- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ULAS ISLAM! Hidup Berdampingan Dengan Binatang/Hewan


TS
albyabby91
ULAS ISLAM! Hidup Berdampingan Dengan Binatang/Hewan
ULAS ISLAM! Hidup Berdampingan Dengan Binatang/Hewan

Beberapa waktu yang lalu ada sebuah peristiwa yang menghebohkan terjadi di Aceh yang sempat menimbulkan pro dan kontra. Kejadian tersebut bermula dari keinginan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk membuat suatu aturan yang tidak membolehkan orang memelihara anjing dan seluruh anjing yang hidup di daerah tersebut harus di musnahkan karena menurut mereka, anjing adalah binatang yang najis dan tidak layak seorang muslim atau umat Islam memelihara anjing. Yang paling menghebohkan kemudian adalah bahwa muncul streotype dari sekelompok masyarakat tertentu yang menganggap anjing itu adalah binatang yang buruk sehingga menyiksa atau membunuhnya adalah boleh-boleh saja bahkan harus.
Berangkat dari beberapa survey yang di lakukan oleh beberapa lembaga pemerhati binatang, sebuah fakta mencengangkan menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling banyak menampilkan atau memproduksi konten tentang penyiksaan binatang di media sosial. Hal tersebut kemudian oleh beberapa pihak dianggap tidak mencerminkan kondisi sosial dan masyarakat Indonesia yang terkenal ramah dan santun. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim di dunia, yang mana dalam ajaran Islam tidak di benarkan untuk memperlakukan binatang dengan tindakan yang semena-mena apalagi menyiksa. Lalu, bagaimanakah seharusnya manusia, khususnya umat Islam memperlakukan binatang? Bagaimanakah ajaran Islam tentang hubungan manusia dan binatang? Untuk lebih mengetahui tentang hal tersebut, berikut ulasan selengkapnya.
Dalam sebuah wawancara di acara Shihab dan Shihab di akun Youtube presenter kondang Najwa Shihab yang tayang pada 6 November 2021 lalu, Prof. Quraish Shihab yang juga ayah kandung dari mbak Nana (panggilan untuk Najwa Shihab), seorang Ulama dan pakar ilmu Tafsir Pusat Studi Al Quran memberikan penjelasannya.
Beliau menuturkan bahwa ada sekitar 200 ayat yang terkandung dalam Al Quran yang membahas tentang hubungan antara manusia dan hewan atau yang berbicara tentang hewan. Dari 114 surat dalam Al Quran, ada 6 suratnya yang di beri nama dengan nama hewan. Laba-laba, semut, sapi, gajah, lebah dan binatang ternak lainnya adalah sederet dari nama-nama binatang atau hewan yang di gunakan untuk menamai ayat dalam Al Quran. Banyak pula ayat-ayat Al Quran yang memberikan tuntunan mengenai perlakuan terhadap binatang. Salah satu contoh yang ingin di garisbawahi oleh Prof. Quraish misalnya, bahwa Al Quran memberikan penjelasan yang menyatakan binatang-binatang itu adalah umat-umat juga seperti manusia dan punya masyarakat yang sama dan perasaan yang sama seperti manusia. Walaupun tidak secara langsung dinyatakan, namun Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk menjaga perasaan binatang, misalnya dengan tidak memisahkannya dengan induknya, atau memukulnya dengan keras.
Lebih lanjut, Al Quran memberikan perintah untuk memberikan makananan dan tempat tinggal kepada hewan yang tidak mampu mencari makan atau tempat tinggalnya sendiri. Nabi Muhammad SAW secara jelas memberikan ancaman bagi mereka yang tidak memberikan makan kepada binatang atau menahannya dari mencari makan sendiri atau mengurungnya. Ada kisah lain mengenai seseorang yang masuk surga disebabkan oleh memberi minum anjing yang merasa kehausan di sebuah padang pasir. Sebaliknya, ada juga seseorang yang masuk neraka karena mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa seorang muslim tidak dibenarkan memperlakukan binatang semena-mena bahkan diancam dengan ancaman yang paling dahsyat yakni neraka. Beberapa larangan lainnya misalnya, seorang muslim tidak boleh menjadikan binatang sebagai sasaran untuk latihan menembak, mengasah pisau atau alat potong setajam mungkin sebelum menyembelihnya tetapi tidak di benarkan mengasah di depan binatang tersebut atau tidak boleh di lihat oleh binatang tersebut. Penyiksaan terhadap anjing misalnya, itu sama sekali tidak dibenarkan oleh tuntunan agama.
Menyikapi soal fenomena anjing, Prof. Quraish memberi penjelasan bahwa tidak semua ulama menganggap anjing itu najis. Beliau memberi contoh bahwa dalam mazhab Maliki misalnya, para ulama dalam mazhab ini tidak menganggap anjing itu najis. Namun di sisi lain ada mazhab Syafii yang memberlakukan aturan yang ketat mengenai anjing. Ada perbedaan pandangan mazhab mengenai anjing tetapi semua sepakat bahwa memelihara anjing untuk menjaga rumah dan berburu adalah di benarkan dalam Al Quran dan harus di beri hak dan jangan menyiksanya. Jadi, bukan saja sangat Islami tetapi sangat tidak manusiawi orang yang menyiksa binatang apalagi sebenarnya binatang sebenarnya bersahabat dengan manusia.
Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/1521926...kiti-siapa-pun
https://www.kompas.com/wiken/read/20...dunia?page=all

Beberapa waktu yang lalu ada sebuah peristiwa yang menghebohkan terjadi di Aceh yang sempat menimbulkan pro dan kontra. Kejadian tersebut bermula dari keinginan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk membuat suatu aturan yang tidak membolehkan orang memelihara anjing dan seluruh anjing yang hidup di daerah tersebut harus di musnahkan karena menurut mereka, anjing adalah binatang yang najis dan tidak layak seorang muslim atau umat Islam memelihara anjing. Yang paling menghebohkan kemudian adalah bahwa muncul streotype dari sekelompok masyarakat tertentu yang menganggap anjing itu adalah binatang yang buruk sehingga menyiksa atau membunuhnya adalah boleh-boleh saja bahkan harus.
Berangkat dari beberapa survey yang di lakukan oleh beberapa lembaga pemerhati binatang, sebuah fakta mencengangkan menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling banyak menampilkan atau memproduksi konten tentang penyiksaan binatang di media sosial. Hal tersebut kemudian oleh beberapa pihak dianggap tidak mencerminkan kondisi sosial dan masyarakat Indonesia yang terkenal ramah dan santun. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim di dunia, yang mana dalam ajaran Islam tidak di benarkan untuk memperlakukan binatang dengan tindakan yang semena-mena apalagi menyiksa. Lalu, bagaimanakah seharusnya manusia, khususnya umat Islam memperlakukan binatang? Bagaimanakah ajaran Islam tentang hubungan manusia dan binatang? Untuk lebih mengetahui tentang hal tersebut, berikut ulasan selengkapnya.
Dalam sebuah wawancara di acara Shihab dan Shihab di akun Youtube presenter kondang Najwa Shihab yang tayang pada 6 November 2021 lalu, Prof. Quraish Shihab yang juga ayah kandung dari mbak Nana (panggilan untuk Najwa Shihab), seorang Ulama dan pakar ilmu Tafsir Pusat Studi Al Quran memberikan penjelasannya.
Beliau menuturkan bahwa ada sekitar 200 ayat yang terkandung dalam Al Quran yang membahas tentang hubungan antara manusia dan hewan atau yang berbicara tentang hewan. Dari 114 surat dalam Al Quran, ada 6 suratnya yang di beri nama dengan nama hewan. Laba-laba, semut, sapi, gajah, lebah dan binatang ternak lainnya adalah sederet dari nama-nama binatang atau hewan yang di gunakan untuk menamai ayat dalam Al Quran. Banyak pula ayat-ayat Al Quran yang memberikan tuntunan mengenai perlakuan terhadap binatang. Salah satu contoh yang ingin di garisbawahi oleh Prof. Quraish misalnya, bahwa Al Quran memberikan penjelasan yang menyatakan binatang-binatang itu adalah umat-umat juga seperti manusia dan punya masyarakat yang sama dan perasaan yang sama seperti manusia. Walaupun tidak secara langsung dinyatakan, namun Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk menjaga perasaan binatang, misalnya dengan tidak memisahkannya dengan induknya, atau memukulnya dengan keras.
Lebih lanjut, Al Quran memberikan perintah untuk memberikan makananan dan tempat tinggal kepada hewan yang tidak mampu mencari makan atau tempat tinggalnya sendiri. Nabi Muhammad SAW secara jelas memberikan ancaman bagi mereka yang tidak memberikan makan kepada binatang atau menahannya dari mencari makan sendiri atau mengurungnya. Ada kisah lain mengenai seseorang yang masuk surga disebabkan oleh memberi minum anjing yang merasa kehausan di sebuah padang pasir. Sebaliknya, ada juga seseorang yang masuk neraka karena mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa seorang muslim tidak dibenarkan memperlakukan binatang semena-mena bahkan diancam dengan ancaman yang paling dahsyat yakni neraka. Beberapa larangan lainnya misalnya, seorang muslim tidak boleh menjadikan binatang sebagai sasaran untuk latihan menembak, mengasah pisau atau alat potong setajam mungkin sebelum menyembelihnya tetapi tidak di benarkan mengasah di depan binatang tersebut atau tidak boleh di lihat oleh binatang tersebut. Penyiksaan terhadap anjing misalnya, itu sama sekali tidak dibenarkan oleh tuntunan agama.
Menyikapi soal fenomena anjing, Prof. Quraish memberi penjelasan bahwa tidak semua ulama menganggap anjing itu najis. Beliau memberi contoh bahwa dalam mazhab Maliki misalnya, para ulama dalam mazhab ini tidak menganggap anjing itu najis. Namun di sisi lain ada mazhab Syafii yang memberlakukan aturan yang ketat mengenai anjing. Ada perbedaan pandangan mazhab mengenai anjing tetapi semua sepakat bahwa memelihara anjing untuk menjaga rumah dan berburu adalah di benarkan dalam Al Quran dan harus di beri hak dan jangan menyiksanya. Jadi, bukan saja sangat Islami tetapi sangat tidak manusiawi orang yang menyiksa binatang apalagi sebenarnya binatang sebenarnya bersahabat dengan manusia.
Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/1521926...kiti-siapa-pun
https://www.kompas.com/wiken/read/20...dunia?page=all







pixecute dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan