Jakarta - Lurah Rawabadak Jakarta Utara, Suhaena buka suara soal kabar pemecatan tenaga Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye bernama Jejen Sujana. Dia membantah kalau dirinya memecat Jejen.

"Sebetulnya itu bukan dipecat, karena kontrak PPSU itu kan cuma setahun, nah di akhir tahun itu tidak memenuhi syarat untuk dilanjutkan karena kenapa? Nilainya," kata Suhaena saat dihubungi, Sabtu (6/3/2022).

Suhaena menjelaskan ada tiga persyaratan yang dilihat saat kontrak PPSU hendak diperpanjang. Pertama kata Suhaena sikap disiplin.

"Karena ada tiga persyaratan yang dinilai kalau PPSU. Pertama disiplin itu artinya absensi. Absensi itu ketepatan waktu ketikan masuk dan pulangnya juga gitu jadi nggak boleh ketika dia banyak tidak sesuai waktunya," ujarnya.

Selain itu yakni loyalitas dan tanggung jawab. Menurutnya, Jejen tidak memenuhi syarat tersebut.

"Kemudian kedua loyalitas tingkat kepatuhan ketika dikasih perintah kurang ini dia, jadi sebenarnya saya klarifikasi ya. Kemudian yang ketiga tanggung jawab artinya selesaikan tugasnya kalau dikasih tugas-tugas itu kan ada zona-zona penyapuan di jalan-jalan. Semestinya bukan di situ situ tok tapi kan ini dikasih dua zona untuk dua orang tapi dia hanya mengerjakan satu orang," ucapnya.

Suhaena menuturkan berdasarkan persyaratan tersebut, penilaian tim terhadap Jejen rendah. Sehingga Jejen tidak diperpanjang masa kerjanya.

"Kemudian hasil penilaian dari tim, memang nilainya juga rendah," jelasnya.

Lebih lanjut, Suhaena mengatakan Jejen akhirnya diperkenankan kembali bekerja dengan membuat surat lamaran baru dan syarat mau merubah diri. Suhaena sendiri mengaku heran mengapa Jejen baru mengadu setelah tiga bulan masa kerjanya tidak diperpanjang.

"Itu sebetulnya kalau dipikir-pikir dia bereaksinya Desember itu, kenapa tiga bulan berlalu kok ada begini kan aneh dong kita. Kemarin sudah dipanggil Pak Camat, diberikan kesempatan karena memang kebetulan bulan ini ada yang sakit dan mengundurkan diri sehingga diberikan kesempatan melamar kembali. Di dalam melamar itu akan dipertimbangkan kembali mudah-mudahan setelah dievaluasi mau merubah semua yang kemarin itu," imbuhnya.


Jejen Berjalan Kaki ke Balai Kota untuk Pengaduan

Sebelumnya, Jejen berjalan kaki dari kediamannya di Rumah Susun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, menuju Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat untuk mengadu soal pemutusan kerja sepihak dirinya sebagai anggota PPSU. Jarak perjalanan itu sekitar 15 kilometer.

Jejen berjalan sambil menggunakan seragam oranye khas PPSU disertai atribut lengkap, mulai sepatu boot oranye hingga ikat kepala merah. Selembar kertas karton berwarna merah muda digantung di tas Jejen.

"Saya jalan kaki dari rumah di Rusun Pinus Elok Penggilingan untuk minta keadilan karena kontrak kerja saya diputus sepihak tanpa kejelasan," kata Jejen di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (2/3).

Jejen mengaku kontrak kerjanya diputus secara sepihak tanpa menerima surat pemecatan. Padahal dia telah mengabdi sebagai pasukan oranye selama 4 tahun.

Sebelum mengadu ke Anies, Jejen mengaku sudah menghubungi pihak kecamatan hingga Wali Kota Jakarta Utara. Namun dia mengaku tak mendapatkan jawaban pasti.

Jejen tak bertemu dengan Anies Baswedan. Dia diterima perwakilan TGUPP. Dia berharap bisa mendapatkan pekerjaannya kembali agar bisa menafkahi istri dan kelima anaknya.

https://news.detik.com/berita/d-5970...i-anggota-ppsu

Makanya jangan heran kalo kualitas pelayanan PPSU jauh menurun d zaman pak anies..

Udah jelas2 ga disiplin dan ga perform aja masih tetap d terima kembali.. Hanya karena alasan viral..