Setelah memutuskan untuk tidak membeli Su-35 buatan Rusia, perlahan-lahan berita akuisisi persenjataan Mesir terus muncul ke permukaan. Pada thread sebelumnya TS pernah mewartakan jika Mesir telah sepakat membeli 12 unit C-130 Super Hercules dan 3 unit radar SPS-48 LBR dari AS. Dan kini kabar terbaru mengatakam jika Negeri Piramid sepakat untuk membeli self propelled howitzer K9 Thunder buatan Korea Selatan (Korsel).

Mengutip pemberitaan media Korsel Yonhap News Agency, Mesir dan Korsel telah sepakat untuk kontrak akuisisi K9 Thunder dengan nilai kontrak US$ 1,65 miliar. Dengan begitu, Mesir menjadi negara Afrika pertama yang membeli alutsista tersebut, dan untuk pertama kalinya juga produk Korsel menembus pasar Afrika. Namun, sampai saat ini belum diketahui berapa unit nantinya yang akan dijual.

Hanwha Defense, selaku produsen K9 bersama Kementerian Pertahanan Mesir menandatangani kesepakatan ekspor K9 di Artillery House, sebuah fasilitas militer di Kairo pada akhir Januari lalu. Kontrak tersebut mengakhiri lebih dari 10 tahun pembicaraan terus-menerus yang telah dilakukan oleh kedua negara, pasalnya Mesir telah mengincar K9 semenjak 2010.

Menurut Defense Acquisition Program Administration (DAPA), kesepakatan akuisisi itu termasuk produksi K9 di Mesir dan transfer teknologi. Kesepakatan itu akan menjadikan Mesir negara asing kedelapan yang mengadopsi sistem K9. Negara lain yang memilih sistem tersebut adalah Turki, Polandia, India, Norwegia, Finlandia, Estonia, dan Australia. Untuk Australia mereka akan membeli 30 unit K9 Thunder dan 15 K10 Armored Amunition Resupply Vehicle (AARV) senilai US$ 1 miliar. Alutsista yang akan diproduksi secara lokal di Australia tersebut diberi label AS9 Huntsman Howitzer dan AS10 Armored Amunition Resupply Vehicle (AARV). Saat ini Inggris dikabarkan juga tertarik untuk meminang K9 Thunder.





K9 yang punya nama kesayangan "Thunder"awalnya didesain oleh Hanwha Techwin (kini Hanwha Defense), yang sebelumnya dikenal sebagai Samsung Techwin. Desain howitzer ini didasarkan pada rancangan M109 Paladin, self propelled howitzer beroda rantai buatan AS. Di mana howitzer tersebut juga digunakan oleh satuan Armed TNI AD. Kontrak pertama untuk sistem artileri K9 diberikan kepada Samsung Aerospace Industries pada 22 Desember 1998. Howitzer pertama kemudian diluncurkan pada 17 Desember 1999 dan ditugaskan ke Korps Marinir Republik Korea di Yeonpyeongdo.

K9 sendiri memiliki lima awak, termasuk pengemudi yang duduk di sisi kiri depan lambung dan empat orang lain di bagian turret yang terdiri dari komandan, penembak, asisten penembak, dan pemuat amunisi.

Lambung dan turret K9 terbuat dari konstruksi lapis baja yang memberikan perlindungan terhadap tembakan senjata 14.5 mm armor-piercing, tekanan dan ledakan 155 mm HE (High Explosive) serta ranjau anti personel.





Kendaraan ini digerakkan dengan mesin diesel berpendingin air 8-silinder MTU MT 881 Ka-500 yang menghasilkan tenaga maksimal 1.000 hp. Tenaga itu lantas dikimpoikan dengan transmisi Allison ATDX1100-5A3. K9 dapat digeber sampai kecepatan maksimum 67 km/jam dengan daya jelajah maksimum 360 km.

Persenjataan utama K9 terdiri dari satu meriam artileri CN98 155 mm kaliber 52 yang diproduksi oleh Kia Heavy Industry dan memiliki jarak tembak maksimum 40 km menggunakan amunisi dasar K307. Jika memakai munisi HE (High Explosive) dapat meontarkan proyektil tersebut hingga jarak 30 km. Sementara dengan munisi P-ICM base bleed, jangkauan tembaknya adalah 38 km. Sementara dengan munisi BB+RAP extended range, bisa mencapai jarak 56 km.