Foto: Suasana terkini di Ukraina (AP Photo/Oleksandr Ratushniak)


Pemerintah Rusia menuduh Ukraina akan segera melakukan peledakan sebuah reaktor nuklir di wilayah Kharkiv. Hal itu dilaporkan langsung oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Senin (7/3/2022).

Dalam pernyataan itu, Moskow menyebut pasukan Kyiv dan militan battalion Azov akan menghancurkan reaktor di Pusat Penelitian Nasional Institut Fisika dan Teknologi Kharkiv. Ini agar mereka dapat menuduhkan hal itu sebagai serangan yang dilakukan Rusia.

"Militer Ukraina dan gerilyawan batalion Azov berencana meledakkan reaktor dan menuduh Angkatan Bersenjata Rusia diduga meluncurkan serangan rudal pada sistem nuklir eksperimental," kata pernyataan itu dikutip media resmi Rusia, TASS.

"Pada 6 Maret, jurnalis asing tiba di Kharkiv untuk melihat konsekuensi provokasi, diikuti dengan tuduhan Rusia menciptakan bencana lingkungan."

Kharkiv sendiri merupakan kota terbesar kedua di Ukraina. Saat ini, kota itu menjadi medan pertempuran antara Rusia dan Ukraina. Bahkan, serangan rudal sudah terjadi di kota itu sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan serangan pada 24 Februari.

Sementara itu, Rusia sendiri juga dilaporkan pada Jumat lalu melancarkan serangan ke Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia. Pembangkit itu disebut-sebut sebagai yang terbesar di Eropa.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa serangan itu sempat membuat Zaporizhzhia dalam bahaya radiasi. Bahkan, bencana yang dapat ditimbulkan dari serangan itu bisa 10 kali lebih buruk dari Chernobyl.

"Tentara Rusia menembaki PLTN Zaporizhzhia dari semua sisi, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Kebakaran sudah terjadi. Jika meledak, itu akan menjadi 10 kali lebih besar dari Chornobyl!" ujarnya dalam akun Twitter resmi.

Meski begitu, IAEA serta pekerja PLTN itu mengatakan tidak ada ancaman radiasi pasca serangan. Brigade pemadam kebakaran pun juga telah berhasil mengendalikan kerusakan dan kebakaran pascaserangan.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...reaktor-nuklir