Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Spesifikasi Strela-2 | Rudal Panggul Anti Pesawat yang Dikirim Jerman ke Ukraina
Quote:


Pada tanggal 3 Maret 2022 Pemerintah Jerman kembali membuat keputusan untuk kembali memasok senjata ke Ukraina, sebelumnya pada 26 Februari 2022; pemerintah Jerman juga telah menyetujui pengiriman 1.000 senjata anti tank Panzerfaust 3 dan 500 sistem pertahanan anti pesawat Stinger ke Ukraina. Dan kali ini senjata yang dikirim adalah jenis senjata anti pesawat.

Total akan ada 2.700 unit sistem pertahanan udara 9K32 Strela-2 MANPADS (Man Portable Air Defense System) yang akan disiapkan untuk disumbangkan ke Ukraina. Senjata ini merupakan stok lama milik Jerman Timur, di mana setelah runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989; dan kembali bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur; senjata yang dimaksud kemudian disimpan dalam gudang sampai sekarang.

Strela-2 juga banyak digunakan selama perang Soviet-Afghanistan yang juga berakhir pada tahun 1989. Selama perang tersebut, Mesir, China serta negara-negara lainnya dibantu CIA memasok 9K32 Strela-2 buatan Soviet kepada pejuang mujahidin. Pada masanya, senjata anti pesawat ini sukses menyengat helikopter seri Mi milik Soviet.


Senjata Buatan Uni Soviet


9K32 Strela-2 merupakan senjata anti pesawat buatan Soviet, senjata ini merupakan generasi pertama Man-Portable Air-Defense System (MANPADS) yang dibuat oleh Soviet. Strela tepatnya dirancang pada tahun 1964 oleh Kalomna (KBM) di Uni Soviet. Varian pertama yang disebut 93K2 Strela-2 memasuki layanan pasukan Soviet pada 1968, pada perkembangannya varian tersebut kemudian segera digantikan oleh versi 9K32M Strela-2M. Varian kedua ini kemudian dijadikan basis pengembangan produksi massal selanjutnya.

9K32 Strela-2 yang oleh NATO disebut sebagai SA-7 Grail dirancang untuk menghancurkan pesawat di ketinggian rendah, dengan panduan pelacak inframerah pasif, dan kemudian menghancurkannya dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi.

Strela-2 menggunakan rudal yang dipandu inframerah, rudal tersebut memiliki jarak tembak maksimum 3,4 km dengan ketinggian dari 50 m hingga 1,5 km. Rudal tersebut dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi HE (High Explosive) dengan kecepatan sekitar 430 m per detik (Mach 1.4). Strela-2 memiliki panjang 1,44 m dan berat rudal 9,8 kg (sudah termasuk hulu ledak seberat 1,15 kg).

Varian Strela-2M yang ditingkatkan menggunakan propelan dorong yang lebih tinggi untuk mencapai jangkauan 5,5 km dan ketinggian maksimum 4,5 km. Seeker yang ditingkatkan di Strela-2M dapat menyerang semua target udara seperti helikopter dan pesawat bermesin turboprop.


Quote:



SA-7 Grail mampu menghancurkan semua target udara yang terbang di ketinggian rendah seperti helikopter, pesawat tempur, dan UAV (drone). Strela-2 tersebar luas dalam pelayanan dengan banyak tentara di seluruh dunia dan diproduksi di banyak negara berdasarkan lisensi. Jumlah total rudal yang telah diproduksi diperkirakan mencapai 50.000 unit.

Unit peluncuran SA-7 Grail terdiri dari rudal (9K32 & 9K32M), gripstock yang dapat diisi ulang (9P54 & 9P54M), dan baterai termal (9B17). Tabung peluncuran dapat diisi ulang hingga lima kali. Strela-2 juga dilengkapi sistem identifikasi teman atau lawan (IFF/Identification Friend or Foe) yang dapat dipasang pada helm operator. Selanjutnya ada sistem peringatan dini tambahan yang terdiri dari antena RF pasif dan headphone dapat digunakan untuk memberikan isyarat awal tentang pendekatan dan arah pergerakan dari pesawat musuh.

Dengan memakai sistem pemandu pasif infrared, rudal bisa mendeteksi sasaran dengan di atas temperatur 200 hingga 400 derajat celsius, merupakan suhu yang dikeluarkan oleh exhaust nozzle pesawat terbang dan helikopter. Strela juga bisa menghantam target dalam jarak sangat dekat, dengan minimum jarak target harus 18 meter dan ketinggian minimumnya 500 meter.


Quote:



Rudal Strela-2 memiliki dua aileron kontrol persegi panjang di bagian depan, dan empat aileron stabilisasi persegi panjang yang dapat dimiringkan di bagian belakang. Seri awal rudal Strela-2 dilengkapi dengan detektor IR non-pendingin dengan kemungkinan homing terbatas dan tidak memiliki perlindungan terhadap IR decoy dan jammer termodulasi.

Rudal Strela sepenuhnya dikendalikan oleh operator secara manual. Saat rudal meluncur dari tabung, digunakan sistem pembakaran sesaat. Metode penembakan ini harus diwaspadai oleh operatornya, sebab semburan roket bisa mengenai operator Strela.




Strela-2 Korps Marinir TNI AL

Bicara soal Strela, Korps Marinir TNI AL sejatinya juga memiliki senjata satu ini. Menurut artikel indomiliter.comKorps Marinir menerima Strela bersamaan dengan pengadaan 39 kapal perang bekas Jerman Timur yang dibeli sekitar tahun 1990-an. Di balik pembelian kapal itu, ternyata juga menyertakan paket persenjataan yang melengkapi kapal-kapal tersebut. Di antaranya untuk korvet Parchim dan LST Frosch Class dilengkapi dengan 5.000 ton amunisi. Paket 5 ton senjata tersebut juga terdiri dari 1.550 rudal Strela yang canggih di masanya.

Tentang Strela Korps Marinir, senjata ini sudah menjalani upgrade dan kemudian diberi nama AL1. Rudal AL1 juga menjadi senjata anti pesawat yang terpasang di korvet Kelas Parchim TNI AL, jika Strela dilepas dari mountingnya di kapal perang; senjata ini bisa digunakan oleh pasukan infantri.

Varian Strela yang dimiliki Korps Marinir adalah SA-N-5 Grail yang khusus ditempatkan pada kapal perang. SA-N-5 Grail dilengkapi dudukan (mounting fasta) sebagai pelontar rudal. Tipe mounting yang digunakan adalah peluncur Fasta 4M, yang dapat memuat 4 rudal tiap unitnya, tapi umumnya satu peluncur hanya disiapkan dengan 2 rudal.


Quote:



Pada masanya Strela adalah generasi rudal panggul pertama yang dimiliki TNI, khsusunya di segmen rudal anti SHORAD (short range air defence). Strela Korps Marinir juga sudah muncul dalam HUT 50 Tahun ABRI tahun 1995 di Lanud Halim Perdanakusuma. Saat itu Strela dipasang dengan mounting pada truk Unimog, satu truk bisa meluncurkan 2 rudal sekaligus. Strela juga kerap muncul dalam formasi single shooter pada parade HUT TNI.

Sebagai tambahan informasi pada 2 Januari 2022, Strela milik Hamas nyaris menyengat helikopter Apache milik Israel saat sedang berpatroli di sebelah barat kota Gaza. Pada waktu itu tembakan Hamas gagal mengenai helikopter tersebut.



Quote:



Referensi Tulisan: Army Recognition,. indomiliter.com, dan disini
Sumber Foto: sudah tertera di atas
prabas
TuanLi
Split Horizon
Split Horizon dan 10 lainnya memberi reputasi
11
5.1K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan