- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hallyu Wave, Diplomasi Budaya ala Korea Selatan yang Mendunia


TS
palapanusa
Hallyu Wave, Diplomasi Budaya ala Korea Selatan yang Mendunia
Hello GanSis kembali lagi sama TS disini, semoga GanSis dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan satu apapun ya. GanSis kali ini TS mau mengajak GanSis sekalian untuk mengenal salah satu bisa dibilang strategy dari Korea Selatan dalam melakukan Diplomasi Budaya dan membuat seluruh dunia menyukai Budaya dari negeri Gingseng ini yang diberi nama Hallyu Wave atau Hallyu Diplomacy. GanSis kali ini TS mau mengajak melihat awal mula sejarah bagaimana Korea mengubah wajah dan bangkit dari keterpurukkan setelah Perang Korea dan saat ini menjadi negara besar dengan Hallyu Wave nya yang terkenal diseluruh dunia termasuk Indonesia.

Sumber Gambar
Mungkin GanSis tidak asing dengan K-Pop, K-Drama, sampai semua barang hingga makanan dari Korea Selatan yang saat kini banyak ditemui hampir di pusat perbelanjaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya Hallyu Wave (Korean Wave) yang sedang melanda hampir seluruh dunia sehingga semua tempat di dunia sudah terekspor dengan hal-hal dari negara ini. Kira-kira GanSis tahu tidak kenapa bisa terjadi sedemikian rupa budaya Korea bisa menggema hingga seluruh dunia? kali ini TS akan bahas secara singkat historis dari Korea Wave ini.
Awalnya, Korea Selatan pernah sangat ketat dalam mengedarkan hal-hal apapun dari luar negeri di negara mereka. Sebelum Korsel menjadi terkenal di dunia seperti sekarang, mereka pernah mengalami yang namanya pembatasan apapun yang berasal dari negara asing di zaman Presiden Park Chung Hee (1962-1979) dan beberapa presiden selanjutnya dengan harapan industri domestik Korea Selatan tidak "dimakan" oleh industri luar negeri. Hal ini juga berlaku di Industri hiburan Korea, dimana pada masanya bioskop di Korea Selatan membatasi jumlah film asing yang masuk ke negara mereka. Segala pembatasan ini masih terjadi sampai dengan tahun 1983 di mana akhirnya Korsel membuka diri terhadap investasi ke negara mereka.

Sumber Gambar
Masuknya Investasi asing ini ke Korsel sebagai alarm industri hiburan domestik di Korsel pasalnya dengan mulai masuknya investasi asing tahun 1983, hal yang sama berlaku juga dalam bidang hiburan terutama di perfilman, secara perlahan, pangsa pasar Hollywood mengambil alih pangsa pasar film di Korea Selatan hingga akhirnya Hollywood bisa menguasai 80% pasar perfilman Korsel tahun 1994. Pangsa pasar film domestikpun jeblok ke angka 15,9% di tahun tersebut dan menjadi alarm bagi industri hiburan Korsel sehingga mereka akhirnya meminta pemerintah supaya industri hiburan di negara mereka diberi bantuan agar bisa bersaing dengan film ataupun lagi dari luar negeri. Pemerintah Korsel selanjutnya tindak tinggal diam dengan keluhan dari industri hiburan dalam negeripun akhirnya membentuk Menteri Kebudayaan di kabinetnya di tahun 1995 dengan fokus agar tidak cuma membantu industri hiburannya agar tidak kalah dengan negara luar, tetapi bisa bersaing hingga tingkat international.
Hal ini terbukti berhasil di tahun 1999, film buatan Korsel, Shiri ternyata bisa sukses mendapatkan jumlah penonton lebih besar ketimbang film Titanic. Padahal di negara lain. film titanic terlalu merajai ranking film terlaris di banyak negara di dunia. Pada awal 1999 Menteri Kebudayaan Korsel menawarkan kepada banyak negara Asia (termasuk Indonesia) agar mau menayangkan K-Drama dan K-Movies dan penayangannya dilakukan dengan gratis karena pemerinta Korsel sendiri membayar lisensi penayangan K-Drama dan K-Movie di negara tersebut selama setidaknya 2 tahun. Hasilnya luar biasa sukses. Peminat K-Drama dan Movies di negara tersebut menjadi booming besar-besaran. Beberapa serial K-Drama yang diminati adalah Wintwe SOnata (2002), Dae Jang Geum (2003), dan full house (2004). Sementara K-Movie yang sukses adalah My sassy girl (2001) yang sampai film ini dibuat remake versi Hollywood dan versi negara asia lainya.

Sumber Gambar
Imbas dari suksesnya drama Korea dan film Korea membuat K-Pop mulai booming juga. Beberapa group musik yang awalnya booming adalah TVXQ, SS501, Super Junior, dan Big Bang. Namun keberhasilan terbesar dari K-Pop adalah sejak hits Gangnam Style dari Psy yang mendunia di tahun 2012. Setidaknya karena lagu ini orang-orang diseluruh dunia sudah mulai tertarik mencari segala hal yang berbau Korea. Bukti sampai saat ini Korea masih diminati adalah lagu-lagu K-pop merupakan lagu yang cukup sering diputar dimana-mana. Sebenarnya GanSis ada banyak hal yang membuat Korsel sukses di bidang industri hiburannya, namun ada 3 poin penting kenapa mereka bisa sukses.
Pertama adalah pemerintah Korsel mendukung untuk memberikan intensif kepada industri hiburan di Korsel. Kedua karena kebanyakan orang yang memegang industri hiburan Korsel merupakan orang-orang yang sekolah di luar negeri atau travelling keluar negeri sehingga mereka paham dalam menggaet pansa pasar international. Secara langsung, Hallyu Wave ini mendatangkam USD 12.3 Miliar (Rp 178,4 Triliun( ke PDB mereka dalam penjualan film K-Drama dan lagu-lagu Kpop, dengan ini secara tidak langsung membuat meningkatnya turisme yang berkunjung ke Korsel dan permintaan barang-barang Korsel ke seluruh duniapun meningkat. Hal ini menegaskan bahwa Hallyu Wave bukan cuma industri hiburan biasa. namun menjadi "soft power"" yang luar biasa penting untuk Korea Selatan.
Nah GanSis itu tadi sekilah tentang Hallyu Wave, sebenarnya kita dapat belajar dari Korea Selatan bagaimana mengemas budaya mereka menjadi sesuatu yang bisa menjebatani orang-orang di seluruh dunia untuk mengenal Indonesia, dan sepertinya hal Ini sudah mulai sedikit dilakukan oleh pemerintah Indonesia bahwa dibawah kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibawah kepemimpinan Bapak Sandiaga Uno, Indonesia mulai menggunakan soft diplomacy seperti yang Thailand lakukan dengan Thai Cuisinenya dengan memperkenalkan makanan Indonesia ke dunia dengan tema Spiecy Indonesia, atau jelajah rasa Indonesia, tentunya hal ini bisa sukses seperti Thailand atau Korea dengan kerjasama antara pemerintah dan diaspora atau rakyat Indonesia yang ada di luar negeri.
Nah GanSis sekian thread TS kali ini terimakasih sudah baca semoga bermanfaat buat TS pribadi dan GanSis yang membaca thread TS ini, mohon maaf jika ada kata yang salah dan sampai jumpa di thread lainnya.

Sumber Gambar
Mungkin GanSis tidak asing dengan K-Pop, K-Drama, sampai semua barang hingga makanan dari Korea Selatan yang saat kini banyak ditemui hampir di pusat perbelanjaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya Hallyu Wave (Korean Wave) yang sedang melanda hampir seluruh dunia sehingga semua tempat di dunia sudah terekspor dengan hal-hal dari negara ini. Kira-kira GanSis tahu tidak kenapa bisa terjadi sedemikian rupa budaya Korea bisa menggema hingga seluruh dunia? kali ini TS akan bahas secara singkat historis dari Korea Wave ini.
Awalnya, Korea Selatan pernah sangat ketat dalam mengedarkan hal-hal apapun dari luar negeri di negara mereka. Sebelum Korsel menjadi terkenal di dunia seperti sekarang, mereka pernah mengalami yang namanya pembatasan apapun yang berasal dari negara asing di zaman Presiden Park Chung Hee (1962-1979) dan beberapa presiden selanjutnya dengan harapan industri domestik Korea Selatan tidak "dimakan" oleh industri luar negeri. Hal ini juga berlaku di Industri hiburan Korea, dimana pada masanya bioskop di Korea Selatan membatasi jumlah film asing yang masuk ke negara mereka. Segala pembatasan ini masih terjadi sampai dengan tahun 1983 di mana akhirnya Korsel membuka diri terhadap investasi ke negara mereka.

Sumber Gambar
Masuknya Investasi asing ini ke Korsel sebagai alarm industri hiburan domestik di Korsel pasalnya dengan mulai masuknya investasi asing tahun 1983, hal yang sama berlaku juga dalam bidang hiburan terutama di perfilman, secara perlahan, pangsa pasar Hollywood mengambil alih pangsa pasar film di Korea Selatan hingga akhirnya Hollywood bisa menguasai 80% pasar perfilman Korsel tahun 1994. Pangsa pasar film domestikpun jeblok ke angka 15,9% di tahun tersebut dan menjadi alarm bagi industri hiburan Korsel sehingga mereka akhirnya meminta pemerintah supaya industri hiburan di negara mereka diberi bantuan agar bisa bersaing dengan film ataupun lagi dari luar negeri. Pemerintah Korsel selanjutnya tindak tinggal diam dengan keluhan dari industri hiburan dalam negeripun akhirnya membentuk Menteri Kebudayaan di kabinetnya di tahun 1995 dengan fokus agar tidak cuma membantu industri hiburannya agar tidak kalah dengan negara luar, tetapi bisa bersaing hingga tingkat international.
Hal ini terbukti berhasil di tahun 1999, film buatan Korsel, Shiri ternyata bisa sukses mendapatkan jumlah penonton lebih besar ketimbang film Titanic. Padahal di negara lain. film titanic terlalu merajai ranking film terlaris di banyak negara di dunia. Pada awal 1999 Menteri Kebudayaan Korsel menawarkan kepada banyak negara Asia (termasuk Indonesia) agar mau menayangkan K-Drama dan K-Movies dan penayangannya dilakukan dengan gratis karena pemerinta Korsel sendiri membayar lisensi penayangan K-Drama dan K-Movie di negara tersebut selama setidaknya 2 tahun. Hasilnya luar biasa sukses. Peminat K-Drama dan Movies di negara tersebut menjadi booming besar-besaran. Beberapa serial K-Drama yang diminati adalah Wintwe SOnata (2002), Dae Jang Geum (2003), dan full house (2004). Sementara K-Movie yang sukses adalah My sassy girl (2001) yang sampai film ini dibuat remake versi Hollywood dan versi negara asia lainya.

Sumber Gambar
Imbas dari suksesnya drama Korea dan film Korea membuat K-Pop mulai booming juga. Beberapa group musik yang awalnya booming adalah TVXQ, SS501, Super Junior, dan Big Bang. Namun keberhasilan terbesar dari K-Pop adalah sejak hits Gangnam Style dari Psy yang mendunia di tahun 2012. Setidaknya karena lagu ini orang-orang diseluruh dunia sudah mulai tertarik mencari segala hal yang berbau Korea. Bukti sampai saat ini Korea masih diminati adalah lagu-lagu K-pop merupakan lagu yang cukup sering diputar dimana-mana. Sebenarnya GanSis ada banyak hal yang membuat Korsel sukses di bidang industri hiburannya, namun ada 3 poin penting kenapa mereka bisa sukses.
Pertama adalah pemerintah Korsel mendukung untuk memberikan intensif kepada industri hiburan di Korsel. Kedua karena kebanyakan orang yang memegang industri hiburan Korsel merupakan orang-orang yang sekolah di luar negeri atau travelling keluar negeri sehingga mereka paham dalam menggaet pansa pasar international. Secara langsung, Hallyu Wave ini mendatangkam USD 12.3 Miliar (Rp 178,4 Triliun( ke PDB mereka dalam penjualan film K-Drama dan lagu-lagu Kpop, dengan ini secara tidak langsung membuat meningkatnya turisme yang berkunjung ke Korsel dan permintaan barang-barang Korsel ke seluruh duniapun meningkat. Hal ini menegaskan bahwa Hallyu Wave bukan cuma industri hiburan biasa. namun menjadi "soft power"" yang luar biasa penting untuk Korea Selatan.
Nah GanSis itu tadi sekilah tentang Hallyu Wave, sebenarnya kita dapat belajar dari Korea Selatan bagaimana mengemas budaya mereka menjadi sesuatu yang bisa menjebatani orang-orang di seluruh dunia untuk mengenal Indonesia, dan sepertinya hal Ini sudah mulai sedikit dilakukan oleh pemerintah Indonesia bahwa dibawah kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibawah kepemimpinan Bapak Sandiaga Uno, Indonesia mulai menggunakan soft diplomacy seperti yang Thailand lakukan dengan Thai Cuisinenya dengan memperkenalkan makanan Indonesia ke dunia dengan tema Spiecy Indonesia, atau jelajah rasa Indonesia, tentunya hal ini bisa sukses seperti Thailand atau Korea dengan kerjasama antara pemerintah dan diaspora atau rakyat Indonesia yang ada di luar negeri.
Nah GanSis sekian thread TS kali ini terimakasih sudah baca semoga bermanfaat buat TS pribadi dan GanSis yang membaca thread TS ini, mohon maaf jika ada kata yang salah dan sampai jumpa di thread lainnya.
Spoiler for Sumber dan referensi:


User telah dihapus memberi reputasi
2
1.1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan