Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
Produsen: Migor Bukan Tak Ada, Tapi Harga Rp 14 Ribu Sulit!

Produsen: Migor Bukan Tak Ada, Tapi Harga Rp 14 Ribu Sulit!


Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
NEWS 11 March 2022 16:40

Stok minyak goreng kosong di salah satu gerai Alfamidi seputaran Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (11/3/2022). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Stok minyak goreng kosong di salah satu gerai Alfamidi seputaran Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (11/3/2022). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Jakarta, CNBC Indonesia -


Indonesia menjadi salah satu raja produksi minyak sawit terbesar di dunia. Ironinya kondisi dalam negeri masyarakat malah kesusahan mendapatkan minyak goreng di tengah lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi di pasar internasional.

Di sisi lain pemerintah memakai jurus patokan harga tertinggi untuk migor atau HET, tapi harga yang ditetapkan pemerintah sulit dipenuhi oleh mekanisme pasar.

Sebagai bahan baku utama untuk pembuatan minyak goreng, produksi sawit saat ini cukup untuk konsumsi dalam negeri. Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi, menegaskan permasalahan utama krisis minyak goreng bukan dari pasokan, tapi mekanisme harga.

"Krisis minyak goreng itu sama sekali tidak ada kaitan dengan kekurangan bahan baku. Jadi pasokan minyak sawit mentah sebagai bahan baku minyak goreng sudah lebih dari cukup," kata Tofan, kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/3/2022).

Bahkan untuk menjamin ketersediaan pasokan dalam negeri pemerintah juga sudah mengeluarkan kebijakan domestic market obligation dan domestic price obligation. Sehingga tidak ada masalah dari kekurangan pasokan.

Tofan menjelaskan konsumsi minyak dari minyak mentah untuk pemenuhan dalam negeri hanya 35% dari total produksi sekitar 50 juta ton CPO. Sementara 65% - 70% sisanya dijual ke luar negeri.

"Tapi dari 35% itu sudah cukup memenuhi kebutuhan pangan sekitar 8 juta ton dan biodiesel, hingga oleochemical," kata Tofan.

"Kalau dari struktur itu suplai bahan baku migor itu cukup, meski dari tahun ke tahun ada peak season itu masih cukup," katanya.

Tofan mengatakan awalnya persoalan krisis minyak ini karena harga minyak mentah sawit yang tinggi, sehingga harga migor melonjak tajam.

"Makanya ada harga minyak goreng subsidi Rp 14 ribu. Tapi situasi di lapangan banyak berubah karena harga minyak goreng yang tersedia itu hanya yang mahal, sementara yang Rp 14 ribu ini nggak ada," katanya.

Saat ini HET juga ditetapkan Rp 13.500 untuk kemasan sederhana dan Rp 14.000 kemasan premium, dan Rp 11.000 migor curah. Begitu juga dengan kebijakan Domestik Price Obligation atau kewajiban penetapan harga domestik yang ditetapkan Rp 9.300 untuk CPO dan Rp 10.300 untuk olein.

Kebijakan DMO harapannya pasokan bahan baku minyak goreng semakin lancar. "Kalau dengan DMO 30% ini jadi lancar, maka persoalan itu bukan dari supply bahan baku isunya nggak di situ mungkin di jalur distribusi," katanya.

Namun, ada persoalan lain yang terjadi setelah ada DMO, justru memicu kenaikan harga CPO di pasar internasional. "Tapi kemudian DMO juga tidak efektif juga kan, sekarang dinaikkan menjadi 30% dari 20%," jelasnya.

Menurut Tofan kebijakan DMO ini mengakibatkan harga minyak sawit juga melonjak. Sebabnya pasar berspekulasi pasokan minyak sawit dari Indonesia turun


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-14-ribu-sulit

modal sdh diatas 14k dipaksa jual rugi ....
ya ogah lah si produsen
kelayanAvatar border
dexvilsAvatar border
dexvils dan kelayan memberi reputasi
2
1.4K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan