- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
IFG Progress: Perekonomian Riil Indonesia Sangat Tergantung pada Sentimen Pasar


TS
tediriuk552
IFG Progress: Perekonomian Riil Indonesia Sangat Tergantung pada Sentimen Pasar

Jakarta -Indonesia Financial Group atau IFG Progress mencatat performa perekonomian riil Indonesia sangat tergantung pada sentimen pasar, baik dari sisi konsumen maupun produsen. Utamanya, pada periode pandemi Covid-19.
“Pada studi kali ini, kami membangun Financial Condition Index atau FCI,” kata Head/Senior Executive Vice President IFG Progress Reza Yamora Siregar di Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Senin, 7 Maret 2022.
Baca Juga: IFG Progress: Kebijakan Insentif Pemerintah Berdampak Positif Bagi Pemberdayaan UMKM
Tujuan Financial Condition Index atau FCI untuk mengevaluasi kondisi sektor keuangan Indonesia dan melihat hubungan FCI terhadap sektor asuransi.
Financial Condition Index atau FCI merupakan indeks komposit dari beberapa common referred indicators pasar finansial, termasuk stock exchange index, bond yields, exchange rate, volatility indicator atau VIX, dan risk price.
“FCI menangkap perubahan kondisi likuiditas di sektor keuangan, baik yang berasal dari aktivitas pasar finansial atau endogeneous factors maupun yang berasal dari luar atau exogeneous,” ucapnya.
Exogeneous mencakup Covid-19. Kebijakan fiskal dan moneter, perubahan regulasi, serta harga komoditas.
Reza mengtakan FCI diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat keketatan likuiditas atau tightness dari kondisi sektor finasial domestik. “Semakin tinggi biaya pinjaman, terlihat dari yield spreads SBN misalnya, akan ditunjukkan dengan meningkatkan nilai FCI atau tighter financial condition,” katanya.
IFG-Progress mencatat perubahan tren FCI sudah menjadi indikator sektor finansial yang digunakan untuk mengantisipasi tren aktivitas pada sektor riil atau yang dikenal Macrofinancial Linkages. Jika dilihat dalam rentang 30 tahun terakhir, setidaknya ada dua resesi atau krisis ekonomi yang bersumber dari sektor keuangan.
Salah satunya adalah Asian Financial Crisis atau AFC di 1997/1998 yang menimbulkan biaya sangat mahal bagi perekonomian Indonesia. “Kontraksi PDB Indonesia mencapai minus 18,26 persen (yoy) di 1998 Q4,” kata Reza.
Dalam membangun indeks FCI-IFG Progress mempertimbangkan beberapa indikator sektor keuangan, termasuk dari pasar ekuitas, pasar uang, pasar obligasi pemerintah, indikator volatilitas, risk-premium rate, dan lainnya.
Diubah oleh tediriuk552 25-03-2022 13:00
0
281
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan