Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Rusia Kena Sanksi Setelah Invasi Ukraina, China Pelan-pelan Menjauhi Moskow?
Rusia Kena Sanksi Setelah Invasi Ukraina, China Pelan-pelan Menjauhi Moskow?

Selasa, 1 Maret 2022 13:03 WIB


Rusia Kena Sanksi Setelah Invasi Ukraina, China Pelan-pelan Menjauhi Moskow?
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Cina, 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Cina disebut bakal sedikit menjauhi Rusia, di tengah konflik yang terjadi dengan Ukraina. Sanksi ekonomi yang cukup berat diterapkan oleh Barat terhadap Rusia, membuat posisi Cina menjadi sedikit dilematis.

Kedua negara disebut memiliki hubungan tanpa batas. China yang punya potensi membantu restorasi ekonomi Rusia akibat dampak invasi ke Ukraina, masih dimungkinkan untuk beralih.
Keputusan Rusia invasi Ukraina menyebabkan mata uang Rubel jatuh ke rekor terendah terhadap dolar pada hari Senin, 28 Februari 2022. Rubel tenggelam sebanyak 30 persen di perdagangan Asia.

Menurut Pakar regulasi keuangan di National Chengchi University di Taiwan, Cheng-Yun Tsang, China akan berhati-hati terhadap tindakan apa pun yang dapat mengancam aksesnya ke sistem keuangan internasional. Tsang memberikan catatan, cadangan devisa China turun sekitar US$ 28 miliar (sekitar Rp 401,8 triliun) menjadi US$ 3,22 triliun (Rp 43 kuadriliun) pada Januari tahun ini. China juga sangat bergantung pada sistem SWIFT (sistem pembayaran internasional).

Menurut Tsang, fakta-fakta ini mungkin membawa China ke langkah yang agak bijaksana dalam hal menyediakan pembiayaan dengan Rusia. Sebab China tak mau membahayakan kemampuannya sendiri.
“Kita semua tahu bahwa China memegang cadangan devisa terbesar secara global, dan di antara mereka, dolar AS mendominasi,” kata Tsang kepada Al Jazeera, dilansir pada Selasa, 1 Maret 2022.

Operasi Bank of China di Singapura baru-baru ini juga menghentikan kesepakatan pembiayaan yang melibatkan perusahaan minyak dan perusahaan milik Rusia, demikian laporan Reuters pada Senin, 28 Februari 2022. Bank of China dan Industrial & Commercial Bank of China juga telah membatasi pembiayaan untuk pembelian komoditas Rusia.
Kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis di Hong Kong, Alicia García Herrero berharap Beijing mematuhi sanksi AS sambil terus mendukung ekonomi Rusia, melalui sistem keuangan China. Ihwal bantuan terharap Rusia, García Herrero menyebut Cina dapat meminjamkan uang dalam RMB dengan mempertimbangakan beberapa peraturan.

"Bank-bank Eropa juga masih dapat membiayai impor energi, jadi mengapa bank-bank Cina tidak melakukannya jika bank-bank Eropa akan melakukannya, setidaknya sejauh ini?” katanya kepada Aljazeera.
Beijing memang dinilai akan sulit menemukan keseimbangan, seandainya AS dan sekutunya mendorong sanksi yang lebih berat ke jalurnya. Dampak Ekonomi terhadap Rusia juga akan sangat terasa. Tetapi, beberapa faktor mungkin juga akan menguatkan hubungan keduanya.
Contohnya, di tengah sanksi yang diperkirakan akan memberikan pukulan signifikan terhadap ekonomi Rusia, negeri Beruang Merah masih membuat khawatir negara-negara Barat akan jaminan energi yang dibutuhkannya. Rusia adalah negara dengan produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan produsen gas alam terbesar kedua, yang menyediakan sekitar 40 persen pasokan gas alam Eropa.
Seorang ekonom Asia di Natixis, Gary Ng, mengatakan sanksi saat ini memberi China ruang yang cukup besar untuk melanjutkan perdagangan sah dengan Rusia. Dengan dukungan Cina, tekanan terhadap Rusia pasti akan berkurang, terutama untuk hubungan keuangan. "Rusia terisolasi dan Cina adalah satu-satunya negara dengan kapasitas ekonomi yang dapat menawarkan bantuan, ”kata Ng kepada Al Jazeera.
Menurut Ng, momen sulit sebenarnya akan datang jika AS memperluas cakupan dan memberlakukan sanksi sekunder. Dia memprediksi akan terjadi tarik-menarik antara dukungan China untuk Rusia dengan Barat yang bersedia menekan atau memberikan sanksi sekunder pada China mengingat perannya yang besar dalam perdagangan global.

https://dunia.tempo.co/read/1565910/...kow?page_num=2
Diubah oleh dragonroar 01-03-2022 23:55
0
1.5K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan