Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
Pak Polisi, Kayaknya Indra Kenz 'Sembunyiin' Asetnya di Sini
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan judi online berkedok trading binary option, satu per satu aset para influencer sekaligus affiliator Binomo disita kepolisian.

Salah satu tersangka penipuan Judi Binari ini adalah Indra Kenz yang diduga memperoleh aset bernilai miliaran rupiah, yang diduga berasal dari kerugian orang-orang yang mengikuti jejak dan arahannya untuk berjudi di platform Binomo.

Sampai saat ini dari laporan 14 korban kepada Kepolisian, total nilai kerugian yang diderita mencapai Rp 25,62 miliar.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki daftar aset Indra Kenz. Daftar tersebut disimpan polisi untuk kemungkinan dilakukan penyitaan ke depannya.

"Ada mobil listrik merk Tesla model 3 warna biru, mobil Ferrari California 2012, rumah di Deli Serdang Sumut seharga kurang lebih Rp 6 miliar, rumah di Medan seharga kurang lebih Rp 1,7 miliar, rumah di Tangerang," kata Whisnu saat dihubungi, dikutip Sabtu (5/3/2022).

Polisi juga berencana menyita sebuah unit apartemen milik Indra Kenz yang ada di Medan, Sumatera Utara. Selain itu, pihak kepolisian akan menyita rekening atas nama Indra Kenz yang dikabarkan menyimpan uang senilai miliaran rupiah.

"Apartemen di Medan seharga kurang lebih Rp 800 juta, 4 rekening atas nama Indra Kesuma, dan Jenius atas nama Indra Kesuma," ujarnya.

Disebut-sebut total aset Indra Kenz ditaksir mencapai Rp 100 miliar. Ini cukup mengagetkan publik mengingat Indra masih berusia 26 tahun. Hanya saja apabila dibandingkan dengan affiliator lainnya yang baru saja ditetapkan menjadi tersangka yakni Doni Salmanan, aset Indra Kenz terlihat lebih 'mini'.

Terbaru, aset Doni berupa rekening yang disita pihak kepolisian disebut mencapai Rp 532 miliar atau hampir 5 kali lebih besar dari aset Indra Kenz.

Publik jadi bertanya-tanya, apakah benar jumlah aset Indra Kenz hanya Rp 100 miliar? Jika ternyata lebih, kira-kira di mana lagi aset Indra Kenz disimpan?

Menariknya dari daftar aset-aset yang disita pihak kepolisian, tidak terdapat aset mata uang kripto yang disita. Padahal di media sosial, Indra Kenz gemar memamerkan portfolio kripto miliknya yang disebut-sebut mencapai miliaran.

[Gambas:Instagram]

Jika merujuk pada sebuah video unggahan di Instagram pelaku pasar Belvin Tannadi yang juga berasal dari Medan sama seperti Indra, aset Indra Kenz di kripto paling tidak bernilai puluhan miliar rupiah.

Hal ini terungkap ketika keduanya sedang membuat konten dan beradu siapa yang menghasilkan uang lebih banyak dalam sebulan dengan menunjukkan profit masing-masing. Belvin menunjukkan cuan sahamnya sedang Indra menunjukkan cuan di wallet kripto miliknya

Postingan tersebut diunggah pada Desember tahun lalu ketika pasar kripto sedang hancur-hancurnya. Namun Indra Kenz tercatat masih mampu menghasilkan cuan selama sebulan sampai Rp 23 miliar dari aset kripto miliknya.

Dari postingan tersebut nampak total nilai portfolio Indra memang disensor. Akan tetapi beberapa token kripto yang terlihat ia miliki antara lain Bitcoin (BTC), Ripple (XRP), BitTorent (BTT), dan MovieBloc (MBL) dengan nilai nominal yang disensor serta Ethereum (ETH) dengan nilai Rp 1,2 miliar.

Meskipun demikian berdasarkan tangkapan layar dari video tersebut, tampak bahwa portfolio Indra Kenz di hari tersebut tercatat naik 1,51% dengan keuntungan sebesar Rp 1.116.992.756. Ini artinya aset Indra Kenz yang berada di portfolio kripto yang ditunjukkan tersebut senilai Rp 73,9 miliar.

Seperti yang sudah diketahui bersama, aset-aset digital seperti token kripto memang memudahkan aktivitas ilegal seperti pencucian uang (money laundering).

Hal ini disebabkan karena aset ini bisa disimpan secara daring maupun disimpan di hard drive sehingga mudah dipindahkan ke manapun tanpa mengenal batasan wilayah.

Selain itu sistem blockchain juga memfasilitasi aspek anonymity. Hal ini berbeda dengan sistem perbankan konvensional ketika mentransfer uang akan sangat mudah dilacak oleh pihak perbankan ataupun kepolisian.

Transaksi token kripto tersimpan di blockchain dan hanya orang yang bertransaksi saja yang bisa mengakses sehingga sangat sulit dilacak.

Untuk kasus Bitcoin misalnya, seorang pengguna bisa menyamarkan address (semacam alamat yang merujuk pada identitas individu) dengan individu lainnya. Dengan mixing ini sangat sulit untuk melacak asal muasal dari mata uang kripto tersebut.

Terakhir, mata uang Bitcoin dkk juga belum banyak diawasi oleh regulator sehingga sangat mudah untuk dijadikan sarana tindakan kriminal seperti pencucian uang.

https://www.cnbcindonesia.com/market...ya-di-sini/amp

Pak Polisi, Kayaknya Indra Kenz 'Sembunyiin' Asetnya di Sini

Pak Polisi, Kayaknya Indra Kenz 'Sembunyiin' Asetnya di Sini

Pak Polisi, Kayaknya Indra Kenz 'Sembunyiin' Asetnya di Sini
muhamad.hanif.2Avatar border
pheeroniAvatar border
xinqAvatar border
xinq dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.4K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan