Terkini.id, Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan pendakwah kontroversial Ustaz Alfian Tanjung tengah ceramah dan menyebut dirinya sebagai narasumber resmi negara di Kopassus, viral di media sosial.

Video Ustaz Alfian Tanjung klaim dirinya sebagai narasumber resmi Kopassus itu viral usai diunggah pengguna Twitter HASapardan, seperti dilihat pada Rabu 2 Maret 2022.

Dalam narasi cuitannya, netizen itu meminta klarifikasi kepada pihak TNI Angkatan Darat apakah benar Alfian Tanjung merupakan narasumber resmi Kopassus.

“Klarifikasi donx tni_ad Apa benar Alfian Tanjung narasumber resmi AD, Kopassus,” cuit netizen HASapardan.

Sementara, kata netizen, Presiden Jokowi telah mewanti-warni agar TNI-Polri menyaring penceramah agama di lingkungan kedua institusi keamanan negara itu.

“Sementara Presiden Jokowi mewanti-wanti agar bener2 menyaring penceramah agama di lingkungan TNI-Polri,” kata sang netizen.

Ia pun lantas membeberkan bahwa Ustaz Alfian Tanjung merupakan penceramah yang kerap menyebar hoax, fitnah dan provokasi.

“Masa saya harus kasi tau bahwa Alfian Tanjung tukang sebar hoax, fitnah dan provokator,” ungkapnya.

Dilihat dari video itu, tampak awalnya Alfian Tanjung menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah dijajah namun masyarakat tak merasakan hal itu.

“Kalau dalam ilmu penjajahan, kita ini udah dijajah tapi gak berasa. Ini yang saya kebingungan ngomongnya jadinya,” ujar Ustaz Alfian.

Alfian pun lantas mengklaim bahwa dirinya merupakan narasumber resmi negara di institusi TNI AD, Kopassus dan Kesbangpol.

“Padahal saya kebetulan narasumber resmi negara. Narasumber resmi di Angkatan Darat, Kopassus, Kesbangpol,” bebernya.

Sebagai narasumber resmi negara di institusi Kopassus, Alfian Tanjung pun mengaku tak habis pikir mengapa dirinya pernah dipenjara.

“Jadi kalau pakai otak waras, otak saya ini gak mampu mencerna, narasumber resmi masuk penjara,” ujarnya.

https://mobile.

https://makassar.terkini.id/pendakwa...masuk-penjara/

Sebuah pertanyaan besar ini

Seiring perintah JKW ttg dilarang mengundang dai radikal.