Dipublikasikan pada 16 Feb 2022 16:29 PM


INDONESIATODAY.CO.ID - Pembangunan intermediate treatment facility (ITF) Sunter masih dikebut Pemprov DKI. Proyek itu ditargetkan selesai tahun 2025.

Ketua Komisi C DPRD DKI Habib Muhammad bin Salim Alatas menanyakan progres proyek ITF Sunter dalam rapat laporan keuangan tahun anggaran 2021 dan penyerapan penyertaan modal daerah (PMD) serta proyeksi deviden tahun anggaran 2022, Rabu (16/2/2022).

"Progresnya sudah berapa persen, sudah mulai pembangunan kan yang di ITF Sunter?" tanya Habib Muhammad.

"Belum. Dalam satu bulan ini kita akan menetapkan konsultan untuk mendampingi kami untuk meng-exercise lagi tentang financial, me-review dari sisi ke-engineering-annya, juga mendampingi dalam proses pencarian mitra Juli nanti," jawab Direktur Teknik & Pengembangan Jakpro, Mohamad Apriandy.

"Sempat mandek berapa tahun?" kata Habib Muhammad.

"3 tahun. Pada era kami kan ITF yang paling siap di 12 kota hanya ITF Sunter. Karena teknologi sudah ada, lahan sudah ada, kita coba push juga bersamaan juga dengan (ITF) barat," kata Apriandy.

Apriandy kemudian menjelaskan soal progres pembuatan ITF di Jakarta Barat. Dia mengatakan per 14 Februari kemarin tim konsorsium sudah mengirimkan feasibility study ke Dinas Lingkungan Hidup. Nantinya akan dilakukan pengkajian 1 hingga 2 bulan untuk penilaian layak atau tidak.

"Bersamaan itu konsorsium melakukan aksi aksi, karena selama ini belum koordinasi dengan PLN, kemudian amdal, mengurus PJBL.. jadi secara target yang kami bicara dengan konsorsium tahun ini sudah dapat PJBL perjanjian jual beli listrik PLN," katanya.

"Ada potensi tahun ini peletakan batu pertama?" tanya Habib Muhammad.

"Kalau lihat skemanya masih panjang. Untuk financial plus skema pendanaan kan sumber dana konsorsium masih cari pendanaan. Kalau skema yang dipakai itu dia pakai pendanaan dari Jerman, setelah financial plus biasanya 6 bulan setelah FS," kata Apriandy.

Lantas Habib Muhammad kembali menanyakan progres studi kelayakan ITF di Jakbar. Apriandy kemudian menjawab belum selesai karena masih dievaluasi oleh Dinas Lingkungan Hidup.

"Kalau dibandingkan dua penugasan Pergub Jakpro, Pergub 33 ITF Sunter, Pergub 65 Barat yang paling cepat dari sisi skema waktu memang Sunter. Teknologi sunter secara desain didesain seperti itu, secara teknologi dipertanyakan 2.200 ton itu bisa mampu untuk manuver dengan luas 3,3 hektare. Di bawah Sunter ada bunker 6.600 ton, dan bunker itu di bawah tanah," tutur Apriandy.

Habib Muhammad kemudian meminta agar proyek ITF di Jakarta bisa segera dituntaskan. Hal itu untuk meminimalisir anggaran kompensasi bau Bantargebang ke Pemkot Bekasi.

"Segeralah, biar kita sudah mulai actionnya. Action Sunter, action Jakbar ada kemungkinan uang bau kita ke Bekasi bisa manfaat," kata Habib Muhammad.

Apriandy kemudian menerangkan PJBL dengan PLN jadi hal penting untuk memulai proyek ITF ini. Dia mengatakan berdasarkan tim konsorsium, PJBL itu akan rampung Oktober nanti.

"Ditargetkan dengan teman-teman konsorsium PJBL itu di Oktober," paparnya.

Anggota DPRD DKI Andyka kemudian menanyakan lagi soal kapan pastinya ITS Sunter bisa selesai. Apriandy lalu menjawab ITF Sunter ditargetkan bisa mulai berproduksi di tahun 2025.

"ITF Sunter kapan mulai produksi komersil?" tanya Andyka.

"ITF Sunter kalau ditanya kapan selesai, jika memang proses tender pencarian mitra selesai di bulan Juli dan kita bisa melakukan pekerjaan di bulan akhir tahun, insyaallah 3 tahun dari tahun 2022 ini, di tahun 2025 sudah bisa berproduksi," ucapnya.

(idn/imk) itf sunter jakpro pemprov dki

INDONESIATODAY

proyek strategis kagak dilaksanakan, ITF ini untuk kepentingan semua warga, dan kebijakan ITF mungkin bisa membawa anies ke kursi presiden dibandingkan foemula e