- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Setelah Ukraina, Trump Yakin Bahwa Berikutnya Tiongkok Akan Serang Taiwan


TS
dragonroar
Setelah Ukraina, Trump Yakin Bahwa Berikutnya Tiongkok Akan Serang Taiwan

Setelah Ukraina, Trump Yakin Bahwa Berikutnya Tiongkok Akan Serang Taiwan
Medcom • 25 Februari 2022 14:18
New York: Melalui wawancara dengan program radio 'The Clay Travis and Buck Sexton Show', mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan yakin mengatakan Tiongkok akan serang Taiwan, setelah Rusia invasi Ukraina.
“Tiongkok akan menjadi yang selanjutnya,” tegas Trump dengan maksud Tiongkok pasti akan menyerang Taiwan.
Trump menyalahkan pemerintahan Biden yang dianggapnya lemah. “Invasi tidak akan pernah terjadi apabila dirinya menjabat sebagai presiden,” tegas Trump.
Di samping itu, Trump memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menyebutnya sebagai seorang “jenius” karena berhasil mengerahkan pasukan ke Ukraina dengan kedok “garda perdamaian”.
“Ini adalah pria yang sangat cerdas,” ucap Trump mengenai Putin, dilansir dari Yahoo News, Jumat, 25 Februari 2022.
Kedua penyiar radio juga mengejek cuitan Presiden Joe Biden dua tahun lalu yang berbunyi, “Saya satu-satunya orang di bidang ini yang pernah berhadapan langsung dengan (Putin).” Mereka mengklaim invasi Rusia juga terjadi saat pemerintahan Obama, menyiratkan bahwa baik Biden maupun Obama lemah dalam hal kebijakan luar negeri.
Ketika menjabat sebagai presiden, Trump terlibat dalam beberapa urusan Taiwan, terutama dalam hal ekspansi militer.
Trump melakukan sejumlah upaya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Taiwan, termasuk menerima telepon ucapan selamat dari presiden Taiwan atas kemenangannya, dan transaksi senjata miliaran dolar dengan militer Taiwan.
Di bawah pemerintahannya, kantor perwakilan baru senilai USD255 juta (sekitar Rp3,6 triliun) dibuka di Taipei. Bersamaan dengan itu, Trump mengimplementasikan sikap agresif terhadap perdagangan Tiongkok dengan memberlakukan tarif.
Tiongkok dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak 1949, ketika komunis mengambil alih Tiongkok dalam perang saudara. Hingga kini, Taiwan terus menyatakan kemerdekaannya, namun Tiongkok masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dengan status “satu negara, dua sistem”.
Menanggapi perbandingan yang dilakukan masyarakat internasional antara krisis Rusia-Ukraina dan situasi Tiongkok-Taiwan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying kembali menegaskan sentimen “Satu Tiongkok”.
“Taiwan memang bukan Ukraina,” kata Hua. Ia mengatakan Taiwan akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari Tiongkok.
“Ini adalah fakta sejarah dan hukum yang tak bisa dibantah,” lanjut Hua.
Ketegangan meningkat saat kebutuhan Taiwan akan pertahanan militer dipertanyakan di tengah hubungan yang telah buruk dengan Tiongkok. Angkatan udara Tiongkok tampak mengitari langit Taiwan. (Kaylina Ivani)
https://www.medcom.id/internasional/...-serang-taiwan
0
754
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan