Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Untuk Pertama Kalinya F-35 dan J-20 Bertemu di Laut China Timur
Quote:


Di tengah ramainya pemberitaan terkait invasi Rusia ke Ukraina yang membanjiri media massa seantero planet, di sekitar wilayah Laut China Timur dua penempur generasi 5 ternyata telah bertemu untuk pertama kalinya. Meski tidak disebutkan secara rinci kapan tepatnya kejadian tersebut, akan tetapi menurut artikel Flight Globalseorang Jenderal Angkatan Udara AS (USAF) Kenneth S. Wilsbach mengatakan bahwa, Lockheed Martin F-35 telah memiliki setidaknya satu pertemuan dengan Chengdu J-20, serta pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) Shaanxi KJ-500.

“Terlalu dini untuk mengatakan apa yang ingin mereka lakukan dengan J-20, jadi yang kami lihat hanyalah superioritas udara,” katanya. "Tapi kami perhatikan bahwa mereka menerbangkannya dengan cukup baik. Saya tidak akan menyebutnya keterlibatan – di mana kami relatif dekat dengan J-20 bersama dengan F-35 kami di Laut China Timur, dan kami relatif terkesan dengan komando dan kontrol yang terkait dengan J-20.” Ujar Wilsbach selama diskusi yang diposting di saluran Youtube Institut Mitchell untuk Studi Dirgantara.

“Kami melihat penerbangan yang relatif profesional dan masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat apa yang ingin mereka lakukan dengan (J-20) – apakah itu akan lebih seperti F-35 yang mampu melakukan banyak misi atau lebih seperti F-22 yang terutama merupakan pesawat tempur superioritas udara yang memiliki kemampuan udara-ke-darat.”


Quote:



Wilsbach juga menyinggung KJ-500, yang dalam beberapa tahun terakhir telah muncul sebagai platform AEW&C utama China. Didukung oleh empat mesin turboprop, KJ-500 dibuat berdasarkan pesawat transportasi taktis Y-9. Pesawat membawa radar array yang dipindai secara elektronik aktif tiga panel di radome tetap di atas badan pesawat. Radar tersebut menyediakan cakupan deteksi 360°.

“KJ-500 memainkan peran penting dalam beberapa kemampuannya untuk tembakan jarak jauh,”kata Wilsbach. “Beberapa rudal udara ke udara jarak jauh mereka dibantu oleh KJ-500 itu. Mampu membantu menetapkan target untuk pesawat tempur adalah sesuatu yang sangat menarik minat saya.”

Rudal udara ke udara jarak jauh PL-15 China diketahui memiliki jangkauan lebih dari 107 nm (200 km). Senjata yang dipandu radar dibawa oleh beberapa tipe pesawat tempur seperti Chengdu J-10C, Shenyang J-11B, J-15 dan J-16, JF-17 Block 3 milik Pakistan, dan J-20. Pernyataan Wilsbach mengisyaratkan bahwa KJ-500 dapat mengidentifikasi dan menetapkan target untuk pesawat tempur China, yang kemudian dapat meluncurkan radar aktif homing PL-15 dari jarak jauh.


Selayang Pandang J-20

Pasti agan-agan penggemar dunia militer sudah tidak asing dengan nama J-20 yang punya nama kesayangan "Mighty Dragon." Pesawat siluman generasi kelima ini merupakan salah satu pesawat tempur terbaru yang diproduksi oleh China. Tampilan luarnya sedikit mengingatkan kita dengan F-22 Raptor. Tetapi J-20 memiliki dua buah canard (sayap kecil di depan sayap utama) di bagian depan, menjadikannya penempur stealth pertama yang mengadopsi desain unik tersebut.

Seperti yang telah dilaporkan banyak media, September 2021 lalu Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) memamerkan jet tempur siluman J-20 Mighty Dragon yang dilengkapi dengan mesin produksi dalam negeri di Zhuhai Air Show. Ini merupakan tonggak penting karena Beijing mendorong kemampuan pesawat J-20 dalam upaya untuk menyaingi F-22 Angkatan Udara AS (USAF).

Selain itu, pada 29 September 2021, Wang Wei yang menjabat Wakil Komandan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, mengeluarkan tantangan terselubung sebagai berikut: "Jika AS tidak takut dengan senjata canggih China, mari kita bertemu di langit.” Wei merujuk komentar tentang China yang dibuat oleh Sekretaris Angkatan Udara AS (USAF) Frank Kendall pada bulan Agustus 2021. Kendall mengatakan selama wawancara dengan Defense News bahwa fokus USAF harus tetap berada di depan perkembangan teknologi militer China untuk terus menggunakan jenis senjata yang "menakut-nakuti China."


Quote:



Update terbaru J-20 sendiri menurut South China Morning Postadalah pemakaian mesin WS-15 produksi lokal, menurut media tersebut uji coba mesin sudah dapat berhasil dengan baik. Mesin WS-15 memberikan kecepatan supercruise yang menjanjikan bagi J-20. WS-15 mempunyai daya dorong sekitar 30.000 – 40.000 pounds, sementara saingannya F-22 Raptor punya daya dorong mesin mencapai 35.000 pounds.

Mesin buatan lokal ini akan menggantikan mesin AL-31F buatan Rusia yang sebelumnya sempat dipasang pada J-20. Pembuatan mesin rancangan lokal ini juga sempat menemui masalah baru. Kabarnya waktu itu masalah berasal dari lapisan membran fullerene untuk turbin mesin pesawat, yang menjadikan mesin tidak dapat beroperasi hingga suhu 1.800 derajat celcius.

Sebagai pengingat, J-20 terbang perdana pada 11 Januari 2011; dan diperlihatkan ke publik pada Zhuhai Air Show tahun 2016. Pada akhir 2018, J-20 disebut-sebut sudah masuk tahap produksi. Sementara operasional resmi J-20 oleh People’s Liberation Army Air Force (PLAAF) dilakukan pada pertengahan 2019. Namun, karena keinginan memakai mesin lokal membuat J-20 telat masuk tahap produksi.

Kabarnya pesawat akan segera masuk tahap produksi massal pada tahun ini. J-20 kelak akan menggantikan peran Su-30MKK yang bertugas di Brigade Udara ke-9 di Wuhu Air Base yang terletak di dekat Sungai Yangtze, sekitar 280 km dari Shanghai. Sama seperti F-22 Raptor, J-20 juga tak akan dijual untuk pasar ekspor; membuatnya menjadi petarung genetasi 5 yang eksklusif.


Selayang Pandang KJ-500

Selain pertemuan dengan J-20, Jenderal Kenneth S. Wilsbach petinggi USAF di Pasifik juga menyebutkan bahwa F-35 juga bertemu dengan pesawat intai AEW&C (Airborne Early Warning & Control) turboprop Kong Jing 500. Basis KJ-500 adaah pesawat angkut komersial Y-9 buatan Shaanxi Aircraft. Sasaran yang dapat dipindai oleh radar AESA milik KJ-500 mencakup 60 sampai 100 sasaran secara simultan untuk target yang ada di udara dan permukaan laut. Jangkauan deteksi radarnya disebut-sebut bisa mencapai 470 km.

KJ-500 adalah salah satu petugas ronda yang sering wara-wiri di Laut Natuna Utara, pesawat bermesin turboprop ini beroperasi tak jauh dari Pulau Natuna. Tepatnya KJ-500 ditempatkan di Fiery Cross Reef, berjarak 750 km dari Pulau Natuna.


Quote:



Varian awal KJ-500 memang tidak dibekali kemampuan air refueling (pengisian bahan bakar di udara), hal ini membuat jarak operasional KJ-500 menjadi terbatas. Tetapi kabar baik hadir pada akhir tahun 2020, di mana pihak manufaktur telah mengumumkan bahwa kemampuan air refueling sudah ditambahkan pada pesawat produksi terbaru. Dengan kemampuan air refueling, KJ-500 bisa meningkatkan pemantauan target udara dan maritim di Laut China Selatan.

KJ-500 diproduksi oleh Shaanxi Aircraft Corporation dan pertama kali muncul dihadapan publik pada awal tahun 2013. Sementara untuk sistem radar pesawat dibuat dan dikembangkan oleh Nanjing Research Institute of Electronic Technology.

Dibekali mesin turboprop WoJiang WJ-6C, pesawat yang sekelas dengan C-130 Hercules ini bisa menjelajah sejauh 5.700 km. Untuk kecepatan maksimumnya mencapai 550 km per jam dan endurance terbang 12 jam. Sampai saat ini PLAAF telah mengoperasikan 17 unit KJ-500.




Referensi Tulisan: South China Morning Post,
Flight Global& indomiliter.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 20-03-2022 05:12
erwin102361
wilsonindra
gabener.edan
gabener.edan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
6.7K
41
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan