita Sri Mulyani Utang Rp 109 T ke Pertamina dan PLN
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB Nasim Khan sebelumnya dalam RDP bersama Pertamina tersebut mengusulkan agar perusahaan migas pelat merah ini dapat menjajaki pembelian minyak mentah dari Rusia. Pasalnya, harga minyak yang dijual oleh negara tersebut jauh lebih murah dari pasar internasional saat ini.
Menurut dia, pembelian minyak mentah dari Rusia dapat dilakukan oleh Pertamina secara Business-to- Business maupun Government-to-Government (G to G). Mengingat Rusia juga membuka diri untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Apalagi beberapa negara lain seperti India juga baru saja membeli minyak mentahnya dari Rusia. Oleh sebab itu, ia mendorong agar Pertamina dapat membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga murah dan mempunyai kualitas tinggi.
"Beberapa negara lain dan hari ini India besar-besaran membuka untuk pembelian crude dengan harga diskon luar biasa. Kenapa ini gak dilakukan Pertamina?," kata dia.
Pada beberapa hari lalu, Fraksi PKB juga telah mendatangi Kedubes Rusia di Indonesia. Menurutnya, Pemerintah Rusia membuka diri untuk melakukan kerja sama.
"Kalau perlu kami komisi enam dan anggota bisa memfasilitasi. Sekarang kita berpikir untuk rakyat kenapa dipaksakan, jelas kalau harga bagus kualitas terbaik kenapa tidak. Crude Rusia lebih murah bisa pakai rubel," katanya.
Seperti diketahui, sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, harga minyak mentah dunia terus melesat di atas US$ 100 per barel. Meski beberapa hari ini harga minyak turun, namun masih bertahan di atas US$ 100 per barel.
Pada perdagangan Selasa (23/9/2022) pukul 06:45 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 112,48 per barel, ambles 6,77% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 105,96 per barel, anjlok 6,97%.
Sejak serangan Rusia ke Ukraina, ramai negara Barat memberikan sanksi terhadap Rusia, termasuk melarang membeli minyak dan komoditas energi lainnya seperti yang dititahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Meski sejumlah negara lainnya tidak secara resmi melarang pembelian komoditas energi asal Rusia, namun sejumlah perusahaan telah menghindari pembelian minyak, gas, dan batu bara asal Rusia guna menghindari ancaman sanksi.
Akibatnya, minyak Rusia tak laku di pasaran dan Rusia "mengobral" harga jual minyaknya. Beberapa negara yang tertarik untuk membeli minyak murah asal Rusia ini antara lain China dan India.
Pasalnya, harga minyak Rusia didiskon hingga US$ 25 per barel dari harga patokan minyak Brent.
Berdasarkan data Bloomberg, India sejauh ini telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak Ural Rusia sejak akhir Februari 2022 lalu. Volume impor minyak dari Rusia ini rata-rata sekitar 128.000 ton per bulan pada tahun 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data pelacakan kapal. Minyak Ural dikirim dari pelabuhan di Laut Baltik dan Laut Hitam.
Sejumlah perusahaan India yang memutuskan membeli minyak Rusia antara lain Indian Oil Corp (IOC), Hindustan Petroleum, dan Nayara Energy.
Selain India, ternyata China juga memutuskan membeli minyak mentah murah asal Rusia. Pembelian minyak ini dilakukan oleh perusahaan kilang minyak China.
Tidak seperti perusahaan kilang minyak India yang telah mengumumkan ikut lelang pembelian minyak mentah Ural Rusia, sejumlah trader mengatakan perusahaan kilang milik negara China sedang bernegosiasi secara pribadi dengan penjual, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/3/2022).
Sumber Bloomberg juga menyebutkan bahwa perusahaan kilang swasta China juga diam-diam ikut membeli minyak asal Rusia.
Kilang swasta China berkontribusi seperempat dari total kapasitas pengolahan minyak nasional dan sebagian besar berbasis di Provinsi Shandong. Menurut para trader, perusahaan kilang China itu membeli beberapa minyak ESPO yang dimuat di pelabuhan timur Rusia Kozmino.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...i-minyak-rusia
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pembelian minyak mentah asal Rusia tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Terutama, setelah perusahaan rampung melakukan perbaikan (revamping) pada kilang tersebut di bulan Mei mendatang.
Nicke menyebut, dengan rampungnya revamping Kilang Balongan pada Mei tahun ini, setidaknya Pertamina akan lebih fleksibel untuk menerima beragam jenis minyak mentah untuk diolah. termasuk minyak mentah yang tengah dijajaki dari Negeri Beruang Putih itu.
"Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah approach," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2021).
Pertamina sendiri, menurut Nicke, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait rencana pembelian minyak tersebut, mengingat hal ini juga menyangkut terkait isu politis.
"Gak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal gak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kemenlu. Secara politis gak ada, ini secara B to B," kata Nicke.
Pilihan Redaksi
Ke DPR, Bos Pertamina Minta Dukungan Harga Pertamax Naik!
Rusia-Ukraina Siap Damai, Harga Minyak Ambrol Nyaris 7%!
Cerita Sri Mulyani Utang Rp 109 T ke Pertamina dan PLN
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB Nasim Khan sebelumnya dalam RDP bersama Pertamina tersebut mengusulkan agar perusahaan migas pelat merah ini dapat menjajaki pembelian minyak mentah dari Rusia. Pasalnya, harga minyak yang dijual oleh negara tersebut jauh lebih murah dari pasar internasional saat ini.
Menurut dia, pembelian minyak mentah dari Rusia dapat dilakukan oleh Pertamina secara Business-to- Business maupun Government-to-Government (G to G). Mengingat Rusia juga membuka diri untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Apalagi beberapa negara lain seperti India juga baru saja membeli minyak mentahnya dari Rusia. Oleh sebab itu, ia mendorong agar Pertamina dapat membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga murah dan mempunyai kualitas tinggi.
"Beberapa negara lain dan hari ini India besar-besaran membuka untuk pembelian crude dengan harga diskon luar biasa. Kenapa ini gak dilakukan Pertamina?," kata dia.
Pada beberapa hari lalu, Fraksi PKB juga telah mendatangi Kedubes Rusia di Indonesia. Menurutnya, Pemerintah Rusia membuka diri untuk melakukan kerja sama.
"Kalau perlu kami komisi enam dan anggota bisa memfasilitasi. Sekarang kita berpikir untuk rakyat kenapa dipaksakan, jelas kalau harga bagus kualitas terbaik kenapa tidak. Crude Rusia lebih murah bisa pakai rubel," katanya.
Seperti diketahui, sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, harga minyak mentah dunia terus melesat di atas US$ 100 per barel. Meski beberapa hari ini harga minyak turun, namun masih bertahan di atas US$ 100 per barel.
Pada perdagangan Selasa (23/9/2022) pukul 06:45 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 112,48 per barel, ambles 6,77% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 105,96 per barel, anjlok 6,97%.
Sejak serangan Rusia ke Ukraina, ramai negara Barat memberikan sanksi terhadap Rusia, termasuk melarang membeli minyak dan komoditas energi lainnya seperti yang dititahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Meski sejumlah negara lainnya tidak secara resmi melarang pembelian komoditas energi asal Rusia, namun sejumlah perusahaan telah menghindari pembelian minyak, gas, dan batu bara asal Rusia guna menghindari ancaman sanksi.
Akibatnya, minyak Rusia tak laku di pasaran dan Rusia "mengobral" harga jual minyaknya. Beberapa negara yang tertarik untuk membeli minyak murah asal Rusia ini antara lain China dan India.
Pasalnya, harga minyak Rusia didiskon hingga US$ 25 per barel dari harga patokan minyak Brent.
Berdasarkan data Bloomberg, India sejauh ini telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak Ural Rusia sejak akhir Februari 2022 lalu. Volume impor minyak dari Rusia ini rata-rata sekitar 128.000 ton per bulan pada tahun 2021, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data pelacakan kapal. Minyak Ural dikirim dari pelabuhan di Laut Baltik dan Laut Hitam.
Sejumlah perusahaan India yang memutuskan membeli minyak Rusia antara lain Indian Oil Corp (IOC), Hindustan Petroleum, dan Nayara Energy.
Selain India, ternyata China juga memutuskan membeli minyak mentah murah asal Rusia. Pembelian minyak ini dilakukan oleh perusahaan kilang minyak China.
Tidak seperti perusahaan kilang minyak India yang telah mengumumkan ikut lelang pembelian minyak mentah Ural Rusia, sejumlah trader mengatakan perusahaan kilang milik negara China sedang bernegosiasi secara pribadi dengan penjual, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/3/2022).
Sumber Bloomberg juga menyebutkan bahwa perusahaan kilang swasta China juga diam-diam ikut membeli minyak asal Rusia.
Kilang swasta China berkontribusi seperempat dari total kapasitas pengolahan minyak nasional dan sebagian besar berbasis di Provinsi Shandong. Menurut para trader, perusahaan kilang China itu membeli beberapa minyak ESPO yang dimuat di pelabuhan timur Rusia Kozmino.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...i-minyak-rusia


tepsuzot memberi reputasi
1
1.5K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan