- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Mengintip Ngerinya Aksi Hacker Pro-Ukraina Perang Lawan Rusia


TS
Lockdown666
Mengintip Ngerinya Aksi Hacker Pro-Ukraina Perang Lawan Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di masa kini tak hanya mengandalkan senjata atau bom saja, tapi keahlian di bidang teknologi juga menjadi senjata ampuh untuk menyerang lawan.
Terbukti dari hadirnya ratusan 'pasukan' sukarelawan hacker Ukraina yang kini menjadi kekuatan serangan siber paramiliter dalam menghadapi serangan militer Rusia. Adanya pertahanan siber disebut penting untuk memerangi informasi dan intelijen crowdsourcing.
"Kami benar-benar segerombolan yang mengatur diri sendiri," kata Roman Zakharov, seorang eksekutif TI di pusat tentara digital bootstrap Ukraina, dikutip dari The Star, Senin (7/3/2022).
Kelompok peretas sukarelawan ini menggunakan software yang memungkinkan pemilik ponsel dan komputer di mana saja dapat berpartisipasi dalam serangan penolakan layanan terdistribusi dari Rusia.
Hacker ini juga membuat bot di platform pesan Telegram yang bisa memblokir disinformasi. Layanan ini juga memungkinkan orang melaporkan lokasi pasukan Rusia dan menawarkan instruksi tentang merakit bom molotov dan pertolongan pertama.
Zahkarov menjalankan penelitian di startup otomatisasi sebelum bergabung dengan korps pertahanan digital Ukraina. Grup yang bernama StandForUkraine itu memiliki anggota yang termasuk para insinyur software manajer pemasaran, desainer grafis, dan iklan online. Gerakan ini bersifat global, menarik para profesional TI di diaspora Ukraina.
Para relawan menjangkau orang-ke-orang di Rusia dengan panggilan telepon, email dan pesan teks, serta mengirim video dan gambar tentara yang tewas dari pasukan invasi dari pusat panggilan virtual.
Beberapa dari mereka membangun situs web, seperti situs di mana ibu-ibu Rusia dapat melihat foto orang-orang Rusia yang ditangkap untuk menemukan putra mereka.
Software yang disebut "Liberator" itu memungkinkan siapa pun di dunia dengan perangat digital menjadi bagian dari jaringan serangan DDoS, atau botnet. Pemrogram alat ini mengkode target baru setiap prioritas targetnya berubah.
Tapi apakah itu sah? Beberapa analis mengatakan itu melanggar norma dunia maya internasional. Namun demikian, pengembangnya di Estonia mengatakan mereka bertindak atas kordinasi dengan Kementerian Transformasi Digital Ukraina.
Seorang pejabat tinggi keamanan siber Ukraina, Victor Zhora, bersikeras pada konferensi pers online pertamanya tentang perang bahwa sukarelawan lokal hanya menyerang apa yang mereka anggap sebagai target militer, termasuk sektor keuangan, media yang dikendalikan Kremlin, dan perkeretaapian. Dia tidak membahas target spesifik.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...ng-lawan-rusia
0
588
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan