Streamer Konten Dewasa Semakin Marak, Kemajuan Teknologi atau Himpitan Ekonomi?
TS
dodydrogba
Streamer Konten Dewasa Semakin Marak, Kemajuan Teknologi atau Himpitan Ekonomi?
Halo gaes, kali ini saya akan bahas terkait konten yang sedikit berbeda yaitu terkait konten dewasa yang makin banyak hadir di situs forum dewasa atau aplikasi tertentu dan uniknya dilakukan oleh orang lokal baik wanita atau pria (solo & couple).
Berbicara tentang konten dewasa biasanya kita akan berpikiran ke arah Jepang atau Amerika atau mungkin daerah Eropa. Ya karena sudah tidak dipungkiri negara - negara sangat terkenal dalam bisnis film dewasa yang profesional atau dikelola oleh perusahaan khusus dan juga orang biasa atau indendent yang biasanya membuat konten dewasa secara mandiri di situs website tertentu yang dikhususkan untuk mereka seperti Ch*turb*te atau Onlyf*ns bahkan S E N S O R atau aplikasi sejenis tiktok namun khusus dewasa yang mana mereka nantinya bisa dapat duit di situ.
Nah, seiring perkembangan waktu dan zaman, ternyata negara kita diam - diam juga merangsek. Indonesia sendiri bukan tak asing dengan film dewasa, era 2000an hingga 2011 an, kita sempat dihebohkan berbagai konten dewasa entah itu skandal artis, hingga rakyat jelata yang mempunyai gadget di masa itu yang digunakan buat merekam, entah pakai kamera handphone atau kamera biasa. Tentu saja pada saat itu mungkin mereka membuat bukan karena memang sengaja eksis atau mungkin mencari duit seperti sekarang dan pada saat itu belum ada aplikasi khusus atau website khusus para streamer konten dewasa menunjukan karyanya.
Tidak ada yang tahu pasti, yang jelas tidak ada tujuan secara sengaja, mungkin saja bisa untuk kenang - kenangan pribadi terutama sebagai pasangan, atau mungkin salah satu dari pasangan sebenarnya tidak ingin direkam namun terekam diam - diam, atau mungkin hal lainnya. Karena kita tahu sendiri negara ini yang kental akan moral dan etikanya apalagi di adat atau agama tertentu tidak memperbolehkan hal seperti ini. Hal seperti ini mungkin dianggap tabu di kala itu, jika ketahuan mungkin ada sangsi sosial yang siap menimpa orang yang melakukannya. Uniknya walau jaman itu belum secanggih sekarang, videonya bisa menyebar pesat entah lewat website dewasa atau hp ke hp (teman ke teman, dan sejenisnya).
Spoiler for 1. Bangkitnya Konten Dewasa Di Era Digital:
Faktor Kemajuan Teknologi
Jika kita berbicara bisnis, sebuah perusahaan akan memproduksi produk barang secara banyak apabila pangsa pasar produknya itu banyak dan tentu membutuhkan dan menginginkan barang tersebut. Walau ada banyak aturan ketat yang mencoba meminimalisir hal ini, toh ternyata tetap jebol juga. Aplikasi seperti vpn ternyata bisa menembus lini tersebut. Pada tahun 2015 an ke atas mungkin sampai sekarang, ada website khusus bagi konten dewasa amatir (tidak terafiliasi dengan perusahaan film dewasa) yang ingin menerjunkan karyanya, sebut saja seperti Ch*turb*te.
Apa bedanya website streaming seperti Ch*turb*te atau Onlyf*ns dengan website dewasa umum seperti P*rnhub misalnya. Ya, Ch*aturb*te hanya bisa dinikmati bagi mereka yang sudah jadi member atau membayar biaya keanggotaan, dan video nya rata - rata siaran langsung. Sedangkan P*rnhub lebih ke Youtube versi dewasa, walau keduanya sekarang bisa digunakan oleh Pelaku amatir. Yang mana alogaritmanya mungkin juga mirip ada yang berbasis konten (Tiktok) ada yang berbasis Teman/Follower/Kunjungan Profil (FB/IG)Dan akhir - akhir ini, banyak streamer dari Indo yang juga terjun dan ikut membuat karya.
Jangan bayangkan tampilanya kayak Model SOD (Soft on Demand) dari Jepang atau mungkin kayak studio dari Amerika yang dipermak sedemikian rupa. Amatir - amatir ini mungkin mirip dengan amatir dari luar negri juga, kamera hanya dari satu sudut pandang, dan tentunya modal seadanya. Beda dengan dahulu, mereka yang berani menunjukan eksistensi di dunia streaming dewasa mungkin karena pengaruh dari luar juga.
Dalam artian, kalau teori sosiologi mungkin jika suatu hal yang tidak wajar dilakukan oleh banyak orang, tentu sebagian lainnya akan melakukannya karena merasa itu bukan tabu lagi. Di Jepang sendiri sebenarnya bagi mereka yang konservatif, pelaku film dewasa juga mendapatkan stigma negatif. Sebagian lagi menganggap itu hal biasa selama tidak berbuat kriminal dan mengganggu privasi orang lain. Kemajuan teknologi juga mempermudah mereka mengakses atau melakukan streaming yang tentunya penontonnya ya khusus yang sudah memenuhi standar seperti usia di atas 18 tahun dan sebagainya (contohnya hobi nonton konten dewasa). Ini seperti Idol yang punya fansnya sendiri.
Spoiler for 2. Himpitan Ekonomi:
Pengaruh Himpitan Ekonomi
Alasan lain adalah ekonomi, ini juga berlaku mereka yang ada di luar negri seperti Jepang dan Amerika. Apalagi saat pandemi seperti sekarang, memang banyak orang yang dirumahkan. Memaksa mereka mencari penghasilan sendiri. Konten Dewasa tidak bisa dipungkiri memang salah satu penghasil duit yang cepat, selain cepat jika benar sukses, bisa dapat banyak cuan atau dollar. Itu pun jika sukses, di dunia film dewasa Jepang bahkan ada film yang walau sudah telanjang, ternyata tidak laku. Dan modelnya pun mungkin langsung pensiun. P*rnhub sendiri misalnya, juga mempunyai sistem pembayaran kayak Youtube, walau tidak sama sepersis, tentu jumlah follower dan jumlah view juga harus tinggi. Berbeda dengan aplikasi streamer yang mana member bisa beri langsung koin digital ke streamer dewasa agar streamer dewasa mau melakukan apa yang diinginkan penonton membernya itu. Terkadang stremernya juga mengasih tantangan, jika mau melakukan ini maka harus terkumpul koin digital segini yang tentu memancing penontonnya menyumbang lebih banyak.
Kalau menurut kalian apa ya, hal yang menyebabkan maraknya konten dewasa akhir - akhir ini, di sini bukan membahas boleh atau tidaknya menonton konten dewasa karena itu lebih urusan pribadi, dosa tanggung sendiri.